Word of Mouth Marketing

18 11. Word of mouth komunikasi dari mulut ke mulut Word of mouth merupakan usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan, dan menjual produk atau merek kita kepada pelanggan lain 12. Internet dan media baru Internet dirujuk sebagai ruang maya atau informasi super cepat, memungkinkan transfer informasi secara elektronik.

2.3. Word of Mouth Marketing

Dalam masyarakat, Word of Mouth sudah sejak lama digunakan misalnya kita dengar ungkapan gethok tular dalam bahasa Jawa yang prinsipnya agar berita, pemberitahuan, undangan dan informasi lainnya disampaikan secara meluas dari mulut ke mulut secara lisan. Dalam dunia bisnis, Word of Mouth Marketing merupakan bagian dari upaya menghantarkan atau menyampaikan pesan bisnis kepada konsumen khususnya target pasar agar mereka dapat mengetahui keunggulan produk di tengah tawaran produk saingan yang semakin beragam. Ali Hasan, 2010:24. Beberapa definisi Word of Mouth Marketing yang terdapat di dalam Ali Hasan 2010:29-32 adalah: 1. Sebuah percakapan yang didesain secara online maupun offline memiliki multiple effect, non-hierarchi, horizontal dan mutasional. Struktur dialog dan percakapan yang baik bersumber dari advokasi Universitas Sumatera Utara 19 merek aktual dan orang-orang rekomender bersedia pergi dari satu tempat lainoffline untuk berbagi pendapat, pengalaman atau antusiasme mereka tentang suatu produk. 2. Tindakan konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain dari seseorang kepada orang lain antarpribadi nonkomersial baik merek, produk maupun jasa. 3. Upaya memberikan alasan agar orang berbicara tentang merek, produk maupun jass dan membuat berlangsungnya pembiaraan itu lebih mudah. Menurut Word of Mouth Marketing Association WOMMA,Word of Mouth merupakan usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan dan menjual produk atau merek kepada pelanggan serta calon konsumen lain. Menurut Sernovitz 2009:184, Word of Mouth terjadi karena: 1. Membicarakan Seseorang mungkin begitu terlihat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain sehingga terjadi proses komunikasi word of mouth. 2. Mempromosikan Seseorang mungkin menceritakan produk yang pernah dikonsumsinya tanpa sadar ia mempromosikan produk kepada orang lain teman atau keluarganya Universitas Sumatera Utara 20 3. Merekomendasikan Seseorang mungkin akan merekomendasikan suatu produk yang pernah dibelinya kepada orang lain teman atau keluarganya. 4. Menjual Menjual tidak berarti harus mengubah konsumen menjadi salesman layaknya agen MLM tetapi konsumen kita berhasil mengubah transform konsumen lain yang tidak percaya, memiliki persepsi negatif dan tidak mau mencoba merek kita menjadi percaya, persepsi positif dan akhirnya mencoba. Menurut Rosen 2004:16 ada tiga alasan yang membuat word of mouth menjadi begitu penting: 1. Kebisingan noise Para calon konsumen hamper tidak dapat mendengar banyaknya kebisingan yang dilihatnya di berbagai media setiap hari. Mereka bingung sehingga untuk melindungi diri, mereka menyaring sebagian pesan yang berjejalan dari media massa. Sebenarnya mereka cenderung lebih mendengarkan apa yang dikatakan orang atau kelompok yang menjadi rujukan seperti teman-teman atau keluarga. 2. Keraguan skepticism Para calon konsumen umumnya bersikap skeptis ataupun meragukan kebenaran informasi yang diterimanya.Hal ini disebabkan oleh banyaknya kekecewaan yang dialami konsumen saat harapannya ternyata tidak sesuai dengan kenyataan di saat mengkonsumsi Universitas Sumatera Utara 21 produk.Dalam kondisi ini konsumen akan berpaling ke teman ataupun orang yang bisa dipercaya untuk mendapatkan produk yang mampu memuaskan kebutuhannya. 3. Keterhubungan connectivity Kenyataan bahwa para konsumen selalu berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lain, mereka saling berkomentar mengenai produk yang dibeli ataupun bahkan bergosip mengenai persoalan lain. Dalam interaksi ini sering terjadi dialog tentang produk seperti pengalaman mereka menggunakan produk. Sernovitz 2009:31 menyebutkan bahwa ada 5 elemen Five Ts yang dibutuhkan untuk word of mouth agar dapat menyebar yaitu: 1. Talkers yaitu yang pertama dalam elemen ini adalah kita harus tahu siapa pembicara. Dalam hal ini pembicara adalah konsumen kita yang telah mengkonsumsi produk atau jasa yang telah kita berikan, terkadang orang lain cenderung dalam memilih atau memutuskan suatu produk tergantung kepada konsumen yang telah berpengalaman menggunakan produk atau jasa tersebut atau biasa disebut dengan referral pihak yang merekomendasikan suatu produk atau jasa. 2. Topics, yaitu adanya suatu word of mouth karena tercipta suatu pesan atau perihal yang membuat mereka berbicara mengenai produk atau hasa seperti halnya pelayanan yang diberikan karena produk kita mempunyai keunggulan tersendiri tentang perusahaan kita yang strategis. Universitas Sumatera Utara 22 3. Tools, yaitu setelah kita mengetahui pesan atau perihal yang membuat mereka berbicara mengenai produk atau jasa tersebut dibutuhkan suatu alat untuk membantu agar pesan tersebut dapat berjalan, seperti website game yang diciptakan untuk orang-orang bermain. Contoh produk gratis, postcards, brosur, spanduk, melalui iklan di radio apa saja alat yang bisa membuat orang mudah membicarakan atau menularkan produk anda kepada temannya. 4. Taking Part atau partisipasi perusahaan yaitu suatu partisipasi perusahaan seperti halnya dalam menanggapi respon pertanyaan- pertanyaan mengenai produk atau jasa tersebut dari para calon konsumen dengan menjelaskan secara lebih jelas dan terperinci mengenai produk atau jasa tersebut, melakukan follow up ke calon konsumen sehingga mereka melakukan suatu proses pengambilan keputusan. 5. Tracking atau pengawasan akan hasil Word of Mouth Marketing perusahaan setelah suatu alat tersebut berguna dalam proses word of mouth dan perusahaan pun cepat tanggap dalam merespon calon konsumen, perlu pula pengawasan akan word of mouth yang telah ada tersebut yaitu dengan melihat hasil seperti dalam kotak saran sehingga terdapat informasi banyaknya word of mouth positif atau word of mouth negatif dari para konsumen. Universitas Sumatera Utara 23 Word of Mouth dapat menjadi sesuatu yang menguntungkan atau malah mendatangkan masalah. Oleh karena itu menurut sifatnya word of mouth dapat dibagi menhadi dua yaitu: 1. Word of Mouth Positif Positive Word of MouthPWOM Yaitu bentuk word of mouth yang dapat timbul manakala produk yang sudah dikonsumsi berhasil memuaskan konsumennya. Konsumen yang sudah terpuaskan belum tentu akan menceritakannya kepada orang lain. Word of mouth positif baru akan muncul dari sebuah pemgalaman yang dianggap luar biasa oleh konsumen, yang pada saat itu tingkat emosionalnya tinggi. Artinya apa yang diperoleh konsumen setelah transaksi lebih tinggi dari harapannya. Sehingga tanpa diminta konsumen akan menceritakan pengalaman yang dirasakan kepada orang terdekatnya. Dalam Hospitality Management hal ini disebut juga emotional satisfaction yaitu kepuasan yang muncul karena emosi terhadap kualitas. 2. Word of Mouth Negatif Negative Word of MouthNWOM Yaitu bentuk word of mouth yang dapat timbul manakala produk yang dikonsumsi ternyata mengecewakan. Merupakan suatu fenomena yang paling ditakutkan perusahaan karena seorang konsumen yang kecewa akan berbicara, tidak hanya ke orang-orang terdekatnya saja. Konsumen akan berusaha menyampaikan kekecewaannya ke sebanyak mungkin orang. Universitas Sumatera Utara 24 Menurut Ali Hasan 2010:31-32, terdapat beberapa teknik word of mouth marketing yang diarahkan untuk mendorong orang berbicara satu sama lain tentang produk atau jasa adalah sebagai berikut: 1. Buzz Marketing Menggunakan high profile berita untuk mendapatkan orang untuk berbicara tentang merek 2. Viral Marketing Menciptakan masukan pesan informatif yang dirancang untuk dapat diteruskan dalam model eksponensial, melalui email misalnya 3. Community Marketing Pembentukan atau mendukung ceruk komunitas yang mungkin untuk berbagi keperntingan tentang merek seperti kelompok pengguna, kipas klub dan forum diskusi; providing alat, konten dan informasi untuk dukungan komunitas tersebut. 4. Grassroots Marketing Pengorganisasian dan memotivasi relawan untuk engage pribadi atau jangkauan lokal 5. Evangelist Marketing Merekrut pendukung baru, advokasi atau relawan yang didorong untuk mengambil peran leadership dalam menyebarkan pesan secara aktif. Universitas Sumatera Utara 25 6. Influencer Marketing Mengidentifikasikan masyarakat dan pendapat kunci leaders yang cenderung berbicara tentang produk dan memiliki kemampuan untuk influence pendapat orang lain 7. Street Marketing Menjangkau dan berinteraksi dengan konsumen secara langsung-tatap muka di suatu tempat secara berkala. 8. Stealth-Undercover Marketing Gerakan marketing di bawah ambang sadar, misalnya menggunakan sebuah aktor untuk menyebarkan pesan positif dari satu brand kepada publik. 9. Cause Marketing Pendukung begitu – menyebabkan keuangan untuk mendapatkan rasa hormat dan support dari orang-orang yang merasa sangat tahu tentang penyebabnya. 10. Product Selling Meletakkan yang benar produk ke tangan kanan di waktu yang tepat, menyediakan informasi atau sampel untuk individu berpengaruh. 11. Conversation Creation Menarik atau menyenangkan iklan, email, menangkap frase, hiburan atau promosi dirancang untuk memulai aktivitas mulut. Universitas Sumatera Utara 26 12. Brand Blogging Menciptakan blog dan berpartisipasi dalam bloging, dalam semangat terbuka, trans-orangtua komunikasi; berbagi informasi nilai. 13. Referral Programs Membuat alat yang memungkinkan pelanggan melihat teman-teman mereka. Menurut Ali Hasan 2010:267, ada beberapa strategi word of mouth yang dapat digunakan dimana pengusaha tidak perlu menyewa konsultan yang mahal untuk memulai aktivitas pemasaran, cara sebagai berikut: 1. Leverage Jaringan Sosial Komunitas khususnya komunitas online memiliki keeratan anggota kelompok pengguna yang data membantu meningkatkan kesadaran merek produk kita.Link-kan ke komunitas online ini dengan alat atau penargetan konten khusus untuk mendapatkan banyak perhatian. 2. Menargetkan Influencer Cari individu yang memiliki trendsetter atau memiliki kewenangan pada topik tertentu.Mereka harus berasal dari individu-individu yang memiliki koneksi pribadi yang lebih banyak atau luas. Jika orang- orang ini menyebarkan pesan, maka produk akan sangat mudah disebarkan dalam kelompok sasaran potensial. Identifikasikan influencer yang mampu membangun hubungan dengan orang lain dan pasar melalui lingkup yang ada pengaruh sosialnya. Universitas Sumatera Utara 27 3. Eksklusivitas dan Kelangkaan Banyak jaringan sosial yang menawarkan produk terbatas atau diskon temporal yang dikombinasikan dengan power influencer menjadi sebuah strategi yang sangat baik untuk menyebarluaskan kesadaran merek dari suatu produk. Prinsip eksklusivitas dan kelangkaan pada dasarnya akan mengundang rasa ingin tahu dan konsisten menghasilkan permintaan dan percakapan produk-produk langka. 4. Micro Market Micro market berfokus pada pemasaran individual dengan menyediakan produk-produk dikustominasi.Micro Market dapat dikombinasikan dengan kelangkaan dan jaringan sosial yang ada untuk menghasilkan eksposur word of mouth.Pemasaran yang berfokus secara langsung pada pelanggan, walaupun jumlahnya mungkin kecil tetapi dapat membantu merek jauh lebih baik daripada mencari jutaan pelanggan. Di dalam Ali Hasan 2010:268, pendekatan pasar yang menggunakan model word of mouth marketing sebenarnya adalah menjadikan konsumen sebagai talker untuk membicarakan produk kepada konsumen lainnya dengan sentuhan teknologi terkini, seperti blog, facebook, mobile dan media sosial lainnya untuk mencapai tujuan word of mouth marketing itu sendiri yaitu meningkatkan mind share talker, mouth share promoting dan market share selling. Kekuatan citra, merek, kehandalan produk, kualitas layanan dalam word of mouth Universitas Sumatera Utara 28 marketing tampak dalam tiga hal yaitu membuat para pelanggan membicarakan do the talking, mempromosikan do the promoting dan menjual do the selling.

2.4. Penjualan

Dokumen yang terkait

Batik Motif Medan dalam Ekonomi Kreatif (Studi Etnografi di Kecamatan Medan Tembung, Medan)

9 109 101

Studi Kelayakan Bisnis Pada Usaha KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)

36 216 118

Perilaku Seksual Bebas Remaja Di Kecamatan Medan Tembung

2 83 88

PERILAKU PENGENDARA DALAM BERLALU LINTAS DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI KAWASAN LETDA SUDJONO).

0 7 33

STRATEGI WORD OF MOUTH TELUR ASIN ( STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF STRATEGI WORD OF MOUTH PENJUALAN Strategi Promosi Word Of Mouth Telur Asin ( Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Promosi Word Of Mouth Terhadap Penjualan Telur Asin “Nana” Di Tawangsari, S

0 1 12

Analisis Peranan Word Of Mouth Marketing Communication terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi pada Grand Keude Kupie Uleekareng dan Gayo Medan)

0 0 20

Cover Peranan Strategi Word of Mouth Marketing dalam Penjualan Batik Motif Sumatera Utara (Studi pada UD. Mitra Cahaya Jl. Letda Sudjono Gg. Al Halim Kiri No. ecamatan Medan Tembungota Medan)

0 0 7

Abstract Peranan Strategi Word of Mouth Marketing dalam Penjualan Batik Motif Sumatera Utara (Studi pada UD. Mitra Cahaya Jl. Letda Sudjono Gg. Al Halim Kiri No. ecamatan Medan Tembungota Medan)

0 0 2

Chapter I Peranan Strategi Word of Mouth Marketing dalam Penjualan Batik Motif Sumatera Utara (Studi pada UD. Mitra Cahaya Jl. Letda Sudjono Gg. Al Halim Kiri No. ecamatan Medan Tembungota Medan)

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Batik Motif Medan dalam Ekonomi Kreatif (Studi Etnografi di Kecamatan Medan Tembung, Medan)

0 0 20