b. Dampak Emosional
Karena pelepasan dan kekurangan norepinefrin noradrenalin yang kronis dapat terjadi depresi. Yang juga berperan adalah pikiran bahwa hidup ini buruk
dan tidak akan menjadi lebih baik. Akibatnya timbul perasaan tak berdaya dan ketakmampuan, merasa gagal dan kepercayaan diri jatuh. Orang yang terkena
depresi cenderung menarik diri dari pergaulan dan menyendiri yang pada gilirnnya malah menambah depresinya. Juga kecemasan yang berlebihan dan
ketakutan sangat sering terjadi jika seseorang terus-menerus mempersepsikan adanya ancaman. Orang yang stres berkepanjangan akan menunjukkan sisnisme,
kekakuan pendirian, sarkasme, dan iritabilitas mudah tersinggung.
c. Dampak pada Perilaku
Sering terjadi perubahan perilaku akibat dorongan untuk mencari pelepasan; bertempur atau lari. Masalahnya, perilaku yang dipilih sering merugikan,
misalnya perilaku adiktif kecanduan akibat usaha untuk meredakan atau melarikan diri dari stres yang menyakitkan. Alkohol, obat-obatan, merokok, dan
makan berlebihan sering dijadikan alat untuk membantu menghadapi stres. Padahal efeknya hanya berlangsung sementara dan akibat penggunaan jangka
panjang akan merusak badan dan pikiran atau jiwa. Sayangnya, pikiran dapat menolakmenyangkal akibat jangka panjang itu untuk sekadar memenuhi
kepuasan sesaat. Perilaku lainnya yang terlihat adalah menunda-nunda, perencanaan yang buruk, tidur berlebihan dan menghindari tanggung jawab.
Taktik ini malah merugikan karena menimbulkan masalah baru bagi individu tersebut.
Universitas Sumatera Utara
B. PSYCHOLOGICAL WELL-BEING 1. Definisi Psychological Well-Being
Carol D Ryff dalam Keyes, 1995, yang merupakan penggagas teori Psychological Well-Being yang selanjutnya disingkat dengan PWB menjelaskan
istilah PWB sebagai pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa
adanya, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan, dan terus
bertumbuh secara personal. Konsep Ryff berawal dari adanya keyakinan bahwa kesehatan yang positif tidak sekedar tidak adanya penyakit fisik saja.
Kesejahteraan psikologis terdiri dari adanya kebutuhan untuk merasa baik secara psikologis psychologically-well. Ia menambahkan bahwa PWB merupakan suatu
konsep yang berkaitan dengan apa yang dirasakan individu mengenai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari serta mengarah pada pengungkapan perasaan-
perasaan pribadi atas apa yang dirasakan oleh individu sebagai hasil dari pengalaman hidupnya.
Menurut Ryff 1989 gambaran tentang karakteristik orang yang memiliki kesejahteraan psikologis merujuk pada pandangan Rogers tentang orang yang
berfungsi penuh fully-functioning person, pandangan Maslow tentang aktualisasi diri self actualization, pandangan Jung tentang individuasi, konsep Allport
tentang kematangan, juga sesuai dengan konsep Erikson dalam menggambarkan individu yang mencapai integrasi dibanding putus asa. PWB dapat ditandai
Universitas Sumatera Utara