diperoleh subjek dalam skala stres maka akan semakin rendah tingkat stres subjek.
2. Psychological Well-Being
Psychological Well-Being adalah pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat menerima kekuatan dan
kelemahan diri apa adanya, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan
lingkungan, dan terus bertumbuh secara personal. Psychological Well-Being ini diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan teori Psychological
Well-Being oleh Carol D Ryff dalam Keyes, 1995 yang akan mengukur dimensi- dimensi PWB yang terdiri dari dimensi penerimaan diri self-acceptance,
hubungan positif dengan orang lain positive relations with others, Otonomi autonomy, Tujuan hidup purpose in life, Perkembangan pribadi personal
growth, Pengusaan terhadap lingkungan environmental mastery. a. Penerimaan diri self-acceptance
Dimensi ini merupakan ciri utama kesehatan mental dan juga sebagai karakteristik utama dalam aktualisasi diri, berfungsi optimal, dan kematangan.
Penerimaan diri yang baik ditandai dengan kemampuan menerima diri apa adanya.
Nilai tinggi: memiliki sikap yang positif pada diri sendiri, menerima diri baik aspek yang positif maupun negatif, memandang positif masa lalu. Nilai rendah:
Universitas Sumatera Utara
merasa tidak puas terhadap diri sendiri, kecewa dengan masa lalu, ingin menjadi orang yang bebeda dari dirinya saat ini.
b. Hubungan positif dengan orang lain positive relations with others Dimensi ini berulangkali ditekankan sebagai dimensi yang penting dalam
konsep PWB. Ryff menekankan pentingnya menjalin hubungan saling percaya dan hangat dengan orang lain.
Nilai tinggi: hangat, merasa puas, percaya berhubungan dengan orang lain; memikirkan kesejahteraan orang lain; memiliki empati, affection dan intimacy;
dalam suatu hubungan dapat saling mengerti, memberi, dan menerima. Nilai rendah: tidak nyaman dekat dengan orang lain, merasa terisolasi dan frustasi jika
berhubungan dengan orang lain, tidak bisa terikat dengan orang lain. c. Otonomi autonomy
Dimensi otonomi menjelaskan mengenai kemandirian, kemampuan untuk menentukan diri sendiri, dan kemampuan untuk mengatur tingkah laku.
Nilai tinggi: mandiri, mampu mempertahankan diri dari pengaruh luar tidak konformitas, mampu mengatur diri, mampu mengevaluasi diri. Nilai rendah:
terlalu memperhatikan harapan dan evaluasi dari luar, tidak membuat keputusan sendiri minta bantuan dari orang lain untuk mengambil keputusan penting,
konformitas. d. Tujuan hidup purpose in life
Dimensi ini menjelaskan mengenai kemampuan individu untuk mencapai tujuan dalam hidup.
Universitas Sumatera Utara
Nilai tinggi: memiliki tujuan hidup, merasakan masa kini dan masa lalu adalah berarti, memiliki keyakinan hidup. Nilai rendah: kurang memiliki keberartian
hidup, sedikit memiliki tujuan hidup, tidak menganggap tujuan hidupnya di masa lalu, tidak memiliki keyakinan dalam hidup.
e. Perkembangan pribadi personal growth Dimensi pertumbuhan pribadi menjelaskan mengenai kemampuan individu
untuk mengembangkan potensi dalam diri dan berkembang sebagai seorang manusia.
Nilai tinggi: selalu punya keinginan mengembangkan diri, terbuka dengan pengalaman baru, menyadari potensi yang dimiliki, selalu memperbaiki diri dan
tingkah laku. Nilai rendah: personal stagnation, tidak dapat meningkatkan dan mengembangkan diri, merasa jenuh dan tidak tertarik dengan kehidupan, merasa
tidak mampu untuk mengembangkan sikap atau tingkah laku yang baru. f. Penguasaan terhadap lingkungan environmental mastery
Individu dengan PWB yang baik memiliki kemampuan untuk memilih dan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisik dirinya.
Nilai tinggi: mampu mengatur lingkungan, mampu mengatur aktivitas luar, mampu memnfaatkan kesempatan yang datang secara efektif, mampu memilih
dan menciptakan konteks yang cocok dengan kebutuhan dan nilai personal. Nilai rendah: sulit mengatur kegiatan sehari-hari, merasa tidak mampu untuk mengubah
atau memperbaiki lingkungan, mengabaikan kesempatan yang hadir, tidak dapat mengontrol pengaruh dari luar.
Universitas Sumatera Utara
Total skor pada skala PWB menunjukkan tingkat Psychological Well-Being individu. Total skor yang tinggi menunjukkan Psychological Well-Being yang
tinggi pada individu dan sebaliknya total skor yang rendah pada skala PWB menunjukkan Psychological Well-Being yang rendah pada individu.
C. POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi dan Sampel