Tiracchana-Bhumi Peta-Bhumi Alam kehidupan indrawi Kama-loka

f. Utpala nilotpala: karena dingin yang amat sangat, kulit tubuh memeku seperti pucuk-pucuk bunga teratai. g. Padma : karena dinginnya bukan main, kulit tubuh membeku dan pecah- pecah seperti bunga terataimerah yang mekar-mekar. h. Mahapadma : karena dinginnya luar biasa, kulit tubuh membeku dan pecah-pecah seperti bunga teratai merah besar yang mekar-mekar. 7 Selanjutnya yang termasuk neraka kecil Ussadaniraya yang terdiri dari delapan kelompok alam : aogarakasu, loharasa, kukkula, aggisamohaka, lohakhumbi, gutha, simpalivana, vettaraoi. Dan yang terakhir Lokantarika neraka terpencil, neraka-neraka ini berada di gunung-gunung, hutan, di angkasa, atau di atas bumi dan sebagainya, karena perbuatan masing-masingyang mengakibatkannya demikian. Neraka-neraka ini tidak seperti 8 neraka panas dan 8 neraka dingin yang mempunyai tempat tertentu. 8

2. Tiracchana-Bhumi

Yang disebut Tiracchana-Bhumi alam binatang, karena makhluk-makhluk yang berdiam di alam ini tidak mempunyai tempat yang khusus. Makhluk binatang ini terbagi dua kelompok, yaitu : 1. kelompok binatang yang dapat dilihat dengan mata biasa. 2. kelompok binatang yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa makhluk binatang yang berkaki terbagi 4 kelompok, yaitu : 7 Drs. Suwarto T, Buddha Dharma Mahayana, Majlis Agama Buddha Mahayana Indonesia, 1995- 2538 B.E, h. 646. 8 Ibid, h. 647. 1. Apadatiracchana : kelompok makhluk binatang yang tidak mempunyai kaki, seperti ular, ikan, cacing, dan lain-lain 2. Dvipadatiracchana : kelompok makhluk binatang yang mempunyai dua kaki, seperti ayam, bebek, burung, dan lain-lain 3. Catupadatiracchana: kelompok makhluk binatang yang mempunyai empat kaki, seperti kerbau, sapi, dan lain-lain. 4. Bahuppadatiracchana: kelompok makhluk binatang yang mempunyai banyak kaki, seperti ulat bulu, lipan dan lain-lain. 9

3. Peta-Bhumi

Peta Bhumi yaitu makhluk yang tak merasakan kesenangan, makhluk- makhluk di alam peta ini adalah setan atau “hantu”. Peta merupakan makhluk- makhluk yang berbentuk tak sempurna, masingmasing dalam dalam keadaan mereka yang tak sempurna dan berbeda-beda bentuk. Dalam Anguttara Nikaya II. Disebutkan bahwa ada tukang jagal yang terakhir menjadi peta. Uraian rinci tentang kehidupan di alam ini baca Petavathu. 10 Dalam Dhamma Vibhaga apa yang disebut sebagai hantu-hantu tidak berbahagia atau kelaparan atau pitti biasanya dimaksudkan untuk menunjukan para pembuat kejahatan yang tidak begitu berat ubtuk menjerumuskan mereka ke dalam alam neraka. Tetapi mereka di anggap amat jelek dan cacat bentuknya dan juga amat lapar serta menyedihkan. Macam makhluk yang tidak terlihat ini kadang-kadang nampaknya juga tergantung pada dunia 9 Pandit Jinaratana Kaharuddin, Rampaian Dhamma Jakarta : DPP PERVITUBI, H. 76. 10 Carnelis Wowor MA., Hukum Kamma Buddhis, H. 92. manusia. Ini dapat dilihat dalam khotbah yang disebut : Tirokudda-sutta, di mana sanak keluarga raja Bimbisara dahulu, dikatakan sedang menantikan pengorbanan persembahan-persembahan dari dunia iniuntuk menghilangkan rasa lapar dan haus mereka. Dari komentar khotbah ini, nampaknya hantu- hantu kelaparan itu mempunyai alam-alam tertentu bagi mereka sendiri. Adapun macam contoh yang disebutkan dalam khotbah tersebut yakni Janusasoni merupakan salah satu contoh dari kenyataan ini. Dan juga disana disebutkan macam-macam hantu lain yang amat dekat berhubungan dengan dunia manusia. 11 Makhluk setan ini terbagi dari beberapa kelompok, diantaranya terdapat kelompok setan yang disebut PETA-21 yang tercantum dalam Kitab Suci Vinaya dan Lakkhasanyutta yaitu : 1. Atthisankhasika-Peta : setan yang mempunyai tulang bersambung, tetapi tidak mempunyai daging. 2. Mansapesika-Peta : setan yang mempunyai daging terpecah-pecah, tetapi tidak mempunyai tulang. 3. Mansapinada-Peta : setan yang mempunyai daging berkeping-keping. 4. Nicachaviparisa-Peta : setan yang tidak mempunyai kulit. 5. Asiloma-Peta : setan yang berbulu tajam. 6. Sattiloma-Peta : setan yang berbulu seperti tombak. 7. Usuloma-Peta : setan yang berbulu panjang seperti anak panah. 8. Suciloma-Peta : setan yang berbulu seperti jarum. 11 Prince Vajirananavarorasa, Dhama Vibhaga Jakarta: Aryasuryacandra, 1993, h. 12. 9. Dutiyasuciloma-Peta : setan yang berbulu seperti jarum jenis yang kedua. 10. Kumabhanda-Peta : setan yang mempunyai buah kemaluan yang sangat besar. 11. Guthakupanimugga-Peta : setan yang bergelimangan dengan kotoran. 12. Guthakhadaka-Peta : setan yang makan kotoran. 13. Nicachavitaka-Peta : setan perempuan yang tidak mempunyai kulit. 14. Dugagandha-Peta : setan yang berbau sangat busuk. 15. Oligini-Peta : setan yang badannya seperti bara api. 16. Asisa-Peta : setan yang tidak mempunyai kepala. 17. Bikkhu-Peta : setan yang berbadan seperti Bhikkhu. 18. Bikkhuni-Peta : setan yang berbadan seperti bikkhuni. 19. Sikkhaman-Peta : setan yang berbadan seperti pelajar wanitacalon bikkhuni. 20. Samaner-Peta : setan yang berbadan seperti samanera. 21. Samaneri-Peta : setan yang berbadan seperti samaneri. 12 Dan disamping itu pula ada peta 4 dan peta 12, Peta 4 diantaranya : 1. Paradattupajivika-Peta : peta yang hidup berdasarkan dana dari orang lain. 2. Khupipasika-Peta : peta yang selalu lapardan haus. 3. Nijjhamatanhika-Peta : peta yang selalu haus. 4. Vantasika-Peta : peta yang hidup dari muntah. 13 12 Pandit Jinaratana Kaharuddin, Rampaian Dhamma Jakarta : DPP PERVITUBI, H.77-78. 13 Carnelis Wowor MA., Hukum Kamma Buddhis, H. 92-93 Peta 12 diantaranya : vantasa-peta, kunapasa-Peta, guthakhadaka-Peta, agijalamukha-Peta, sucimuja-Peta, tanhatika-Peta, sunijjhamaka-Peta, sutanga-Peta, pabatanga-Peta, ajagaranga-Peta, vemanika-Peta, mahidadhika- Peta.

4. Asurakaya-Bhumi

Dokumen yang terkait

Pandangan Masyarakat Dalam Pernikahan Usia Dini Studi Kasus Di Desa Cikurutug Kecamatan Cikreunghas Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

1 12 70

Kesadaran hukum dan persepsi masyarakat terhadap perceraian (studi kasus perceraian di desa serdang jaya kecamatan betara kabupaten Tanjab Barat Jambi)

1 14 182

Harapan pemustaka terhadap perpustakaan panti sosial karya wanita (PSKW) mulya jaya Jakarta dalam memenuhi kebutuhan informasi

0 3 133

Upacara kathina dalam agama budha : studi kasus pada vihara budha metta rama Menteng Jakarta

3 97 92

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN PADA SAAT BENCANA ALAM (Studi kasus pada Daerah Bencana Alam Meletusnya Gunung Merapi di Kabupaten Sleman)

0 3 113

Konstruksi berita bencana alam dalam newsticker (Studi Analisis Wacana Kritis Berita Bencana Merapi Yogyakarta di tvOne) azhmy

1 6 231

ALAM SEMESTA DALAM PANDANGAN ISLAM

0 0 12

KAPASITAS TNI AD DALAM PENANGGULANGAN BENCANA ALAM STUDI KASUS: KAPASITAS KODIM 0505JAKARTA TIMUR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR

0 0 26

BAB II AJARAN AGAMA BUDDHA TENTANG SELIBAT A. Ajaran Agama Buddha 1. Sejarah Agama Buddha - MAKNA SELIBAT DALAM AGAMA BUDDHA (Studi Selibat Para Bikkhu atau Bikkhuni Di Vihara Virya Paramitha dan Implikasinya dalam Kehidupan Keagamaan) - Raden Intan Repos

0 0 37

BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Agama Buddha di Bandar Lampung - MAKNA SELIBAT DALAM AGAMA BUDDHA (Studi Selibat Para Bikkhu atau Bikkhuni Di Vihara Virya Paramitha dan Implikasinya dalam Kehidupan Keagamaan) - Raden Intan Re

0 0 23