Aspek-Aspek Pembaharuan Pendidikan di Indonesia
dari pedagang di Padang dapat masuk sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah.
35
Sekolah Adabiah yang memakai metode pengajaran dan kurikulum modern umurnya tidak sampai satu tahun, karena harus dipindahkan dari
Padang Panjang ke Padang.Di Padang Sekolah Adabiah itu mengalami perkembangan sangat pesat.Pendidikan umum lebih mendapat perhatian
serius daripada pendidikan agama, karena ilmu pengetahuan banyak diminati orang Padang. Dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan
khususnya pendidikan umum, maka Abdullah Ahmad pun merekrut empat orang guru berbangsa Belanda, di samping dua orang Indonesia, yang
memiliki ijazah untuk mengajar tingkat HIS. Pada tahun 1916 Sekolah Adabiah ini diakui oleh pemerintah sebagai HIS pertama yang didirikan
organisasi Islam.Setahun kemudian sekolah ini mendapat subsidi penuh dari gubernemen.
36
Di samping mengurus Sekolah Adabiah dan mengembangkan perkembangannya, Abdullah Ahmad tetap memperlihatkan kepedulian
tinggi kepada persoalan-persoalan agama.Pada tahun 1910, dia menerbitkan majalah al-Manar, terbit dua kali sebulan.Majalah ini dapat bertahan terbit
sampai tahun 1916.Sejalan dengan lembaga pendidikan yang didirikannya, majalah ini mengkaji ilmu pengetahuan umum seperti, ilmu bumi,
astronomi, dan kesehatan, di samping ilmu agama yang menjadi pusat perhatian.
37
3. Sekolah Diniyah Pendiri Sekolah Diniyah adalah Zainuddin Labai El-Yunusi, murid
dari Syekh Abdullah Ahmad di Surau Jembatan Besi.Sekolah ini memakai sistem sekolah modern pada tahun 1916.Proses pendidikan di Sekolah
Diniyah ini berlangsung hingga sore hari. Lembaga pendidikan Islam ini diorganisasikan berdasarkan sistem klasikal dan tidak menerapkan sistem
sebagaimana terdapat pada pendidikan tradisional.Mata pelajaran yang
35
Ibid, h. 50.
36
Karel A. Steenbrink, Op.Cit, h. 40.
37
Deliar Noer, Op.Cit., h. 47-48.
disusunnya berbeda dengan biasanya, dimulai dengan pengetahuan dasar bahasa Arab sebelum memulai membaca al-
Qur‟an.
38
Di samping mata pelajaran agama ada juga mata pelajaran umum, seperti sejarah dan ilmu bumi.Pada tingkat tertinggi pengajarannya
menggunakan buku-buku berbahasa Arab.Di sini terlihat perbedaan antara Sekolah Adabiah yang lebih menekankan pengetahuan umum dengan
Sekolah Diniyah yang lebih menekankan pengetahuan agama. Sekolah diniyah ini pun berkembang pesat dan mendapat
sambutan luar biasa dari umat Islam di Minangkabau.Sampai tahun 1922, tercatat 15 sekolah yang memiliki model dan sistem seperti yang berlaku di
sekolah Diniyah.Setelah Zainuddin Labai wafat, yang melanjutkan cita- citanya kemudian adiknya yang bernama Rahmah El-Yunusiyah.Beliau
tertarik memadukan sistem koedukasi dalam Sekolah Diniyah, karena itulah Sekolah Diniyah ini menerima murid putera dan puteri.Menurutnya,
banyak problema yang dialami wanita, dan problema itu hanya bisa dipecahkan oleh kaum wanita pula.Oleh karena itu, dia memandang perlu
untuk mendirikan sekolah wanita. Pada tanggal 1 November 1923, Rahmah El-Yunusiyah pun mendirikan sekolah khusus bagi puteri yang diberi nama
al-Madrasah al-Diniyah.
39
4. Persyarikatan Ulama Persyarikatan ulama adalah sebuah gerakan pembaharuan yang
pertama kali muncul dan berkembang di daerah Majalengka, Jawa Barat.Organisasi ini berdiri pada tahun 1911, atas inisiatif Haji Abdul
Halim yang lahir di Cibelerang, Majalengka tahun 1887.
40
Dalam kongres Persyarikatan Ulama pada 1932, Halim mengusulkan agar organisasi ini mendirikan sebuah lembaga pendidikan
yang benar-benar dapat melahirkan alumni-alumni yang mandiri. Menurut Halim, selama ini yang terjadi adalah banyak alumni dari sekolah yang
38
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1982, h. 44.
39
Deliar Noer, Op,Cit., h. 62.
40
Ibid., h.8.