Tujuan dan manfaat penelitian

berbagai masalah yang timbul dan berkembang dalam masyarakat, terutama yang menyangkut pemenuhan kebutuhan pokok mereka; 2 memberikan pegangan kepada masyarakat dalam melakukan pengendalian sosial menurut sistem tertentu yakni sistem pengawasan tingkah laku para anggotanya; dan 3 menjaga keutuhan masyarakat. 18 Pentingnya sebuah lembaga pendidikan menurut Zakiah Darajat yaitu membantu tercapainya cita-cita keluarga dan masyarakat, khususnya masyarakat Islam, dalam bidang pengajaran yang tidak dapat sempurna dilakukan dalam rumah dan masjid.Bagi umat Islam, lembaga pendidikan yang dapat memenuhi harapan adalah lembaga pendidikan Islam, artinya bukan sekedar lembaga yang di dalamnya diajarkan pelajaran agama Islam, melainkan suatu lembaga pendidikan yang secara keseluruhan bernafaskan Islam. 19 Menurut Muhammad Arifin, dikutip oleh Ramayulis mengatakan bahwa Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Adanya kelembagaan dalam masyarakat, dalam rangka proses pembudayaan umat, merupakan tugas dan tanggungjawabnya yang kultural dan edukatif terhadap peserta didik dan masyarakatnya yang semakin berat. Tanggung jawab lembaga pendidikan tersebut dalam segala jenisnya menurut pandangan Islam adalah erat kaitannya dengan usaha menyukseskan misi sebagai seorang muslim. 20 Lembaga pendidikan Islam merupakan hasil dari pemikiran yang dicetuskan oleh kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang didasari oleh kebutuhan- kebutuhan masyarakat yang digerakkan, didasari, dan dikembangkan oleh jiwa Islam Al-Q ur‟an dan Al-Sunnah.Lembaga pendidikan Islam secara keseluruhan, bukanlah sesuatu yang datang dari luar, melainkan dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai hubungan erat dengan kehidupan Islam secara 18 Mohmmad Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-Lembaga Islam di Indonesia, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 1995, h. 1-2. 19 Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, cet. Ke- 7, h. 74. 20 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008, cet. Ke- 6, h. 276. umum. Islam telah mengenal lembaga pendidikan sejak detik-detik awal turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw. RumahArqambin Abi al-Arqam, merupakan lembaga pendidikan yang pertama. 21 Hasan Abd al-Ali yang dikutip oleh Ramayulis mengatakan bahwa lembaga pendidikan Islam bukanlah lembaga beku, tetapi fleksibel, berkembang dan menurut kehendak waktu dan tempat. Hal ini seiring dengan luasnya daerah Islam yang berdampak pada bertambahnya jumlah penduduk Islam.Sejalan dengan hal itu, maka didirikanlah berbagai macam lembaga pendidikan Islam yang teratur dan terarah.Beberapa lembaga yang belajar dengan sistem klasikal, yaitu berupa madrasah. 22 Menurut Ramayulis, lembaga pendidikan Islam adalah suatu bentuk organisasi yang diadakan untuk mengembangkan lembaga-lembaga Islam, dan mempunyai pola-pola tertentu dalam memerankan fungsinya, serta mempunyai struktur tersendiri yang dapat mengikat individu yang berada dibawah naungannya, sehingga ini mempunyai kekuatan hukum tersendiri. Lembaga pendidikan Islam berupa nonfisik mencakup peraturan-peraturan baik yang tetap maupun yang berubah, sedangkan bentuk fisik berupa bangunan, seperti mesjid, kuttab, dan sekolah. Bentuk fisik ini sebagai tempat untuk melaksanakan peraturan- peraturanyang penanggung jawabnya adalah suatu badan, organisasi, orang tua, yayasan, dan Negara. 23 Sebagai sistem sosial, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan peran dalam perubahan masyarakat ke arah perbaikan dalam segala lini.Dalam hal ini lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum.Pertama, melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sistem.Kedua, mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan. 24 Misi pendidikan adalah mewariskan ilmu dari generasi ke generasi selanjutnya. Ilmu yang dimaksud antara lain; pengetahuan, tradisi, dan nilai-nilai 21 Ibid.,h.276. 22 Ibid, h. 277. 23 Ibid, h.279. 24 Oemar Hamalik, perencanaan pegajaran berdasarkan pendekatan system, Jakarta:Bumi Aksara, 2005, cetke-5, h. 23.