58 terlebih dahulu membuka tempat wisata dan dari kunjungan ketua pengelola
diberbagai tempat wisata yang telah berkembang dengan baik. Setiap anggota baru yang ada di tempat wisata air terjun Ponot sebelum melakukan aktifitas harus
diberikan pemahaman nilai yang berlaku di tempat wisata ini dan pemahaman sistem kerja yang telah ditetapkan, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya
pelayanan yang kurang baik dari masyarakat lokal dalam melayani para wisatawan.
3.1.2. Rencana Pengembangan oleh Pemerintah Daerah
Pengembangan suatu destinasi wisata secara berkelanjutan membutuhkan perencanaan yang matang dan kerjasama yang baik berbagai pihak.Pihak
pemerintah sebagai aparat daerah juga perlu memberi kontribusi dalam pengembangan suatu destinasi wisata. Kebijakan yang dibuat pemerintah daerah
perlu diterapkan dalam pengembangan sebuah destinasi wisata agar kelestarian lingkungan tetap terjaga dan pengembangan destinasi wisata tidak merusak tata
ruang kota. Chafid Fandeli dan Mukhlison, menyebutkan kebijakan umum
pengembangan hutan untuk ekowisata saat ini mengacu pada kebijakan pariwisata alam yang berlandaskan UU No. 5 tahun 1990 dan PP No. 18 dan No.13 tahun
1994 sebagai berikut: 1.
Kebijakan umum
Pengembangan pariwisata alam dilakukan dalan kerangka mewujudkan kelestarian sumberdaya alam hayati dan keseimbangan
59 ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. 2.
Kebijakan Operasional Untuk menjabarkan maksud umum, maka diterapkan kebijakan
operasional pengusahaan pariwisata alam antara lain sebagai berikut; A.
Pengusahaan pariwisata alam diserahkan kepada pihak ketiga yaitu; perorangan, swasta, koperasi, atau BUMN.
B. Pengusahaan pariwisata alam dilaksanakan pada sebagian kecil
areal blok pemanfaatan, dan tetap memperhatikan pada aspek kelestarian.
C. Pengusahaan pariwisata alam tidak dibenarkan melakukan
perubahan mendasar pada bentang alam dan keaslian habitat D.
Pembangunan sarana-prasarana dalam rangka pengusahaan pariwisata alam harus bercorak pada bentuk asli tradisional dan
tidak menghilangkan ciri khas atau identitas etnis setempat. E.
Kegiatan pengusahaan pariwisata alam harus melibatkan masyarakat setempat dalam rangka pemberdayaan ekonomi.
F. Pengusahaan pariwisata alam harus melaporkan semua aktivitasnya
secara berkala untuk memudahkan kegiatan monitoring, pengendalian dan pembinaan.
Setiap daerah memiliki kebijakan daerah masing-masing yang dibuat oleh pemerintah daerah mereka sendiri dan kebijakan ini akan diterapkan pada
pengembangan destinasi wisata di daerah tersebut. Kebijakan yang dibuat
60 pemerintah daerah akan menjadi acuan para pengembang sebuah destinasi wisata.
Pemerintah daerah Asahan belum pernah memberikan kontribusi dalam pengembangan air terjun Ponot. Kebijakan tata ruang pengembangan destinasi
wisata belum pernah diterapkan di air terjun Ponot, Pemerintah daerah kurang memberikan kontribusi sebenarnya bukan karena pemerintah daerah tidak ingin
membantu dalam pengembangan air terjun Ponot.Kendala ijin pengembangan dari masyarakat lokal membuat pemerintah daerah tidak bisa ikut campur dalam
pengembangan air terjun Ponot. Pemerintah daerah Asahan sudah mencoba meminta kepada ketua
pengelola, agar pengelolaan air terjun Ponot diambil alih oleh pemerintah daerah, tetapi permintan itu mendapat penolakan keras dari ketua pengelola dan
masyarakat setempat.Pemerintah daerah hanya diijinkan sebagai pengawas dalam pengembangan air terjun Ponot, pemerintah daerah tidak diijinkan untuk berperan
aktif dalam pembangunan air terjun Ponot. Masyarakat setempat takut mereka akan ditipu lagi oleh pemerintah setempat seperti kejadian sebelumnya.
Masyarakat setempat tidak mau pemerintah setempat berpartisipasi dalam pembangunan air terjun Ponot.
3.2 Pengembangan Air Terjun Ponot
Pengembangan pariwisata tentunya tidak dapat dipisahkan dari peran masyarakat lokal. Masyarakat tidak bisa hanya sebagai pendengar dan sebagai
penerima apa yang diputuskan oleh penguasa pemerintah, tetapi masyarakat harus berperan aktif dalam pengembangan sebuah destinasi wisata. Keterlibatan
masyarakat akan dalam pengembangan sebuah destinasi wisata akan terlihat