Melihat jumlah waktu ini, anggota paduan suara pada awalnya merasa tidak mungki n, akan tetapi secara perlahan lahan ada yang bisa sanggup melakukannya, namun
tidak semua anggota mampu. Namun pengakuan dari beberapa anggota bahwa latihan ini dilakukan bukan hanya untuk kebutuhan bernyanyi, melainkan untuk kesegaran tubuh
sangat bermanfaat. Banyak penyanyi bernafas dari hidung. Ini disarankan oleh pelatih dan
dipandang wajar asalkan sesuai dengan kebutuhan kalimat lagu. Untuk menyanyikan lagu-lagu yang berat, dibutuhkan nafas yang sangat banyak, sehingga nafas diambil dari
mulut. Pelatih sering menyuruh anggota untuk memegang pinggang melingkar hingga ke
belakang pada saat bernafas, agar dapat merasakan proses udara masuk dan bertahan serta keluar dari tubuh secara perlahan. Hal inilah yang dilakukan oleh anggota paduan suara
Karya murni dalam latihan pernafasan.
3.2.2 PRODUKSI SUARA
Belajar bernafas dengan sempurna, dapat dilakukan oleh setiap orang yang berkemauan. Belajar bernyanyi dengan sempurna hanya dilakukan oleh orang yang
berbakat musik dan punya kemauan tinggi. Setiap produksi suara yang baik harus dengan latihan yang baik pula. Dalam hal ini produksi suara yang dilatih di paduan suara Karya
Murni bukan produksi yang asal besar tanpa keteraturan, melainkan sebuah produksi yang mampu ditata dan disatukan.
Anggota disuruh pelatih untuk menyanyikan satu nada, misalnya ‘A…..’, dengan memasukkan tiga jari dengan berdiri ke dalam mulut, bibir dilemaskan dan menutupi
gigi. Kemudian bernafas dengan latihan yang telah dilatih sebelumnya dalam tehnik pernafasan.
Universitas Sumatera Utara
Pelatih mendengarkan dengan saksama produksi masing-masing anggota kemudian perlahan-lahan membimbingnya. Sebab jika terjadi kesalahan dalam
memproduksi suara, maka selanjutnya akan sulit diperbaiki dan sulit menciptakan sonoritas dalam paduan suara.
Setiap orang tidak dapat mendengarkan suaranya sendiri. Hal ini disebabkan oleh suara yang kita dengar ada dari dalam diri dan dari luar diri kita sendiri. Oleh karena itu
dibutuhkan seorang guru yang dapat menilai secara obyektif dan hanya dari luar tubuh. Timber warna suara, kehangatan, tenaga, serta mutu adalah hal yang hanya dapat dinilai
oleh guru. Supaya dapat membentuk suara dan nada dengan sebaik-baiknya, perlu sekali
otot-otot leher dan kepala bekerja dengan baik dan selaras. Banyak otot-otot yang tidak dapat dirasakan satu demi satu, dimana kerjanya sering bersamaan dengan otot lain,
sehingga gerakannya sangat tidak kentara atau sama sekali tidak kelihatan dengan pangkal tenggorokannya ketika ia sedang bernyanyi. Hal demikian disebabkan karena
pangkal tenggorokan tersebut sangat sempit.dan juga Seluruh perkakas pembentuk suara di sana sangat halus dan sensitif.
Tiga azas pokok dalam pembentukan suara adalah : 1. Usahakan otot-otot leher dan tenggorokan tetap selemas mungkin.
2. Bukalah mulut lebar-lebar ketika menyanyikan huruf-huruf hidup.
3. Rahang bawah harus digerakkan dengan sengaja bahkan agak dilebihkan
dan diturunkan kebawah pada nada ‘o’ dan ‘a’.
Universitas Sumatera Utara
3.2.3 RESONANSI