Pengelola UD. Mitra Cahaya

58 menjual batik motif Sumatera Utara yang dirangkum di dalam satu pertanyaan yaitu: Apakah usaha ini memiliki strategi komunikasi pemasaran dalam menjual batik motif Sumatera Utara? Pemilik UD. Mitra Cahaya, Ibu Nur Cahaya Nasution 69 tahun mengatakan: “Kami tidak memiliki strategi komunikasi pemasaran, hanya kami selalu ikut pameran-pameran yang diadakan pemerintah. Dari situ banyak orang mengenal batik kami” Dari jawaban Ibu Nur Cahaya diatas, usaha tidak mempunyai strategi khusus untuk menjual batik motif Sumatera Utara.Mereka hanya mengikuti pameran-pameran sehingga melalui dari pameran itu konsumen dapat mengenal batik motif Sumatera Utara.

b. Pengelola UD. Mitra Cahaya

Peneliti melakukan wawancara dan memberikan beberapa pertanyaan kepada pengelola UD.Mitra Cahaya yaitu Bapak Zulhair Kustanto dan Ibu Zuhrita Kustiwi.Mereka merupakan kakak beradik dan anak dari pemilik UD.Mitra Cahaya yaitu Ibu Nur Cahaya Nasution.Wawancara dilakukan secara bersamaan.Hal ini dilakukan untuk menganalisis peranan strategi word of mouth marketing dalam penjualan batik motif Sumatera Utara. Peneliti mengajukan pertanyaan kepada pengelola UD.Mitra Cahaya mengenai kendala di bidang pemasaran pada usaha batik motif Sumatera Utara UD. Mitra Cahaya yang dirangkum di dalam satu pertanyaan Universitas Sumatera Utara 59 yaitu: Apa kendala utama yang dihadapi usaha batik motif Sumut ini dalam memasarkan dan menjual produknya? Pengelola UD. Mitra Cahaya, Bapak Zulhair 44 tahun dan Ibu Zuhrita 41 tahun mengatakan: “Kendala utama yang kami hadapi adalah ga adanya tenaga kerja pemasar.Selama ini hanya kami saja yang menjadi pemasar dan juga menjual batik-batik ini.Kadangkala ada juga sih konsumen yang menjadi pemasar, namun tidak menamakan usaha kami.” Dari jawaban pengelola UD. Mitra Cahaya tersebut, sumber daya manusia merupakan kendala utama yang dihadapi. UD.Mitra Cahaya tidak mempunyai tenaga kerja pemasar untuk menjual batik motif Sumatera Utara.Selama ini, hanya pemilik dan pengelola saja yang menjadi tenaga pemasar. Selanjutnya, peneliti mengajukan pertanyaan kepada pengelola UD. Mitra Cahaya mengenai strategi untuk menghadapi kendala tersebut yang dirangkum di dalam satu pertanyaan yaitu: Apakah ada strategi yang digunakan untuk menghadapi kendala tersebut? Pengelola UD. Mitra Cahaya, Bapak Zulhair 44 tahun dan Ibu Zuhrita 41 tahun mengatakan: “Strategi kami belum ada, namun kami meminta bantuan konsumen yang membeli batik kami untuk menjual batik kami. Kami kan produksi kain batik, yaa mereka biasanya membuat batik ini jadi baju, tas atau produk lainnya. Jadi berkat konsumen juga batik kami terkenal.” Dari jawaban pengelola UD.Mitra Cahaya tersebut, UD.Mitra Cahaya tidak memiliki strategi untuk menghadapi kendala tersebut.Pengelola Universitas Sumatera Utara 60 hanya meminta bantuan konsumen untuk menjual batik. Konsumen tersebut membuat produk turunan dari batik motif Sumatera Utara seperti tas, pakaian, sepatu dan lain-lain. Selanjutnya, peneliti mengajukan pertanyaan kepada pengelola UD. Mitra Cahaya mengenai komunikasi pemasaran dalam menjual batik motif Sumatera Utara yang dirangkum di dalam satu pertanyaan yaitu: Apakah usaha ini memiliki strategi komunikasi pemasaran dalam menjual batik motif Sumatera Utara? Pengelola UD. Mitra Cahaya, Bapak Zulhair 44 tahun dan Ibu Zuhrita 41 tahun mengatakan: “Strategi komunikasi pemasaran kami ga ada, cuman kami sering ikut pameran sana sini, dari situlah banyak orang kenal batik kami.Tapi saat ini kami sedang merencanakan strategi door to door ke sekolah-sekolah, perguruan tinggi maupun kantor-kantor untuk menjual batik kami. Kami merencanakan akan membuat kartu nama dan katalog tentang batik-batik kami ini. Dari katalog kan, mereka dapat tau apa itu batik Sumut, apa aja jenisnya dan sebagainya.” Dari jawaban pengelola UD.Mitra Cahaya tersebut, UD.Mitra tidak mempunyai strategi komunikasi pemasaran namun UD.Mitra Cahaya sering mengikuti pameran-pameran yang dilakukan pemerintah untuk mengenalkan batik motif Sumatera Utara kepada masyarakat.UD.Mitra Cahaya sedang merencanakan strategi door to door untuk menjual batik motif Sumatera Utara. Selanjutnya, peneliti mengajukan pertanyaan kepada pengelola UD.Mitra Cahaya mengenai jumlah konsumen yang datang per hari ke Universitas Sumatera Utara 61 UD.Mitra Cahaya yang dirangkum di dalam satu pertanyaan yaitu: Berapa banyak jumlah konsumen per hari dan banyak dari kalangan apa? Pengelola UD. Mitra Cahaya, Bapak Zulhair 44 tahun dan Ibu Zuhrita 41 tahun mengatakan: “Tidak tentu jumlah konsumennya. Per hari bisa aja datang 2 atau 3 orang, pernah sampai 10 orang, namun dalam jumlah yang banyak. Misalnya kemarin pernah datang dari Dinas Koperasi dan Kantor Pajak, mereka ingin buat seragam buat pegawainya.Mereka pesan sampai ratusan potong kain.Untuk kalangan, yaa dari semua kalangan.Seperti tadi saya bilang kantor-kantor, anak muda juga, semua kalangan lah.” Dari jawaban pengelola UD.Mitra Cahaya tersebut, jumlah konsumen per harinya adalah 2-10 orang dengan jumlah pesanan yang banyak. Konsumen UD. Mitra Cahaya dari semua kalangan mulai dari anak muda hingga kantor-kantor instansi pemerintah maupun swasta. Selanjutnya, peneliti mengajukan pertanyaan kepada pengelola UD. Mitra Cahaya mengenai informasi konsumen tentang usaha mereka yang dirangkum di dalam satu pertanyaan yaitu: Apakah pernah bertanya darimanakah para konsumen ini mendapatkan informasi tentang batik motif Sumatera Utara UD. Mitra Cahaya? Pengelola UD. Mitra Cahaya, Bapak Zulhair 44 tahun dan Ibu Zuhita 41 tahun mengatakan: “Selalu kami tanya, apalagi kalo ada orang baru yang datang ke kami. Mereka tau batik kami yaa dari orang ke orang. Kayak kemarin ada peragawan Kota Medan yang mau ikut lomba gitu, dia taunya dari teman- temannya juga yang pernah beli batik kami.” Universitas Sumatera Utara 62 Dari jawaban pengelola UD.Mitra Cahaya tersebut, pengelola selalu bertanya kepada konsumen mengenai asal mula konsumen mengetahui usaha batik motif Sumatera Utara UD. Mitra Cahaya. Konsumen mengatakan bahwa mereka mendapatkan informasi dari mulut ke mulut. Selanjutnya, peneliti mengajukan pertanyaan kepada pengelola UD. Mitra Cahaya mengenai pemanfaatan media sosial dalam memasarkan batik motif Sumatera Utara yang dirangkum di dalam satu pertanyaan yaitu: Sudah memanfaatkan media sosial apa saja untuk memasarkan batik motif Sumatera Utara? Bila belum kenapa? Pengelola UD. Mitra Cahaya, Bapak Zulhair 44 tahun dan Ibu Zuhrita 41 tahun mengatakan: “Kami tidak pernah pake media sosial untuk menjual batik kami. Biasanya kan ada pakai iklan di koran. Tidak ada modal kami untuk seperti itu. Cuman sering orang datang seperti wartawan untuk meliput kami, melihat proses batik dan sebagainya. Mungkin dari berita koran tersebut, orang tau batik kami ini. Tidak pernah kita datang ke media apapun untuk meliput kami dan kami tidak pernah keluar biaya sama sekali.” Dari jawaban pengelola UD.Mitra Cahaya tersebut, UD.Mitra Cahaya sering kedatangan wartawan untuk meliput usaha mereka.Wartawan tersebut membuat berita tanpa meminta biaya kepada UD. Mitra Cahaya. Jadi, UD. Mitra Cahaya memanfaatkan berita media sosial untuk memasarkan batik motif Sumatera Utara. Selanjutnya, peneliti mengajukan pertanyaan kepada pengelola UD. Mitra Cahaya mengenai ketertarikan untuk menggunakan media sosial internet yang dirangkum di satu pertanyaan yaitu: Melihat perkembangan Universitas Sumatera Utara 63 media sosial internet, apakah tidak ada ketertarikan untuk menggunakannya secara maksimal? Pengelola UD. Mitra Cahaya, Bapak Zulhair 44 tahun dan Ibu Zuhrita 41 tahun mengatakan: “Ada ketertarikan, sebenarnya kami ada facebook gitu, kami sudah upload foto-foto batik kami, cuman kurang update aja.Interaksi dengan konsumen juga ga ada melalui facebook tersebut. Mungkin ke depannya, kalau sudah ada tenaga pemasar khusus, kami akan berdayakan. Melihat sekarang banyak bisnis online dan menjanjikan sekali.” Dari jawaban pengelola UD.Mitra Cahaya tersebut, UD.Mitra Cahaya sudah mempunyai akun media sosial internet yaitu facebook, namun kurang diberdayakan secara maksimal.Pengelola mempunyai keinginan kembali untuk memberdayakan akun media sosial internet tersebut melihat potensi yang menjanjikan pada bisnis online. Selanjutnya, peneliti mengajukan pertanyaan kepada pengelola UD.Mitra Cahaya mengenai kritik konsumen kepada UD. Mitra Cahaya yang dirangkum di dalam satu pertanyaan yaitu: Apakah sering menerima kritik dan saran dari para konsumen? Biasanya melalui apa dan apa kritik dan saran mereka? Pengelola UD. Mitra Cahaya, Bapak Zulhair 44 tahun dan Ibu Zuhrita 41 tahun mengatakan: “Kritik dan saran selalu kami terima, mereka menyampaikan secara langsung ke kami, ga ada pake media-media apa. Kritik mereka paling mengenai lokasi kami yang tidak strategis dan tidak ada penunjuk di depan gang. Kadang mereka suka kesal, juga ga ada lahan parkir mobil di depan gang. Saran yang kami terima yaa dari produksi.Banyak yang bilang Universitas Sumatera Utara 64 tenaga kerja diperbanyak, karena permintaan semakin banyak.Juga dari motif-motif kami perlu dikembangkan atau lebih dipadu dengan motif-motif lain dan lebih bermain diwarna.” Dari jawaban pengelola UD.Mitra Cahaya tersebut, UD.Mitra Cahaya sering menerima kritik dan saran dari para konsumen dan biasanya konsumen menyampaikan secara langsung kepada mereka. Kritik konsumen kepada mereka adalah lokasi usaha yang tidak strategis dan tidak adanya penunjuk tempat usaha di depan gang. Sedangkan saran konsumen kepada mereka adalah meningkatkan produksi dan motif-motif batik yang perlu dieksplorasi lagi. Selanjutnya, peneliti mengajukan pertanyaan kepada pengelola UD. Mitra Cahaya mengenai pemasaran mulut ke mulut word of mouth marketing dalam memasarkan batik motif Sumatera Utara yang dirangkum di dalam satu pertanyaan yaitu: Menurut Anda, apakah selama ini sangat dominan word of mouth marketing dalam memasarkan batik motif Sumut? Pengelola UD. Mitra Cahaya, Bapak Zulhair 44 tahun dan Ibu Zuhrita 41 tahun mengatakan: “Ya sangat dominan sekali pemasaran dari mulut ke mulut itu.Seperti tadi kami bilang, orang tau batik kami karena dari orang yang bercerita atau merekomendasikan batik kami.Dari pameran juga, ada orang yang puas pada batik kami, mereka juga mungkin bercerita ke orang. Mulut ke mulut ini kan karena relasi dan sifatnya personal dan berantai. Ya mungkin ini strategi yang ampuh juga, karena kan tanpa modal hanya modal omogan doang. Tapi yaa kendalanya kalo ada orang yang tidak puas pada batik kita, mereka pasti bercerita buruk. Jangan ada simpang siur lah Universitas Sumatera Utara 65 informasi tersebut, karena orang pengen batik kita, karena orang melihat orang lain puas pada batik kita.” Dari jawaban pengelola UD.Mitra Cahaya tersebut, pemasaran dari mulut ke mulut word of mouth marketing sangat dominan dalam penjualan batik motif Sumatera Utara mereka.Pengelola berpendapat pemasaran mulut ke mulut ini sangat ampuh karena hanya modal bicara, tanpa mengeluarkan banyak uang. Mereka sudah bertanya kepada konsumen bahwa konsumen mengetahui usaha mereka dari relasi konsumen .

c. Konsumen UD. Mitra Cahaya

Dokumen yang terkait

Batik Motif Medan dalam Ekonomi Kreatif (Studi Etnografi di Kecamatan Medan Tembung, Medan)

9 109 101

Studi Kelayakan Bisnis Pada Usaha KERUPUK (Studi pada UD. Marendal Sejati Jl. Marendal Gg. Sejati No. 8 Medan)

36 216 118

Perilaku Seksual Bebas Remaja Di Kecamatan Medan Tembung

2 83 88

PERILAKU PENGENDARA DALAM BERLALU LINTAS DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI KAWASAN LETDA SUDJONO).

0 7 33

STRATEGI WORD OF MOUTH TELUR ASIN ( STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF STRATEGI WORD OF MOUTH PENJUALAN Strategi Promosi Word Of Mouth Telur Asin ( Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Promosi Word Of Mouth Terhadap Penjualan Telur Asin “Nana” Di Tawangsari, S

0 1 12

Analisis Peranan Word Of Mouth Marketing Communication terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi pada Grand Keude Kupie Uleekareng dan Gayo Medan)

0 0 20

Cover Peranan Strategi Word of Mouth Marketing dalam Penjualan Batik Motif Sumatera Utara (Studi pada UD. Mitra Cahaya Jl. Letda Sudjono Gg. Al Halim Kiri No. ecamatan Medan Tembungota Medan)

0 0 7

Abstract Peranan Strategi Word of Mouth Marketing dalam Penjualan Batik Motif Sumatera Utara (Studi pada UD. Mitra Cahaya Jl. Letda Sudjono Gg. Al Halim Kiri No. ecamatan Medan Tembungota Medan)

0 0 2

Chapter I Peranan Strategi Word of Mouth Marketing dalam Penjualan Batik Motif Sumatera Utara (Studi pada UD. Mitra Cahaya Jl. Letda Sudjono Gg. Al Halim Kiri No. ecamatan Medan Tembungota Medan)

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Batik Motif Medan dalam Ekonomi Kreatif (Studi Etnografi di Kecamatan Medan Tembung, Medan)

0 0 20