Kategorisasi Data Penelitian HASIL PENELITIAN

144,808 dan signifikansi 0.000. selebihnya 29,6 stres isteri karyawan perkebunan kelapa sawit dipengaruhi oleh variabel lain yang dalam penelitian ini tidak di teliti. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan antara stres dengan PWB. Maka Ho ditolak dan hipotesa alternatif Ha diterima, yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara stres dengan PWB pada isteri karyawan perkebunan kelapa sawit. Semakin rendah tingkat stres pada subjek penelitian maka akan semakin tinggi tingkat PWB.

3. Kategorisasi Data Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilakukan pengelompokkan yang mengacu pada kriteria pengkategorisasian yang didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi secara normal Azwar, 2000 Kriterianya terbagi atas tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Pada tabel 15. akan mendeskripsikan data pengkategorisasian kedua variabel penelitian yaitu variabel stres dan variabel PWB. Tabel 16. Deskripsi variabel stres dan PWB Skor Empirik Skor Hipotetik Variabel Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD Stres 31 71 47,48 10,102 24 96 60 12 PWB 77 127 113,10 9,868 35 140 87,5 17,5 Berdasarkan tabel 16 diperoleh skor empirik dan skor hipotetik. Skor empirik merupakan skor yang didapat di lapangan, sedangkan skor hipotetik merupakan skor yang diharapkan dapat dicapai oleh sampel penelitian. Universitas Sumatera Utara Mean empirik pada variabel stres sebesar 47,48 lebih kecil dari skor hipotetik sebesar 60. Dengan standar deviasi empirik sebesar 10,102 dan hipotetik 12. Hal ini berarti skor subjek untuk stres tidak mencapai skor yang diharapkan dicapai oleh sampel penelitian. Artinya skor stres subjek lebih kecil dari skor stres yang diharapkan. Mean empirik variabel PWB di dapat sebesar 113,10 lebih besar dibandingkan mean hipotetik PWB sebesar 87,5. Dengan standar deviasi empirik sebesar 9,868 dan hipotetik 17,5. Hal ini berarti skor subjek untuk PWB di lapangan melebihi skor yang diharapkan dicapai oleh sampel penelitian. Artinya skor PWB subjek lebih besar dari skor PWB yang diharapkan. Berkaitan dengan kelemahan metode pengambilan data secara incidental maka penelitian ini hanya memasukkan skor empirik kedalam rumus kriteria jenjang pengkategorian yang akan ditampilkan dalam tabel 17 berikut ini: Tabel 17. Kriteria jenjang kategorisasi variabel stres dan PWB Empirik Variabel Jenjang kategorisasi Rentang Nilai Frk Kategori x -1.0 x 37,378 11 18,33 Rendah -1.0  x  +1.0 37,378 x 57,582 37 61,67 Sedang Stres +1.0x 57,582 x 12 20 Tinggi x -.0 x 103,232 8 13,33 Rendah -1.0  x  +1.0 103,232 x 122,968 41 68,34 Sedang PWB +1.0x 122,968 x 11 18,33 Tinggi Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 17. data empirik diketahui bahwa subjek penelitian pada variabel stres yang tergolong kedalam kategori tinggi sebanyak 12 orang 20, kategori sedang sebanyak 37 orang 61,67, kategori rendah sebanyak 11 orang 18,33. Subjek penelitian pada variabel PWB yang tergolong kedalam kategori tinggi sebanyak 11 orang 18,33, kategori sedang sebanyak 41 orang 68,34, kategori rendah sebanyak 8 orang 13,33. Setelah mengetahui pengkategorisasian kedua variabel penelitian, hasilnya dapat dimasukkan kedalam tabel penyebaran variabel dalam bentuk matriks kategori yang ditunjukkan pada tabel 18: Tabel 18. Matriks kategorisasi variabel stres dan PWB Psychological Well-Being Rendah Sedang Tinggi Rendah - 0 4 6,67 7 11,67 Sedang 2 3,33 31 51,67 4 6,67 Empi Rik Tinggi 6 10 6 10 - Stres 60 100 Matriks pada tabel 18 menunjukkan bahwa hubungan variabel yang memiliki persentase terbesar pada nilai empirik terlihat pada stres dengan kategori sedang dan PWB pada kategori sedang yang persentasenya mencapai 51,67. Stres sedang dan PWB tinggi sebanyak empat orang 6,67. Stres sedang dan PWB rendah sebanyak 2 orang 3,3. Stres tinggi dan sedang dan PWB rendah dan sedang sebanyak enam orang masing-masing persentasenya sebesar 10 . Stres rendah dan PWB sedang sebanyak empat orang 6,67. Stres rendah dan PWB tinggi sebanyak tujuh orang 11,67 dan tidak ada satupun subjek yang Universitas Sumatera Utara memiliki stres rendah dan PWB rendah juga tidak ada satupun subjek yang memiliki stres tinggi dan PWB tinggi. Berdasarkan matriks kategorisasi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa stres dapat mempengaruhi PWB individu, ketika stres sedang maka PWB juga akan sedang dan ketika stres rendah PWB individu akan tinggi. Stres dan PWB memiliki hubungan negatif dimana semakin tinggi stresnya maka semakin rendah PWB sebaliknya semakin rendah stres semakin tinggi PWB subjek.

4. Hasil Tambahan Penelitian a. Hubungan Aspek-aspek Stres dengan PWB