Anggaran-anggaran untuk Pengarusutamaan Gender

oleh sebab itu pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe belum di jalankan dengan baik. 37

3.2 Anggaran-anggaran untuk Pengarusutamaan Gender

Program pengarustamaan gender tersebut berasal dari turunan Inpres nomor 9 tahun 2000 yang di salurkan di setiap daerah provinsi, kabupaten dan kota. Dalam daerah Kota Lhokseumawe program pengarustamaan gender ini masih dalam bawahan peraturan Gubernur Aceh yang dilaksanakan ataupun dijalankan oleh dinas pemberdayaan perempuan Kota Lhokseumawe. Dalam pemerintah Kota Lhokseumawe memiliki 12 dinas yang di berikan anggaran disetiap dinas tersebut termasuk pada dinas pemberdayaan perempuan yang memiliki program pengarustamaan gender. Dalam jumlah anggaran yang terdapat dalam RPJM Kota Lhokseumawe tahun 2012 sampai dengan 2017 dengan kondisi konerja pada awal RPJM tahun 2012 mencapai anggaran sebesar Rp. 556,108,188 selanjutnya kondisi kinerja pada akhir periode RPJM mencapai Rp. 1.952,814,985. Tabel 3.2 Anggaran dalam RPJM dinas pemberdayaan perempuan Capaian kinerja program dan kerangka perdanaan Program prioritas pembangunan Indikator kinerja program outcome Kondisi kinerja pada awal RPJMD 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi kinerja pada akhir RPJMD 37 Hasil wawancara 3 Badan pemberdayaan perempuan,pe rlindugan anak dan keluarga sejahtera 556,108,1 88 687,215, 400 1.807,5 89,670 1.747, 439,15 4 1.883, 535,61 1 2.014 ,973, 169 1,952,814,985 Dalam anggaran yang di salurkan pemerintah Kota Lhokseumawe memiliki nominal yang cukup besar untuk setiap program di dinas pemberdayaan perempuan, dimana anggaran pada awal RPJMD tahun 2012 sebesar Rp. 556,108,188 dan pada tahun 2012 ini untuk program pengarustamaan gender belum dimasukkan, dikarenakan pada tahun 2012 ini awal periode baru untuk pemerintah Kota Lhokseumawe dan hanya menuntaskan program-program yang sudah di bentuk seperti meningkatkan kaum-kaum perempuan dalam kualitas hidup dan peran posisi perempuan dalam pembangunan. Selanjutnya pada tahun 2013 anggaran yang dimiliki meningkat mencapai Rp. 687,215,400 namun pada tahun 2013 sudah terbentuknya program pengarustamaan gender di Kota Lhokseumawe, tetapi belum di jalankan dengan baik oleh dinas pemberdayaan perempuan. Pada tahap awal sosialisasi di tahun 2013 ini membutuhkan anggaran sekitar Rp. 97,162,000 dari anggaran yang dimiliki Dinas pemberdayaan perempuan. Pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe dalam membentuk kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Pada tahun 2014 anggaran yang di miliki meningkat mencapai 1.807,589,670 untuk keseluruhan program-program pada dinas pemberdayaan perempuan, namun pada tahun 2014 ini yang sudah terbentuknya program pengarustamaan gender ini tahap awal di Kota Lhokseumawe melalui tahap sosialisai di masyarakat Kota Lhokseumawe melalui masyarakat gampong atau desa di Kota Lhokseumawe tentang makna dari program pengarustamaan gender tersebut. pada tahun 2014 pencapaian dana meningkat dari tahun sebelumnya, tahun 2014 ini dana yang dibutuhkan mencapai Rp.462,520,100 dengan rata-rata target yang di buat oleh dinas pemberdayaan perempuan dengan program-program pengarutamaan gender harus mencapai 100 . Pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2015 program pengarustamaan gender ini masih dalam tahap sosialisasi di Kota Lhokseumawe, namun sudah sedikit meningkat di bandingkan dengan tahun yang lalu. Pada tahun 2015 ini program pengarustamaan gender sudah terkait dalam segala program di dinas pemberdayaan perempuan dengan mengadakan tahap peningkatan ekonomi bagi ibu-ibu rumah tangga melalui usaha menengah dan memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak di Kota Lhokseumawe. pada program pengarustamaan gender di Kota Lhokseumawe ini yang masih dikembangkan usaha-usaha kecil menengah bagi laki- laki dan perempuan untuk membatasi kemiskinan dalam rumah tangga dan kesehatan ibu dan anak di Kota Lhokseumawe. Anggaran yang dibutuh pada tahun 2015 ini juga sedikit menurun di bandingkan dengan anggaran-anggaran sebelumnya, anggaran pada tahun 2015 ini mencapai Rp. 412,346,105 , dikarenakan pada tahun 2015 tersebut adanya penambahan anggaran dari pihak DPRK Lhokseumawe namun tidak untuk dinas pemberdayaan perempuan dan program pengarustamaan gender. Namun anggaran yang dimiliki dinas pemberdayaan perempuan menurut ibu yulia sudah memenuhi dalam program pengarustamaan gender, tetapi program pengarustamaan gender tersebut dalam meningkatkan keadilan dan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di Kota Lhokseumawe tetap di jalankan walaupun anggaran yang di khususkan untuk gender tersebut belum ada di Kota Lhokseumawe karena program pengarustamaan gender tersebut masih masuk dalam program RPJMD dan masih mengikuti peraturan Gubernur Aceh tentang perencanaan dan penganggaran responsif gender pada satuan kerja perangkat Aceh. Selanjutnya adanya rencana kerja untuk tahun 2016 dan 2017 dalam RPJMD Kota Lhokseumawe dan masih menjalankan program pengarustamaan gender dengan tahap yang lebih dalam lagi, dengan anggaran perkiraan pada tahun 2016 ini mencapai Rp. 477,403,410, dimana pada tahun 2016 ini perkiraan anggaran meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 sampai dengan 2015. Pada tahun 2016 ini program pengarustamaan gender yang dikatakan oleh dinas pemberdayaan perempuan masih dalam tahap sosialisasi namun lebih di perluas di gampong-gampong di seluruh Kota Lhokseumawe dengan mengadakan seperti pelatihan bagi ibu-ibu dan membagikan pelatihan untuk usaha- usaha kerajinan yang bisa di kuasai untuk ibu-ibu rumah tangga di Kota Lhokseumawe. selanjutnya pencapaian kinerja dalam program pengarustamaan gender di Kota Lhokseumawe ini pada tahun 2017 dengan anggaran mencapai Rp.472,823,581. Dengan capaian kerja untuk program pengarustamaan geder ini mencapai 100 dari keseluruhan bidang yang terkait dalam pengarustamaan gender tersebut. Dimana pada tahun 2017 ini pihak dinas pemberdayaan perempuan memiliki target untuk meningkatkan peranan antara laki-laki dan perempuan dalam pembangunan di Kota Lhokseumawe. Dalam anggaran untuk pengarusutamaan gender yang dibentuk dalam sebuah program itu sangat Penting, karena dengan adanya di keluarkan program pengarusutamaan gender dalam Inpres nomor 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender dan keputusan kemendagri nomor 135 tahun 2003 tentang pedoman umum pelaksanaan pengarusutamaan gender dalam pembangunan daerah. Bahwa dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di daerah masih terdapat kesenjangan gender baik dalam perencanaan, pelaksanaan,penganggaran, pemantauan dan evaluasi maupun dalam pengambilan keputusan dan kebijakan publik. 38 38 Hasil wawancara 1 karena itu terkait tentang bagaimana pemerintah Lhokseumawe mendukung badan pemberdayaan perempuan, dimana badan yang dibentuk dalam pemerintah Indonesia untuk mendukung mempromosikan perlindungan dan kekerasan terhadap perempuan itu kewajiban bagi pemerintah untuk memenuhi hak-hak konsitusi perlindungan terhadap perempuan. Kalau di lihat dari konsitusional 14 rumpun yaitu : hak atas kewarganegaraan, hak atas hidup, hak unutk mengembangkan diri, hak atas kemerdekaan pikiran dan kebebasan memilih, hak atas informasi,hak atas kerja dan penghidupan layak, hak atas kepemilikan dan perumahan, hak atas kesehatan dan lingkungan sehat,hak berkeluarga,hak atas kepastian hukum dan keadilan,hak bebas dari ancaman,diskriminasi dan kekerasan,hak atas perlindungan,hak atas memperjuangkan hak, hak atas pemerintah. Dilihat dari 14 rumpun di atas bahwasanya perempuan dan laki-laki itu sama dalam pengambilan keputusan dan pendapatan hak-hak kewajiban. Pemerintah daerah ini punya kewajiban untuk terus mendukung hak-hak laki-laki dan perempuan. Dilembaga swadaya masyarakat dalam kapasitas bukan yang wajib melakukan tetapi bagian dari masyarakat dan kemudian mendorong sehingga pemerintah daerah bertanggung jawab untuk dilindungi hak-hak perempuan. Namun dalam 14 rumpun tersebut tidak berbicara untuk perempuan, tetapi diberlakukan sama antara laki-laki dan perempuan. Karena kebijakan itu bersikap diskriminatif baik anggaran maupun yang lain-lain. namun kenapa Negara dalam prekateknya banyak menimbulkan diskriminasi termasuk anggaran. Dalam kebutuhan perempuan,anggaran itu tidak berpihak terhadap perempuan. Alokasi anggaran terhadap perempuan itu sangat minimal, kalau dilihat dari APBN anggaran hanya sekian dan itu di bagi rata dalam setiap provinsi. Tabel 3.3 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju Tahun 2015 Rencana Tahun 2014 No Program kegiatan Lokasi Indikator kinerja Target capaian kinerja Kebutuhan dana Sumber dana Target capaian kinerja Kebutuhan dana 1 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Kota Lhokseumawe - - 40.000.000 APBK - 30.000.000 2 Pendidikan dan pelatihan formal Kota Lhokseumawe 100 40.000.000 APBK 100 44.000.000 3 Program peningkatan dan pengembangan pembangunan Kota Lhokseumawe 10.250.000 APBK 179.375.000 4 Program penguatan kelembangaan PUG dan anak Kota Lhokseumawe 165.780.000 APBK 339.772.125 5 Penyuluhan Bagi IRT dalam membangun keluarga sejahtera Kota Lhokseumawe 1 keg 28.340.000 APBK 1 keg 31.174.000 6 Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan Kota Lhokseumawe 690.274.500 APBK 409.743.750 Kalau berbicara tentang anggaran ketika pemerintah berkomitmen harus di ikutin dengan anggaran yang berpihak juga dan prasaranan dan saranan harus di buat dengan sebaik mungkin sehingga program-program pengarusutamaan gender tersebut dapat berjalan dengan baik dan bukan hanya berkomitmen saja tetapi harus di jalankan atau diterapkan di daerah khususnya di kota lhokseumawe. sehingga budaya patriaki atau kesenjangan yang terus menurus di berikan terhadap kaum perempuan akan hilang baik di tingkat eksekutif maupun di pemerintah. affirmatif action yaitu kuota 30 terhadap keterwakilan perempuan di lembaga legislatif yang diwajibkan oleh partai-partai politik. Dengan adanya kebijakan ini kelompok-kelompok perempuan yang sekarang ini memperjuangkan hak-hak perempuan tidak sia-sia. Kita bisa melihat kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dan meningkatkan aspirasi-aspirasi terhadap kaum-kaum perempuan. Dalam anggaran untuk gender tersebut bisa terwujud kesamaan dan hak-hak kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dari semua bidang pengarusutamaan gender. Dikarenakan masih adanya budaya-budaya patriaki yang masih menyelimuti Negara Indonesia khusunya di daerah Aceh sendiri. Pada DPRK Lhokseumawe keterwakilan perempuan baik di lembaga legislatif maupu eksekutif belum banyak kaum perempuan yang menduduki posisi yang penting dalam lembaga. Seperti pada DPRK Lhokseumawe keterwakilan perempuan di legislatif hanya 2 orang kaum perempuan dari 20 orang yang mencalonkan diri menjadi anggota DPRK Lhokseumawe. 39 39 Hasil wawancara 2 Dalam program pengarusutamaan gender yang telah di keluarkan, yang lebih di utamakan untuk saat ini dalam bidang ekonomi dan kesehatan bagi ibu dan anak. Program yang di unggulkan di Kota Lhokseumawe tentang meningkatkan ekonomi bagi laki-laki dan perempuan dan kesehatan ibu dan anak yang di katakan ibu yulia kasubig PUG ini sangat penting. Dimana dengan di bentukan usaha-usaha kecil rumahan bagi ibu-ibu rumah tangga bisa membantu peningkatan ekonomi bagi masyarakat Kota Lhokseumawe dan memberikan obatan-obatan atau posyandu gratis bagi kesehatan ibu dan anak supaya agar menurunnya penyakit kurang gizi bagi anak- anak Kota Lhokseumawe khususnya di daerah perdesaangampong di kawasan Kota Lhokseumawe. 40

3.3 Kendala dalam Program Pengarusutamaan Gender