yang tertutup dan kesalahan dalam pengelolaan. Tidak banyak daerah yang mampu mengelola potensi berbagai jenis pendapatan daerah secara maksimal, sehingga
mampu secara nyata dan bertahap mewujudkan kemandirian keuangan daerah.
18
Peneliti menggunakan teori politik anggaran untuk melihat bagaimana peran pemerintah dalam mewujudkan anggaran yang baik bagi pembangunan daerah di
Kota Lhokseumawe. terutama untuk melihat bagaimana pengalokasian anggaran di pemerintah Kota Lhokseumawe dalam pengarusutamaan gender, apakah anggaran
yang telah diputuskan dalam APBD Kota Lhokseumawe sudah memiliki manfaat yang sama antara laki-laki dan perempuan.
1.6.2 Teori Gender
Gender adalah sebuah bentuk perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan yang lebih bersifat perilaku behavioral differences yang dikonstruksi secara sosial
dan kultural dan berlangsung berubah dari waktu ke waktu dan tidak bersifat universal, yang artinya antara masyarakat yang satu dengan yang lain mempunyai
pengertian yang berbeda-beda dalam memahami gender. Gender berbeda dengan istilah seks. Seks menunjukkan pada perbedaan jenis kelamin yang secara biologis
melekat pada diri perempuan dan laki-laki.
19
18
http:bisniskeuangan.kompas.com, Politik Anggaran 2012 Fokus Ketersediaan, Diakses Pada kamis,04 Juni 2015.
Perempuan secara alamiah tidak dapat
19
Mansour Fakih.2001. Analisis Gender Transformasi Sosial.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.hal 71- 72.
berubah dan merupakan kodrat yang diberikan dari sang pencipta dan tidak dipertukarkan atau diubah oleh manusia.
Gender adalah perbedaan peran,status dan pembagian kerja yang dibuat oleh masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Antara perempuan dengan laki-laki terjadi
perbedaan, dimana perbedaan antara perempuan dan laki-laki tidak hanya terbatas pada perbedaan biologis. Misalnya perempuan sering digambarkan sebagai sosok
yang manis, lemah lembut, tidak agresif, penyayang dan mengalah. Sebaliknya dengan laki-laki sering ditampilkan dalam sosok yang kuat, kekar.agresif dan
dominan. Perbedaan antara perempuan dan laki-laki bukan saja terjadi pada perbedaan biologis saja, akan tetapi tercermin dalam pengkotakan. Pengkotakan
dalam jenis perkerjaan yang sering dikenal dengan istilah pembagian kerja seksual.
20
Perbedaan gender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender gender inequalities. Namun yang terjadi persoalan
ternyata perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan, baik kaum laki- laki dan terutama terhadap kaum perempuan. Untuk memahami bagaimana perbedaan
gender menyebabkan ketidakadilan gender melalui pembagian manifestasi ketidakadilan yang ada. Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam berbagai
bentuk ketidakadilan, yakni : marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau anggapan tidak penting dalam keputusan politik, dan pembentukan.
20
Listiani,Rustam Ependi,Jumardi dan Swaldi.2002.Gender komunitas Perempuan Perdesaan Kondisi nyata yang terjadi dilapangan.Medan:Bitra Indonesia.hal 55-56.
Stereotipe atau melalui pelabelan negatif, kekerasan violence, beban kerja lebih panjang dan lebih banyak burden, serta sosialisali ideologi nilai peran gender.
21
Pengambilan kebijakan untuk merancang program yang benar-benar memperdayakan kaum perempuan terus diperbaiki, mulai dari WID women in
development kemudian WAD women and development dan GAD gender and development. Women and development muncul sebagai kritik terhadap teori
modernisasi dan women in development sebagai aplikasi teori ketergantungan. Women and development berargumentasi bahwa perempuan selalu merupakan bagian
dari pembangunan dan mencari hubungan antara perempuan dengan proses pembagunan. Pendekatan women and development ini selanjutnya diperbaiki dengan
pendekatan gender and develoment. Gender and development menempatkan posisi yang seimbang antara laki-laki dan perempuan. Dalam peran Negara sangat
berpengaruh terhadap penempatan posisi perempuan. Pendekatan gender and development bertujuan untuk memandukan keinginan dan kepentingan laki-laki dan
perempuan dalam kegiatan pembangunan. Dalam teori gender ini adanya pendekatan pembangunan, Pemerintah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan perempuan. Namun jika diperhatian dalam program tersebut belum memberikan implikasi pada perempuan secara menyeluruh.
22
21
Ibid,Hal 12
22
Rahayu Relawati.2011.Konsep dan Aplikasi Penelitian Gender.Bandung:Cv.Muara Indah.Hal 12
Dalam kesetaraan dan keadilan gender bukan saja menjadi perhatian kaum perempuan, tetapi telah menarik perhatian para ahli dan politisi Edward Wilson dari
Harvard University, yang membagi perjuangan kaum perempuan secara sosiologis atas tiga kelompok besar yaitu : teori nurture konstruksi budaya, teori nature
alamiah dan teori equilibrium. Dari ketiga teori tersebut, yang relevan dalam masalah politik anggaran berbasis pengarustamaan gender ialah teori nurture.
1. Menurut teori nurture ini, adanya perbedaan perempuan dan laki-laki pada
hakikatnya adalah hasil konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran tugas yang berbeda. Perbedaan tersebut menyebabkan perempuan selalu
tertinggal dan terabaikan peran dan konstribusinya dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perjuangan untuk persamaan
dipelopori oleh orang-orang yang konsen memperjuangkan kesetaraan perempuan dan laki-laki yang cendrung mengejar kesamaan, kemudian
dikenal dengan istilah kesamaan kuantitas perfect equality. Teori nurture tersebut sulit dicapai karena berbagai hambatan, baik dari nilai agama maupun
budaya. Karena itu, aliran nurture melahirkan paham sosial konflik yang memperjuangkan kesamaan proposional dalam segala aktivitas masyarakat
seperti di tingkatan manajer, menteri, milliter, DPR, partai politik dan bidang lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibuatlah program khusus
affirmative action guna memberikan peluang bagi pemberdayaan perempuan
yang kadang kala berakibat timbulnya reaksi negatif dari kaum laki-laki. Karena tidak yakin terhadap perjuangan tersebut.
2. Pada teori nature ialah adanya perbedaan perempuan dan laki-laki dalam
kodrat, sehingga tidak dapat berubah dan bersifat universal. Perbedaan biologis ini memberikan indikasi dan implikasi bahwa di antara kedua jenis
tersebut memiliki peran dan tugas yang berbeda. Baik perempuan maupun laki-laki memiliki perbedaan kodrat sesuai dengan fungsinya masing-masing.
3. Teori equilibrium, terdapat paham kompromistis yang dikenal dengan
keseimbangan yang menekan pada konsep kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan antara perempuan dan laki-laki.
23
Peneliti menggunakan teori nurture, karena teori nurture relevan terhadap masalah politik anggaran berbasisi pengarustamaan gender. Pada hakikatnya, dalam
mengembangkan dan memantangkan berbagai potensi pada diri perempuan dapat memanfaatkan hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki sebagai sumber daya
pembangunan. Namun hingga kini masih dirasakan adanya kesenjangan gender atau bias gender dalam berbagai sektor pembangunan sehingga posisi dan kondisi kaum
perempuan belum setara dengan laki-laki. Selain itu teori ini menjelaskan bagaimana kesetaraan perempuan dan laki-laki terhadap peran dan tugas yang berbeda di dalam
kehidupan.
23
Dra.Sri Sundari Sasongko.Konsep dan teori gender.Jakarta:BKkbN.hal 17
1.6.3 Teori Kebijakan Publik