RESONANSI REGISTER DAN PEMBAGIAN SUARA

3.2.3 RESONANSI

Dalam seni suara, Resonansi sesungguhnya suatu perkataan atau istilah yang ada sangkut pautnya dengan ruang-ruang rongga-rongga dalam badan manusia, yang ketika orang menyanyi sedikit banyaknya bertugas sebagai dasar bunyi, yang dapat membantu memperbesar luas suara serta memperkuat daya tahannya. Ruang resonansi utama dalam beryanyi terdapat pada kepala. Disini banyak terdapat bilik-bilik udara, besar dan kecil yang berpengaruh dalam proses pembentukan nada. Getaran-getaran pita suara menjalar ke udara di dalam bilik suara yang menjadi kuat oleh karenanya. Mutu nada nyanyian yang dihasilkan itu banyak tergantung pada resonansi penyanyi. Dan lagi resonansi bekerja lebih kuat sesuai dengan makin murni dan penuhnya nada - nyanyian. Suara yang tidak terlatih tidak akan mengambil banyak manfaat dari resonansi. Atau suara kasar dan tidak terdidik akan menjadi lebih kasar dan tak sempurna lagi. Juga cacat suara dapat diperbesar dan diperkuat oleh resonansi itu. Resonansi yang baik banyak tergantung dengan kesehatan fisik si penyanyi. Peredaran udara yang kuat dalam tubuh menyebabkan arus zat asam yang terus menerus dan kuat dalam darah. Juga selaput hidung dan tenggorokan sangat baik karena latihan yang baik dalam menciptakan resonansi. Selanjutnya orang yang berbakat memiliki resonansi yang baik sekali sehingga suara keras dan penuh. Resonansi dapat dilatih , dikembangkan dan diperluas antara lain dengan bersenandung. Menutup rapat lubang mulut dan dengan satu tekanan udara nyanyian diperkeras kedalam ruang-ruang kepala kemudian dikeluarkan melalui mulut. Hal ini dilakukan oleh anggota dalam latihan santai tanpa sebuah target pertunjukan yang akan dicapai. Universitas Sumatera Utara

3.2.4 REGISTER DAN PEMBAGIAN SUARA

Jenis suara wanita dibagi menjadi dua bagian antara lain: 1. Sopran, dibagi atas: a. Sopran tinggi, dari B1 atau C, hingga C2 dan lebih tinggi lagi. Volume suara biasanya tidak besar dan paling cocok untuk nyanyian koloratur. b. Sopran dramatis, lebih luas hingga G1 dan dengan bunyi yang lebih penuh ke bawah. Mungkin sopran ini dianggap mezzo sopran bahkan alto, jikalau tingginya kurang diperkembangkan. c. Mezzo sopran, dengan volume yang terutama sekali dipusatkan dalam register tengah. Luasnya dari G1 hingga B1 atau malah sampai C2. Sering dalam paduan suara ini dihindari oleh anggota paduan suara karena termasuk suara tanggung, atau suara tengah yang tidak sanggup menjadi alto dan juga sopran. 2. Alto, dengan luas E1, hingga F1. Alto yang aslinya mempunyai bunyi khas, yakni timbre alto yang kaya dan gelap. Sesungguhnya dalam paduan suara lebih sulit mencari alto yang sebenarnya dibandingkan sopran, karena alto mempunyai kekhasan yang khusus. Namun anggota banyak menghindari suara alto dan lebih memilih menjadi sopran. 3. Jenis suara laki-laki dibagi atas: a. Tenor, dengan luas dari A2 hingga B atau C. Di sini dibedakan antara tenor berat dan tenor ringan atau liris. b. Bariton, suara laki-laki dengan kemungkinan-kemungkinan paling banyak, dilihat dari segi musik dan tehnik, c. Bass, kebawah kadang-kadang , hingga sampai pada D2 ke atas tidak lebih dari F. Universitas Sumatera Utara Pembagian suara dalam Paduan suara karya Murni dilakukan dengan pembagian ini, sehingga mudah melatih sesuai dengan keinginan lagu. Persoalan dalam pembagian suara ini adalah harus disesuaikan dengan kemampuan melihat masing-masing anggota, sehingga sering kali semestinya dia adalah sopran harus masuk menjadi alto, karena kekurangan pemandu dalam pertunjukan. 3.3 TEKNIK PELATIHAN LAGU 3.3.1