Dari analisis data tabel 1 di atas kita bisa melihat bahwa tidak semua pemberitahuan Surat Teguran ditindaklanjuti dengan pemberitahuan Surat Paksa. Hal
ini perlu menjadi perhatian petugas pajak khususnya Seksi Penagihan agar tindakan penagihan lebih ditingkatkan lagi agar penerimaan disektor pajak lebih meningkat.
4.2. Tatacara Penagihan Pajak Melalui Surat Paksa
Cara penagihan yang terakhir dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama ialah penagihan paksa, dimana fiskus melalui juru sita pajak negara menyampaikan
memberitahukan surat paksa, melakukan penyitaan dan melakukan pelelangan melalui Kantor Lelang Negara terhadap barang-barang wajib pajak. Cara penagihan
ini dikenal sebagai penagihan yang “keras” dibidang perpajakan, namun langkah ini merupakan upaya terakhir, apabila wajib pajak tidak segera memenuhi kewajibannya.
Tata cara pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama terhadap WP yang tidak melunasi utang pajaknya
adalah : 1.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama mengeluarkan Surat Teguran setelah 7 tujuh hari jatuh tempo pembayaran melalui kantor POS dari produk hasil
penelitian diantaranya: a.
Surat Tagihan Pajak STP b.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB c.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT
Universitas Sumatera Utara
Di dalam Pelaksanaan Penagihan ini masih dalam penagihan pasif penyerahan ketetapan pajak.
2. Kemudian apabila Wajib Pajak tidak melunasi utang pajaknya seharusnya
dibayar setelah lewat waktu 21 dua puluh satu hari sejak diterbitkannya Surat Teguran, Pejabat segera menerbitkan Surat Paksa, dan dalam hal ini :
a. Juru Sita Pajak mendatangi tempat tinggal tempat kedudukan wajib
pajak penanggung pajak dengan memperlihatkan tanda pengenal diri. Juru Sita mengemukakan maksud kedatangannya yaitu
memberitahukan Surat Paksa dengan pernyataan dan menyerahkan salinan Surat Paksa tersebut.
b. Jika juru sita bertemu langsung dengan wajib pajak penanggung
pajak dan meminta agar wajib pajak memperlihatkan surat-surat keterangan pajak yang ada untuk diteliti :
1 Apakah tunggakan pajak menurut STPSKP cocok dengan jumlah
tunggakan yang tercantum dengan surat paksa. 2
Apakah ada surat keputusan pembetulan dan keberatan penghapusan.
3 Apakah ada kelebihan pembayaran dari tahun jenis pajak lainnya
yang diperhitungkan. 4
Apakah terdapat kelebihan utang tersebut dalam surat paksa, diajukan keberatan.
Universitas Sumatera Utara
c. Bila juru sita tidak menjumpai wajib pajak penanggung pajak maka salinan surat paksa tersebut dapat diserahkan kepada :
1 Keluarga Wajib Pajak atau orang yang bertempat tinggal bersama
wajib pajak penanggung pajak yang dewasa dan sehat mental. 2
Anggota pengurus komisaris atau para persero dari badan usaha bersangkutan atau ;
3 Pejabat Pemerintah setempat Bupati Walikota Camat Lurah
dalam hal mereka tersebut pada butir 1 dan 2 diatas juga tidak dijumpai. Pejabat ini harus memberi tanda tangan pada surat paksa
dan salinannya sebagai tanda diketahuinya dan menyampaikan salinannya kepada wajib pajak penanggung pajak yang
bersangkutan. 4
Juru Sita yang telah melaksanakan penagihan pajak dengan surat paksa harus membuat laporan pelaksanaan Surat Paksa.
d. Bila Wajib Pajak tidak ditemukan di kantor atau tempat usahatempat
tinggal. Apabila hal ini terjadi, maka juru sita dapat menyerahkan salinan surat paksa kepada :
1 Seseorang yang ada di kantornya salah seorang pegawai
2 Seseorang yang ada ditempat tinggalnya misalnya : istri, anak,
atau pembantu rumah tangga. e.
Biaya Penyampaian Surat Paksa
Universitas Sumatera Utara
1 Biaya pelaksanaan atau penyampaian Surat Paksa yang meliputi
biaya harian dan biaya perjalanan juru sita pajak. Biaya ini dikeluarkan untuk setiap Surat Paksa yang harus disampaikan oleh
juru sita pajak kepada penanggung pajak. 2
Apabila seorang juru sita telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka ia berhak
sepenuhnya menerima biaya penagihan tanpa dikaitkan apakah piutang pajak dan biaya penagihannya telah dilunasi atau belum
oleh wajib pajak penanggung pajak. Tetapi itu tidak berarti bahwa juru sita yang bersangkutan setelah
menerima biaya penagihan, lalu bebas dari tanggung jawabnya terhadap pencairan piutang pajak tersebut. Apabila juru sita yakni
bahwa wajib pajak penanggung pajak tersebut masih aktif dan potensial, maka ia harus mengambil langkah-langkah untuk
melakukan tahap tindakan penagihan lebih lanjut. f.
Surat Paksa yang telah dilaksanakan, diserahkan kepada Kasubsi Penagihan disertai laporan pelaksanaan penagihan dengan surat paksa
dan diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan dan Vertifikasi untuk ditanda tangani dan selanjutnya dimasukkan dalam berkas Penagihan
wajib pajak penanggung pajak yang bersangkutan dan terlebih dahulu dicatat tanggal pelaksanaan surat paksa dalam buku register
pengawasan penagihan, buku register tindakan penagihan, kartu
Universitas Sumatera Utara
pengawasan tunggakan pajak dan tindakan STPSKP yang bersangkutan. Dalam melaksanakan surat paksa tersebut juru sita
sedapat mungkin melihat keadaan rumah tangga perusahaan wajib pajak penanggung pajak untuk dapat memberikan informasi dalam
rangka mengambil langkah berikutnya. g. Laporan Pelaksanaan Surat Paksa.
1 Atas pelaksanaan surat paksa dibuat laporan oleh juru sita yang
melaksanakan penagihan pajak dengan surat paksa tersebut. 2
Hal-hal yang mendapat perhatian untuk dilaporkan yaitu : a.
Pengakuan penyelesaian surat keberatan. Mengenai hal ini agar diuraikan secara jelas dan jangan sampai melaksanakan
penagihan secara paksa sedangkan tunggakannya ternyata sudah dikurangi.
b. Jenis, letak dan taksiran harga dari objek sita dengan
memperhatikan tunggakan pajak dan biaya pelaksanaan yang mungkin dikeluarkan.
c. Dalam kesan dan usul hendaknya dilaporkan keadaan yang
sebenarnya dari wajib pajak penanggung pajak antara lain : kemampuan bayar, itikad mau membayar dan pandangannya
terahadap penetapan penagihan pajak dan sebagainya, sehingga juru sita dapat mengajukan usul untuk tindakan
penagihan selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
h. Apabila juru sita tidak dapat melaksanakan surat paksa secara langsung, maka juru sita membuat laporan secara tertulis mengenai
sebab-sebabnya dan usaha-usaha yang dilakukan dalam upaya surat paksa, antara lain menghubungi Pejabat Pemerintah setempat, Polisi
dan sebagainya. Disamping Pejabat Juru Sita dapat memperlihatkan melihat asset-
aset atau barang-barang yang dimiliki wajib pajak untuk melakukan penyitaan suatu saat nanti jika wajib pajak masih tetap untuk tidak
membayar utangnya. 3.
Apabila utang yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat 2 x 24 jam sejak Surat Paksa diberitahukan kepadanya
Pejabat segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan yang dilaksanakan oleh Juru Sita Pajak dengan disaksikan oleh sekurang-
kurangnya 2 dua orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal oleh Juru Sita Pajak, dan dapat dipercaya. Pengajuan keberatan oleh wajib
pajak tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan penyitaan. Penyitaan dapat dilaksanakan terhadap penanggung pajak yang berada di tempat
tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan atau di tempat lain, termasuk yang penguasaannya berada di tangan pihak lain atau yang dibebani dengan
hak tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Didalam pelaksanaan Juru Sita dapat menempel kertas penyitaan kepada barang yang akan disita, biasanya barang yang akan disita tidak akan
dibawa oleh Juru Sita dikarenakan : a.
Tidak adanya tempat penyimpanan barang sitaan. b.
Mengantisipasi terjadinya kerusakan barang sitaan dalam perjalanan. Barang dari hasil sita harus sebanding dengan jumlah utang pajak yang
ditanggung Penanggung Pajak dan jika tidak sebanding maka akan dilakukan penyitaan.
4. Apabila utang pajak dan biaya penagihan yang masih harus dibayar tidak
dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat waktu 14 empat belas hari sejak tanggal pelaksanaan penyitaan, Pejabat segera melaksanakan
pengumuman lelang. Dan dalam hal pelaksanaan lelang Juru Sita mempertanyakan dulu kepada Dinas yang bersangkutan mengenai hak
milik barang yang di lelang, misalnya tanah kepada Dinas Pertanahan setempat. Hasil lelang dipergunakan terlebih dahulu untuk membayar biaya
penagihan pajak yang belum dibayar dan sisanya untuk membayar utang pajak. Dalam hal hasil lelang sudah mencapai jumlah yang cukup untuk
melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak, pelaksanaan lelang dihentikan walaupun barang yang akan dilelang masih ada. Sisa barang
beserta uang kelebihan hasil lelang dikembalikan oleh Pejabat kepada Penanggung Pajak setelah pelaksanaan lelang.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Faktor Pengahambat Dalam Pelaksanaan Penagihan Melalui Surat Paksa