3.2.1. Pengertian Penagihan
Salah satu kunci keberhasilan penerimaan pajak adalah kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Hanya saja, apabila wajib pajak tidak membayar pajak,
terhadapnya tentu perlu diberikan tindakan tegas untuk dapat memaksa wajib pajak tersebut melunasi utang pajaknya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk penagihan pajak
terhadap wajib pajak yang tidak atau belum melunasi utang pajaknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu, tindakan penagihan pajak merupakan hal
yang sangat penting guna menunjang keberhasilan pemungutan pajak.
Menurut UU No. 19 Tahun 2000 Penagihan Pajak merupakan serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak
dengan cara menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan ke luar negeri,
melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang telah disitalelang.
Tujuan pelaksanaan penagihan pajak adalah guna pelunasan utang pajak oleh wajib pajak. Dalam ketentuan perundang-undangan perpajakan, bagi setiap wajib
pajak yang telah memenuhi ketentuan perpajakannya diwajibkan untuk membayar pajak terutangnya. Dalam hal ini dibutuhkan kesadaran masyarakat akan ketentuan
perpajakan tersebut. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan masih banyak wajib pajak yang
tidak menghiraukan ketentuan perpajakan tersebut. Maka atas dasar inilah pihak
Universitas Sumatera Utara
Direktorat Jenderal Pajak melakukan penagihan kepada wajib pajak untuk melunasi utang pajaknya, dengan cara menerbitkan STPSKP. Kemudian apabila wajib pajak
tidak menghiraukan atas diterbitkannya surat tersebut maka aparatur pajak akan menerbitkan Surat Teguran atau surat peringatan lainnya. Selanjutnya apabila wajib
pajak tidak juga menghiraukan Surat Teguran tersebut pihak aparatur pajak akan menerbitkan Surat Paksa guna mencairkan tunggakan pajak.
3.2.2.Penagihan Utang Pajak
Tindakan penagihan utang pajak secara teoritis dapat dilakukan dengan 2 langkah :
a. Penagihan Pasif
Penagihan Pasif adalah penagihan yang dilakukan oleh fiskus sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran Surat Pemberitahuan PajakSPT, surat
Ketetapan Pajak Kurang BayarSPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar TambahanSKPBT atau sejenisnya, Keputusan Pembetulan,
Keputusan Keberatan, Putusan Banding yang mengakibatkan jumlah pajak yang kurang di bayar melalui himbauan baik dengan surat maupun telepon
atau media lainnya . b.
Penagihan Aktif Penagihan Aktif merupakan penaguhan yang dilakukan oleh fiskus setelah
tanggal jatuh tempo pembayaran Surat Pemberitahuan PajakSTP, Surat Ketetapan Pajak Kurang BayarSKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang
Universitas Sumatera Utara
Bayar TambahanSKPKBT atau sejenisnya, Keputusan Pembetulan, Keputusan Keberatan, Putusan Banding yang di bayar tidak dilunasi oleh
wajib pajak dengan cara menerbitkan Surat TeguranST, Surat PaksaSP, Surat Perintah Melakukan PenyitaanSPMP, sampai melaksanakan
penjualan barang milik penanggung pajak yang disita baik melalui lelang maupun bukan lelang.
3.3. Surat Tagihan Pajak STP 3.3.1. Pengertian STP