Bagan Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Barat Surat Ketetapan Pajak SKP 1 Pengertian Surat Ketetapan Pajak SKP

Pemeriksa Pajak Pelaksana : 1. Yanuar Eko Prabowo 2. Harian Jaya Habeahan 3. Faddy Pratama Cahyadi

2.5. Bagan Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Barat

Struktur organisasi yang dipakai oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah struktur organisasi lini dan staff, yang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat yaitu sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN DATA PKLM

3.1. Pengertian Pajak Menurut Para Ahli

1. Menurut Prof.Dr.P.J.A.Adriani. Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh wajib membayarnya menurut peratran-peraturan ummum undang-undangdengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. 2. Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro SH. Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang- undangyang dapat dipaksakan denngan tiada mendapat jasa timbal kontra prestasi yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum .Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surflusnya digunakan untuk public saving yanng merupakan sumber utama untuk membiayai Publlic Investment. Universitas Sumatera Utara 3. Menurut Sommerfeld Ray M,dan Brock Horace. Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hkum namun wajib dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan. 4. Menurut Undang-Undang No.28 Tahun 2007. Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan bahwa Pajak adalah kotribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.

3.1.1. Dasar Hukum Penagihan Pajak

1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara 2. Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. 3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 561KMK.042000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa. 4. Keputusan Dirjen Pajak Nomor 645PJ.2001 tentang Bentuk, Jenis, dan Kode Kartu, Formulir, Surat, Buku yang digunakan dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. 5. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE - 02PJ.752002 tentang Kebijaksanaan Penagiihan Pajak Tahun 2002. 6. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE - 08PJ.752002 tentang Pemeriksaan Untuk Tujuan Penagihan Pajak. 7. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE – 13PJ.751998 tentang Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak. Dengan adanya peraturan dan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum penagihan pajak dengan surat paksa di Indonesia ini, maka pajak yang dipungut oleh pemerintah sudah mempunyai suatu pondasi yang kuat dan tegas sehingga tidak perlu lagi adanya keragu-raguan ataupun alasan lain bagi wajib pajak untuk tidak membayar pajaknya.

3.2. Penagihan Pajak

Universitas Sumatera Utara

3.2.1. Pengertian Penagihan

Salah satu kunci keberhasilan penerimaan pajak adalah kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Hanya saja, apabila wajib pajak tidak membayar pajak, terhadapnya tentu perlu diberikan tindakan tegas untuk dapat memaksa wajib pajak tersebut melunasi utang pajaknya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk penagihan pajak terhadap wajib pajak yang tidak atau belum melunasi utang pajaknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu, tindakan penagihan pajak merupakan hal yang sangat penting guna menunjang keberhasilan pemungutan pajak. Menurut UU No. 19 Tahun 2000 Penagihan Pajak merupakan serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan cara menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan ke luar negeri, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang telah disitalelang. Tujuan pelaksanaan penagihan pajak adalah guna pelunasan utang pajak oleh wajib pajak. Dalam ketentuan perundang-undangan perpajakan, bagi setiap wajib pajak yang telah memenuhi ketentuan perpajakannya diwajibkan untuk membayar pajak terutangnya. Dalam hal ini dibutuhkan kesadaran masyarakat akan ketentuan perpajakan tersebut. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan masih banyak wajib pajak yang tidak menghiraukan ketentuan perpajakan tersebut. Maka atas dasar inilah pihak Universitas Sumatera Utara Direktorat Jenderal Pajak melakukan penagihan kepada wajib pajak untuk melunasi utang pajaknya, dengan cara menerbitkan STPSKP. Kemudian apabila wajib pajak tidak menghiraukan atas diterbitkannya surat tersebut maka aparatur pajak akan menerbitkan Surat Teguran atau surat peringatan lainnya. Selanjutnya apabila wajib pajak tidak juga menghiraukan Surat Teguran tersebut pihak aparatur pajak akan menerbitkan Surat Paksa guna mencairkan tunggakan pajak. 3.2.2.Penagihan Utang Pajak Tindakan penagihan utang pajak secara teoritis dapat dilakukan dengan 2 langkah : a. Penagihan Pasif Penagihan Pasif adalah penagihan yang dilakukan oleh fiskus sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran Surat Pemberitahuan PajakSPT, surat Ketetapan Pajak Kurang BayarSPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar TambahanSKPBT atau sejenisnya, Keputusan Pembetulan, Keputusan Keberatan, Putusan Banding yang mengakibatkan jumlah pajak yang kurang di bayar melalui himbauan baik dengan surat maupun telepon atau media lainnya . b. Penagihan Aktif Penagihan Aktif merupakan penaguhan yang dilakukan oleh fiskus setelah tanggal jatuh tempo pembayaran Surat Pemberitahuan PajakSTP, Surat Ketetapan Pajak Kurang BayarSKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Universitas Sumatera Utara Bayar TambahanSKPKBT atau sejenisnya, Keputusan Pembetulan, Keputusan Keberatan, Putusan Banding yang di bayar tidak dilunasi oleh wajib pajak dengan cara menerbitkan Surat TeguranST, Surat PaksaSP, Surat Perintah Melakukan PenyitaanSPMP, sampai melaksanakan penjualan barang milik penanggung pajak yang disita baik melalui lelang maupun bukan lelang. 3.3. Surat Tagihan Pajak STP 3.3.1. Pengertian STP Yang dimaksud dengan Surat Tagihan Pajak menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 angka 20 adalah surat untuk melakukan tagihan pajak danatau sanksi administrasi berupa bunga danatau denda. Surat Tagihan Pajak dapat diterbitkan oleh Dirjen Pajak melalui pemeriksaan ataupun penelitian. Surat Tagihan Pajak diterbitkan setelah lewat 1 satu bulan sejak Masa Pajak yang bersangkutan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 189PMK.032007. Surat Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Surat Ketetapan Pajak.

3.3.2. Penerbitan Surat Tagihan Pajak

Surat Tagihan Pajak dikeluarkan apabila antara lain : 1. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar. Universitas Sumatera Utara 2. Dari hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis atau salah hitung. 3. Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda danatau bunga. 4. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tidak membayar faktur pajak atau membuat faktur pajak tetapi tidak tepat waktu. 3.4. Surat Ketetapan Pajak SKP 3.4.1 Pengertian Surat Ketetapan Pajak SKP Yang dimaksud dengan Surat Ketetapan Pajak menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 15 adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Surat Ketetapan Pajak dapat diterbitkan karena berdasarkan pemeriksaan atau penelitian atas data Wajib Pajak, bahwa pajak yang dihitung atau dilaporkan dalam SPT tidak benar, sehingga masih terdapat : pajak yang tidak atau kurang dibayar dan pajak yang tidak atau kurang dipotong atau dipungut. Surat Ketetapan Pajak dapat diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sampai dengan jangka waktu 5 tahun sesudah saat terutangnya pajak,atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, yang disebabkan oleh : Universitas Sumatera Utara 1. Pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar. 2. SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya. 3. Kewajiban pembukuan dan meminjamkan buku pada saat diperiksa tidak dipenuhi , sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang. Menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 15 Surat Ketetapan Pajak terbagi atas : 1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak,besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar Pasal 1 angka 16 UU KUP. 2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan Pasal 1 angka 17 UU KUP. 3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SKPLB Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit Universitas Sumatera Utara pajak lebih besar dari pada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang Pasal 1 angka 19 UU KUP 4. Surat Ketetapan Pajak Nihil SKPN Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak Pasal 1 angka 18 UU KUP.

3.5 . Surat Teguran