pajak lebih besar dari pada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang Pasal 1 angka 19 UU KUP
4. Surat Ketetapan Pajak Nihil SKPN
Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit
pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak Pasal 1 angka 18 UU KUP.
3.5 . Surat Teguran
Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis diterbitan bila penangung pajak tidak melunasi utang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh tempo
pembayaran. Tindakan pelaksanaan penagihan pajak dengan Surat Paksa diawali dengan
penerbitan surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis oleh pejabat yang berwenang atau kuasa yang ditunjuk oleh pejabat tersebut setelah 7 tujuh hari
sejak saat jatuh tempo pembayaransatu bulan sejak tanggal ketetapan atau keputusan diterbitkan. Surat teguran, surat peringatan, atau surat lain yang sejenis adalah surat
yang diterbitkan oleh pejabat yang dimaksudkan untuk menegur atau
Universitas Sumatera Utara
memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi utang pajaknya. Surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis diterbitkan apabila Penanggung Pajak
tidak melunasi utang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayara.
3.6. Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa PPSP 3.6.1.Pengertian Surat Paksa
Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak Pasal 1 angka 21 UU KUP.
a. Isi Dan Karakteristik Dari Surat Paksa
Berbicara lebih lanjut tentang surat paksa, maka surat paksa dapat ditinjau dari 2 dua segi, yaitu segi isinya dan segi karakteristiknya.
a. Dari segi isinya :
1. Berkepala kata-kata “Atas Nama Keadilan” yang dengan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1970 Pasal 4 disesuaikan bunyinya menjadi “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa”. 2.
Nama Wajib Pajak Penanggung Pajak, keterangan yang cukup beralasan yang menjadi dasar penagihan, serta perintah membayar.
3. Dikeluarkan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan Kepala Daerah.
Universitas Sumatera Utara
b. Dari Segi Karakteristiknya :
1. Mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan grosse dari
putusan Hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diminta banding lagi pada Hakim atasan.
2. Mempunyai kekuatan hukum yang pasti.
3. Mempunyai fungsi ganda yaitu menagih pajak dan menagih bukan
pajak biaya-biaya panggilan. 4.
Dapat dilanjutkan dengan tindakan penyitaan dan penyanderaan pencegahan.
Surat Paksa dalam bahasa hukum disebut sebagai Parate Eksekusi eksekusi langsung, yang berarti bahwa penagihan pajak secara paksa
dapat dilakukan tanpa melalui proses Pengadilan Negeri. Hal ini bisa dimengerti karena surat paksa itu mempunyai kekuatan hukum yang
pasti, dimana fiskus dalam melaksanakan kewajiban mempunyai hak “ Parate Eksekusi”.
3.6.2. Penerbitan Surat Paksa
Menurut UU N0.19 Tahun 2000 Pasal 8 Surat Paksa diterbitkan apabila: a.
Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran.
Universitas Sumatera Utara
b. Terhadap Penaggung Pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan
sekaligus, atau c.
Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum di dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran.
Surat Paksa berkepala “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA“. Surat Paksa mempunyai kekuatan
eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan grosse akte yaitu putusan pengadilan perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Surat Paksa sekurang-kurangnya harus memuat : a.
Nama wajib pajak, atau nama wajib pajak dan Penaggung Pajak. b.
Dasar Penagihan. c.
Besarnya utang pajak. d.
Perintah untuk membayar. 4. Tata cara pelaksanaan penagihan pajak disusun secara penjadwalan :
a. 7 tujuh hari setelah jatuh tempo, bila utang pajaknya tidak dilunasi,
maka kepada wajib pajak diterbitkan Surat Teguran. b.
21 dua puluh satu hari setelah diterbitkan surat teguran ternyata masih belum lunas, kepada wajib pajak diterbitkan Surat Paksa.
c. Kewajiban pajak sebagaimana tertuang dalam Surat Paksa adalah 2 x
24 jam.
Universitas Sumatera Utara
d. Dalam hal masih belum berhasil melunasi utang pajaknya, dapat
diterbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP. e.
14 empat belas hari setelah dilakukan tagihan dengan surat paksa, bila masih belum melunasinya diterbitkan Surat Perintah untuk
mengumumkan tentang pelelangan surat umum. f.
14 empat belas hari setelah pengumuman ternyata masih belum melunasi utang pajaknya, dikenakan sanksi berupa tindakan pelelangan
di muka umum 5. Fungsi Surat Paksa
Adapun fungsi Surat Paksa adalah sebagai sarana atau alat pembayaran kepada penaggung pajak untuk melunasi utang pajaknya dalam jangka
waktu 2 x 24 jam. Sebagai tindak lanjut utuk mencairkan tunggakan pajak atas tidak dihiraukannya penerbitan Surat Paksa maka aparatur pajak akan
melaksanakan penyitaan.
3.6.3. Tata Cara Penagihan Melalui Surat Paksa
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 561KMK.042000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligusdan Pelaksanaan
Surat Paksa.
Universitas Sumatera Utara
1. Surat Paksa diberitahukan oleh Juru Sita Pajak dengan pernyataan dan
penyerahan Salinan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak. 2.
Pemberitahuan Surat Paksa sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dituangkan dalam Berita Acara yang sekurang-kurangnya memuat hari dan
tanggal pemberitahuan Surat Paksa, nama Juru Sita Pajak, nama yang menerima, dan tempat pemberitahuan Surat Paksa.
Surat Paksa terhadap Orang Pribadi diberitahukan oleh Juru Sita Pajak kepada : 1.
Penanggung Pajak di tempat tinggal, tempat usaha, atau di tempat lain yang memungkinkan.
2. Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama atau yang bekerja di tempat
usaha Penaggung Pajak, apabila Penanggung Pajak tidak dapat dijumpai. 3.
Salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat atau yang mengurus harta peninggalan, bila wajib pajak meninggal dunia dan harta warisan belum
dibagi, atau 4.
Para ahli waris, bila wajib pajak telah meninggal dunia dan harta warisan telah dibagi.
Surat Paksa terhadap Badan diberitahukan oleh Juru Sita Pajak kepada : 1.
Pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal, baik di tempat kedudukan badan yang bersangkutan, di tempat
tinggal mereka, maupun di tempat lain yang memungkinkan, atau 2.
Pegawai tetap di tempat kedudukan atau tempat usaha badan yang bersangkutan bila Juru Sita Pajak tidak dapat menjumpai salah seorang dari
Universitas Sumatera Utara
pengurus, sebagaimana dimaksud dalam nomor 1 satu. Pengertian pegawai tetap adalah pegawai perusahaan yang membidangi keuangan,
pembukuan, perpajakan, personalia, hubungan masyarakat, atau bagian umum, dan bukan pegawai harian.
Surat Paksa terhadap wajib pajak Pailit diberitahukan Juru Sita Pajak kepada kurator, hakim pengawas, balai harta peninggalan, dan dalam hal wajib pajak
dinyatakan bubar atau dalam likuidasi diberitahukan kepada orang atau badan yang dibebani melakukan pemberesan atau likuidasi.
Bila wajib pajak menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan kewajban perpajakan, Surat Paksa dapat diberitahukan
Juru Sita Pajak kepada penerima kuasa dimaksud. Bila Surat Paksa tidak dapat disampaikan kepada penanggung pajak atau
kuasanya, Surat Paksa dapat disampaikan Juru Sita Pajak melalui pemda setempat.
Bila wajib pajak dan penanggung pajak tidak diketahui tempat tinggal, tempat usaha, atau tempat kedudukannya, penyampaian surat paksa dilaksanakan
dengan cara menempelkan surat paksa pada papan pengumuman kantor pejabat, mengumumkan melalui media masa, atau Kep Kepala Daerah.
Bila surat paksa harus disampaikan di luar daerah kerja pejabat, dapat meminta bantuan pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat pelaksana
Surat Paksa.
Universitas Sumatera Utara
3.7. Penagihan Seketika dan Sekaligus
Perlu diketahui bahwa dalam penagihan pajak dikenal adanya penagihan seketika dan sekaligus. Penagihan seketika dan sekaligus adalah tindakan penagihan
pajak yang dilaksanakan oleh Juru Sita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran dan meliputi seluruh utang pajak dari
semua jenis pajak, masa pajak, dan tahun pajak. Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus dilakukan ketika :
a. Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya
atau berniat untuk pergi. b.
Penanggung Pajak memindah tangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan
perusahaan, atau pekerjaan yang dilakukannya di Indonesia. c.
Terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan badan usahanya atau berniat untuk itu.
d. Badan usaha akan dibubarkan oleh Negara.
e. Terjadi penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga atau
terdapat tanda-tanda kepailitan. Mungkin saja terjadi bahwa Penanggung Pajak mempunyai itikad kurang baik,
sebagaimana dicerminkan oleh berbagai indikator tersebut. Adanya itikad kurang baik tersebut mungkin disebabkan karena yang bersangkutan bermaksud agar ketika
Universitas Sumatera Utara
terjadi penyitaan terhadap kekayaannya untuk kemudian di lelang kekayaan tersebut sudah tidak ada lagi atau tidak ditemukan lagi. Hak semacam ini tentu perlu
diantisipasi sekaligus dihindarkan, sehingga keadilan dapat diwujudkan dan negara tidak dirugikan. Oleh karena itu, dalam keadaan tertentu Juru Sita Pajak dapat
melakukan penagihan seketika dan sekaligus. Dalam hal ini terjadi penagihan seketika dan sekaligus, maka penagihan
dilakukan terhadap seluruh utang pajak dan semua jenis pajak, masa pajak,dan tahun pajak. Penyampaian Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus dilaksanakan
secara langsung oleh Juru Sita Pajak kepada Penanggung Pajak. Ketika Juru Sita Pajak mengetahui bahwa barang milik Penanggung Pajak akan disita oleh pihak
ketiga atau terdapat tanda-tanda kepailitan atau Penanggung Pajak akan membubarkan badan usahanya atau memindahtangankan perusahaan yang
dimilikinya atau dikuasainya, maka juru sita pajak segera melakukan penagihan seketika dan sekaligus dengan melaksanakan penyitaan terhadap sebagian besar
barang milik Penanggung Pajak tersebut setelah Surat Paksa diberitahukan. Tanda- tanda indikator tersebut merupakan petunjuk yang kuat bahwa Penanggung Pajak
berniat mengurangi atau menjual memindahtangankan barang-barangnya sehingga tidak ada lagi barang yang dapat disita.
Universitas Sumatera Utara
3.8. Barang – Barang Penanggung Pajak Yang Dapat Disita