63 dengan perusahaan PT.INALUM, sehingga mereka mengklaim tanah berdirinya
air terjun Ponot adalah tanah milik PT. INALUM. Sampai saat ini walaupun tanpa adanya ikut campur dari Pemda Asahan
wisata Air Terjun Ponot ini masih bisa berkembang. Mulai di resmikan sebagai tempat wisata tahun 2003 sampai saat ini, tempat wisata ini semakin banyak
dikenal dan dikunjungi oleh wisatawan. Tahun ke tahun tempat wisata ini tidak pernah sepi akan pengunjung bahkan pengunjung semakin banyak. Sekarang
pengunjung tidak lagi hanya berasal dari dalam kota, tetapi dari luar kota sudah banyak berwisata ke air terjun Ponot, para wisatawan ini biasanya berasal dari
Kota Medan, Siantar, Balige, Tebing Tinggi, Kisaran dan Tanah Karo. Walaupun tempat wisata Air Terjun Ponot ini belum dikenal secara internasional tetapi untuk
kawasan Sumatera Utara tempat wisata ini sudah banyak dikenal oleh wisatawan.
3.2.1. Pengembangan Oleh Masyarakat Lokal
Pengembangan yang dilakukan pengelola air terjun ponot atau masyarakat lokal sampai saat ini sudah cukup banyak diantaranya:
1. Pembenahan Fisik Oleh Masyarakat Lokal
Pembenahan fisik air terjun Ponot sudah banyak dilakukan masyarakat lokal, mulai diresmikan menjadi tempat wisata sampai saat ini sudah banyak yang
berubah di air terjun Ponot. Pembangunan yang telah dilakukan pengelola air terjun Ponot diantaranya; pembangunan jalan menuju jatuhan air terjun Ponot,
penyemenan jalan setapak dan pembuatan tangga- tangga menuju jatuhan air terjun ponot, pembangunan kedai di tempat wisata, pembangunan kamar mandi
umum, pembangunan lahan parkir dan pembangunan tempat beristirahat bagi
64 wisatawan. Selain pembangunan secara fisik pada awal bulan Agustus 2015
masyarakat lokal bekerjasama dengan ketua yayasan YP. Parulian 4 yang berlokasi di desa Lumban Sitorus, kecamatan Parmaksian, Kabupaten
Tobasamosir untuk membuat cendera mata khas air terjun Ponot berupa baju yang bertuliskan “TEMPAT WISATA AIR TERJUN PONOT’, yang di jual dengan
harga terjangkau. Harga cendra mata khas air terjun Ponot berkisar Rp. 70.000- Rp. 80. 0000 dan dijual oleh masyarakat lokal yang sudah ditentukan siapa yang
akan memperdagangkan cendera mata khas air terjun Ponot ini. Tata ruang air tejun Ponot juga selalu diperhatikan pihak pengelola air
terjun, ketika pihak masyarakat lokal melihat ada Pohon yang terlalu tinggi dan menghambat penglihatan ke air terjun Ponot, pihak pengelola segera memangkas
pohon yang menutupi sehingga pandangan wisatawan tidak terhambat ketika berkunjung. Pengelola air terjun Ponot telah membuat piket harian di tempat
wisata air terjun Ponot.piket harian ini selain menerima wisatawan yang berkunjung,piket harian ini juga memperhatikan kebersihan lingkungan air terjun
Ponot. Setiap pagi dan sore piket yang sudah ditentukan pada hari tertentu diberikan tugas untuk menjaga kebersihan lingkungan air terjun Ponot.
2. Promosi Air Terjun Ponot Oleh Muda-Mudi Desa Tangga, Dusun I
pengembangan air terjun Ponot melibatkan seluruh masyarakat desa Tangga, khususnya masyarakat di dusun I. selain orang tua yang terlibat dalam
pengembangan dan pengelolaan air terjun Ponot, muda- mudi di desa Tangga khususnya dusun I terlibat dalam pengembangan air terjun Ponot, salah satu
65 partisipasi muda-mudi desa Tangga dalam pengembangan air terjun Ponot adalah
mempromosikan air terjun Ponot di media sosial. Salah satu media sosial yang paling banyak digunakan muda- mudi desa Tangga dalam mempromosikan air
terjun Ponot yaitu melalui Facebook.Selain mempromosikan air terjun Ponot melalui Facebook beberapa muda-mudi air terjun Ponot juga telah membuat blog
pribadi tentang wisata air terjun Ponot. Mengingat sekarang sudah jaman digital banyak wisatawan yang mencari
tujuan wisata mereka melalui internet dan media sosial dan yang dilakukan muda- mudi desa Tangga, Dusun I adalah pilihan yang tepat dalam mempromosikan
wisata air terjun Ponot.
3. Menceritakan Mitos Yang Berkembang Di Air Terjun Ponot Oleh