C. Pencegahan Bencana Alam
Kita harus memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi karena ada sebab- sebab yang mendahuluinya. Demikian juga lingkungan dan alam yang kita huni
ini akan menjadi sahabat yang menyenangkan, tempat tinggal yang menggembirakan, menyejukan bahkan membuat hati damai dan tentram karena
kita sebagai penghuninya mampu bersahabat dengan alam. Semakin kitak mau bersahabat dengan alam, maka alam akan membalasnya dengan cara kerja alam
itu sendiri. Seringkali kejadian alam ini mendatangkan kerugian, kesusahan, kerusakan, kesengsaraan bagi manusia. Di samping itu, kerusakan alam dan
bencana secara otomatis mengubah struktur lingkungan, termasuk menimbulkan
gas-gas sumber pencemaran dan unsur pembentukan bumi.
Hukum dhamma kebenaran merupakan hukuman yang menguasai dan mengatur alam semesta, tidak diciptakan, dan kekal sepanjang masa. Salah satu
khotbah, Dhammaniyama Sutta, Sang Budha mengatakan bahwa apakah Tathagata muncul di dunia pun atau tidak, Hukum Dhamma tetap ada dam
merupakan hukum yang kekal. Hukum itu merupakan pengatur semua yang terbentuk. Keterangan yang terdapat dalam Kitab Suci Tipitaka menjelaskan
bahwa Hukum Dhamma, meliputi lima hal, seperti yang sudah di jelaskan pada bab 2. Yaitu Utu niyama, Biji Niyama, Kamma Niyama, Citta Niyama, Dhamma
Niyama.
15
Hukum Dhamma ini berfungsi mengatur dan menguasai peristiwa pembentukan, kelangsungan, dan kehancuran segala sesuatu yang terjadi di alam
15
PENAGGULANGAN BENCANA ALAM Dalam Perspektif Agama Di Indonesia. Hal 99-101
semesta.Hukum ini diajarkan oleh Sang Budha untuk menjelaskan keberadaan manusia dan lingkungannya. Semakin lama semakin banyak orang yang
menyadari menyusutnya sumber daya alam, maka ada motivasi tambahan pada pengharapan bahwa pemahaman dan cinta terhadap alam akan menghasilkan
sebuah pendapat umum. Pendapat yang akan menyelamatkan dan melestarikan sumber daya kita, sehingga generasi mendatang dapat memiliki banyak hal untuk
dipelajari dan nikmati di lingkungan alam ini.
16
Ada dua macam bencana, diantaranya bencana yang dapat dicegah, dan bencana yang tidak dapat dicegah. Tsunami, gunung berapi, merupakan bencana
yamh tidak dapat dicegah karena proses alam yang selalu berjalan. Karena alam memiliki aturan sendiri. Manusia tidak dapat mencegahnya.
Pada bencana yang terjadi, tidak ada kaitannya kaitannya dengan manusia, mroal manusia. Dalam pencegahan bencana yang terjadi di awali dengan
pembenahan diri manusia yang kurang baik.
17
Manusia dalam memanfaatkan alam ini haruslah menggunakan akal bukan nafsunya, karena hal ini akanberpengaruh terhadap proses dan cara
mengekploitasi alam. Bila memanfaatkan sumber alam ini sebatas nafsu tanpa menggunakan akal, maka yang terjadi adalah kehancuran, karena di sini
pemanfaatan tidak akan lebih arif, sehingga manusia akan memikirkan juga bagaimana melestarikan dan menjaga kelangsungan hidup alam ini.
18
16
PENAGGULANGAN BENCANA ALAM Dalam Perspektif Agama Di Indonesia. Hal. 102
17
Wawancara pribadi dengan Bhikku Sudassano, Bhikku, 1 Mei 2010
18
PENAGGULANGAN BENCANA ALAM Dalam Perspektif Agama Di Indonesia, h. 31
D. Solusi Untuk Mengatasi Bencana Alam