Dasar Hukum Pramuwisata URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN

6. Pramuwisata mampu menghindari timbulnya pembicaraan serta pendapat yang mengundang perdebatan mengenai kepercayaan, adat istiadat, agama, ras, dan sistem politik sosial negara asal wisatawan. 7. Pramuwisata berusaha memberikan keterangan yang baik dan benar. Apabila ada hal-hal yang belum dapat dijelaskan maka pramuwisata harus berusaha mencari keterangan mengenai hal tersebut dan selanjutnya menyampaikan kepada wisatawan dalam kesempatan berikutnya. 8. Pramuwisata tidak dibenarkan mencemarkan nama baik perusahaan, teman seprofesi, dan unsur-unsur pramuwisata lainnya. 9. Pramuwisata tidak dibenarkan untuk menceritakan masalah pribadinya yang bertujuan untuk menimbulkan rasa belas kasihan dari wisatawan 10. Pramuwisata pada saat perpisahan mampu memberikan kesan yang baik agar wisatawan ingin berkunjung kembali.

2.5 Dasar Hukum Pramuwisata

Pramuwisata mempunyai landasan hukum dalam bekerja di Indonesia, hal ini sangat penting demi ketertiban dan dapat perlindungan hukum dalam pekerjaan ini. Dasar hukum yang dimaksudkan bersumber pada : 1. Surat Keputusan MENHUB No. SK. 73 KP. 103 PHB. 80 tanggal 01 April 1980, yang membagi pramuwisata. 2. Surat Keputusan Menparpostel No. KM 82 PW.102 MPPT tanggal 17 September 1982, Surat Keputusan ini memperjelas Surat Keputusan MENHUB dan sebagai petunjuk pelaksanaannya. 3. Surat Keputusan Kep. 17 U IV 89 mengenai pariwisata dan surat keputusan Dirjen Par. No. KM. 82 PW 102 MPPT – 1998. 4. Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No. KP 2 IV 1980. Surat Keputusan ini merupakan pelaksanaan dari surat keputusan MENHUB berkenaan dengan masalah persyaratan untuk menjadi pramuwisata dan pemimpin perjalanan wisata yang dimuat dalam bab I pasal I 5. Surat Keputusan Gub. KDG. TK I SUMUT tahun 1988 tentang pelaksanaan: a. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 1985 tentang pengaturan pramuwisata di provinsi Sumatera Utara b. Dalam peraturan tersebut izin operasi pariwisata dan peningkatan pengetahuan di atur oleh KADIPARDA TK I. 6. Undang – Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisaan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PT.NARASINDO

TOUR AND TRAVEL MEDAN

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Medan merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera dan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Medan juga merupakan salah satu pusat bisnis industri pariwisata terbesar di Indonesia. Peluang bisnis ini semakin lama semakin maju karena Medan memiliki daya tarik objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan dan letak geografisnya yang strategis diantara Malaysia, Singapura, dan Thailand. PT. Narasindo Tour and Travel Medan adalah salah satu perusahaan Biro Perjalanan Wisata berlokasi di Jalan Ir. Juanda No. 55 E Medan. Narasindo berasal dari kata “Naras” dan “Indo”. “Naras” merupakan gabungan dari tiga nama marga para pendiri perusahaan yaitu, Nasution, Batubara dan Lubis. Sedangkan kata “Indo” merupakan singkatan dari Indonesia. Untuk selanjutnya perusahaan ini bernama PT. Narasindo Mitra Perdana. Pada awalnya perusahaan ini hanya bergerak dibidang penukaraan mata uang asing Money Changer yang berdiri pada tahun 1999. Kemudian PT. Narasindo mengembangkan produk lain berupa paket tur sejak tahun 2004 untuk pasar wisata Asia khususnya Asia Tenggara yang 90 persen wisatawannya berasal dari Malaysia 32