Indikator Pembaharuan Pada Lembaga Islam

Menurut Gilbert J.Gbarraghan, seperti dikutip oleh Dudung Abdurrahman, mendefinisikan metode historis sebagai, “seperangkat aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan menyajikan sintesa dari hasil-hasil yang dipakai dalam bentuk tertulis. ” 49 Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa metode historis adalah proses penelitian sejarah dengan menggunakan proses ilmiah yang dliakukan secara sistematis, dari mulai menentukan topik dan judul, pengumpulan sumber, pengujian sumber, analisis dan penyajian hasil penelitian tersebut dalam bentuk tulisan yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan dari penelitian historis adalah membuat rekonstruksi peristiwa masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan cara mengumpulkan, memverifikasi dan mensistematiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.

B. Teknik Input Data

Teknik peneltian yang dipergunakan untuk mengkaji skripsi ini adalah a. Studi dokumen Studi dokumen mempunyai arti metodologis yang penting karena dokumen menyimpan sejumlah besar fakta dan data sejarah serta diharapkan mampu menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah.Pada penelitian ini dokumen yang digunakan adalah dokumen-dokumen yang tersimpan di yayasan Pendidikan Islam Jamiat Kheir yang terletak di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dokumen berupa AD ART, Susunan kepengurusan, Visi dan Misi Jamiat Kheir, Sejarah berdirinya Jamiat Kheir beserta faktor-faktor berdirinya Jamiat Kheir serta program kerja Sekolah-Sekolah Jamiat Kheir yang berada di bawah yayasan Jamiat Kheir. 49 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, h. 43-44 b. Studi pustaka Studi pustaka dalam suatu penelitian dijadikan sumber penulisan yang tentunya berhubungan dengan tema yang dikaji.Sumber pustaka dapat berupa buku, artikel dan media lainnya.Dengan studi pustaka ini diharapkan mampu menambahkan pemahaman teori dan konsep yang diperlukan dalam penelitian. Studi pustaka ini dilakukan di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Jurusan Sejarah Peradaban Islam dan Perpustakaan Imam Jama‟. c. Wawancara Menurut Lexy J. Moleong dalan bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif menjelaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewe yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 50 Wawancara adalah salah satu cara memperoleh informasi secara lisan dari informan yang memenuhi kriteria sesuai dengan objek penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan informan yang tahu dan paham mengenai Yayasan Sekolah Jamiat Kheir, yaitu Kepala Sekolah, Guru dan Kepala Yayasan Sekolah Jamiat Kheir. Informan-informan tersebut antara lain adalah Bapak Ahmad Sauqhi Al-Gadri, beliau menjabat sebagai Kepala Pengurus Harian di Yayasan Jamiat Kheir di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

C. Langkah-Langkah Penelitian

Pelakasanaan penelitian dilakukan melalui tahapan sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu metode historis.Penulis menggunakan tahapan sebagaimana yang diungkapkan diawal, yaitu heuristik, kritik atau analisis sumber, interpretasi, historiografi. 50 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja RosdaKarya, cet. Ke-28, h. 186.

a. Heuristik

Heuristik merupakan tahap pengumpulan data-data yang relevan dengan masalah penelitian.Langkah pertama yang dilakukan oleh penulis adalah mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang berhubungan dengan pembaharuan pendidikan dan sejarah lembaga pendidikan. Sumber yang banyak digunakan dalam mengkaji tentang judul skripsi ini adalah sumber sekunder, yaitu sumber yang sudah diperoleh berdasarkan rekonstruksi pemikiran orang lain. Menurut Helius Sjamsuddin sumber kedua secondary sources adalah apa-apa yang yang ditulis sejarawan sekarang atau sebelumnya berdasarkan sumber- sumber pertama.Sebagian besar sumber-sumber tertulis yang telah penulis sebutkan di atas adalah sumber sekunder. 51 Pada tahap pengumpulan sumber-sumber literature ini, penulis berusaha mencari dan memilih pusat-pusat informasi yang sekiranya memiliki sumber- sumber yang dibutuhkan terutama yang berisikan data dan informasi mengenai pembaharuan pendidikan.Pusat informasi yang dimaksud adalah perpustakaan. Setelah sumber-sumber yang berhubungan dengan masalah penelitian diperoleh dan dikumpulkan, proses selanjutnya dilakukan penelaahan serta pengklasifikasian terhadap sumber-sumber yaitu pemilihan dan penggolongan sumber-sumber, sehingga diperoleh sumber yang relevan dengan masalah penelitian yang dikaji.

b. Kritik sumber

Kritik merupakan metode yang digunakan untuk menilai sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian. Setelah penulis melakukan pengumpulan sumber-sumber pada tahap heuristik, tahap selanjutnya adalah kritik sumber. Kritik sumber dilakukan untuk mengetahui kebenaran dan ketepatan sebuah sumber sejarah. Kritik sumber ini perlu dilakukan karena penelitian sejarah berusaha untuk menuliskan masa lalu dengan benar dan objektif. Penulisan yang benar dan objektif itu sangat tergantung dari sumber yang digunakan oleh sejarawan. Seorang 51 Helius Sjamsuddin, Metode Penelitian Sejarah, Jurnal llmiah pada Workshop Penelitian dan PengembanganKebudayaan, 2008, h. 3. sejarawan harus bersikap dan berpikir secara kritis dengan tidak menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis dalam sumber-sumber sejarah tersebut. Kritik sumber sejarah secara umum dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Kritik eksternal Kritik eksternal merupakan kritik terhadap materi sumber yang dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber- sumber sejarah secara terperinci, sebagaimana yang dikemukakan oleh para sejarawan, bahwakritik eksternal ialah suatu penelitian atas asal usul dari sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu atau tidak. Kritik eksternal dilakukan dengan melihat tahun terbit sumber yang digunakan dan mengetahui latar belakang penulis buku, artikel dan surat kabar untuk mengetahui kredibilitas dari sumber tersebut. Tahun terbit artinya angka penerbitan sumber tersebut dapat menunjukkan informasi sesuai dengan zaman masalah penelitian serta keaslian sumber, sedangkan latar belakang penulis adalah untuk mengetahui unsure pendidikan penulis dan mengetahui apakah para penulis sumber merupakan orang-orang yang sezaman atau tidak dengan proses kebijakan pemerintah Belanda, Jepang ataupun pada masa pemerintahan Orde Lama. Mengenai tahun penerbitan buku sumber, penulis banyak mempergunakan buku dalam rentang waktu tahun 1980an sampai tahun 2010, mengenai kredibilitas penulis dalam buku-buku yang digunakan dalam skripsi ini dapat dipercaya karena penulis banyak menggunakan buku karya doktor dan professor seperti buku karya Prof. Ahmad Mansur Suryanegara, Prof. Dr. Kuntowijoyo, Prof.Dr. Deliar Noer, Prof. Aqib Suminto, Louis Gottschalk dan lain-lain.