Etika Masuk Vihara Peran dan Fungsi Vihara

ada di Indonesia. Selanjutnya dibentuklah sebuah yayasan dengan nama Yayasan Jakarta Dhammacakka Jaya, di mana para pendirinya adalah delapan bhikkhu Indonesia selaku Badan Pengawas, Anton Haliman selaku Ketua Kehormatan, Oyo Prayogo Kusno selaku Ketua Umum, dan Drs. Teja Suryaprabhava Mochtar Rashid selaku sekretaris. Akhirnya berkat bantuan dari berbagai pihak, maka ijin tersebut berhasil didapat. Selanjutnya Bhante Sombat mendirikan sebuah gubuk di sana dan mulai mendirikan Uposathagara dan Sima. Arsitek pada waktu itu adalah Ir. Rai Pratadaya dan Ir. Aswin Suganda. Setelah dikurangi untuk sarana jalan dan sebagian diminta oleh Kota Praja untuk pembuatan jalur hijau, akhirnya luas tanah tersebut menjadi 8.640 m2. Dana pembangunan vihara pun mulai mengalir dari berbagai pihak di antaranya dari Presiden ke-2 Republik Indonesia, H.M. Soeharto sebesar Dua Puluh Juta Rupiah, Departemen Agama sebesar Dua Juta Dua Ratus Ribu Rupiah, Pemerintah DKI Jakarta sebesar Enam Juta Rupiah, dan sumbangan umat Buddha Indonesia serta Thailand secara sukarela pada saat itu mencapai kurang lebih Dua Ratus Dua Puluh Lima Juta Rupiah. 1

C. Etika Masuk Vihara

Etika masuk vihara adalah tata cara yang harus dilakukan umat Buddha masuk ke vihara. Apabila seorang umat Buddha akan memasuki vihara, maka ada beberapa etika yang harus dijalani diantaranya adalah: 1. Pakaian harus rapai dan sopan santun 1 Artikel ini diakses pada tanggal 25 Februari 2010 www.dhammacakka.orgindex.php?option=com... 2. Memasang dupanamisa puja jika perlu, yang meliputi : bunga, lilin, dan dupa 3. Sampai di pintu viha namakaragatha yaitu syair penghormatan kepada Buddha Dharma dan Sangha. 2 Bunyi syair tersebut sebagai berikut : Araham sammasambudho bhagava, budhamvantani abhivademi “Sang Bhagava, yang maha suci, yang telah mencapai penerangan sempurna, Aku bersujud dihadapan Sang Buddha”. Svakkhato Bahagavata dhammo, dhammani namassami “Telah sempurna dibabarkan oleh sang Bhagava; Aku bersujud di hadapan Dhamma”. Supati panno Bhagavatha savaka sangha “Sangha siswa sang Bhagava telah bertindak sempurna; Aku bersujud di hadapan Sangha”. Adapun tatacara ibadah sebagai berikut : 1. Anjali adalah merangkapkan kedua tangan 2. Puja Bakhti yaitu penghormatan dan berbakti yang akan di peraktekkan di rumah. 2 Wawancara pribadi dengan Bhikku Dhammiko, Jakarta 1 Mei 2010.

D. Peran dan Fungsi Vihara

Peran vihara adalah meningkatkan kehidupan beragama umat Buddha Indonesia dalam arti seluas-luasnya berdasarkan kitab suci Tipitaka pali yang berkepribadian Indonesia Adapun fungsi Vihara dapat di uraikan sebagai berikut : 1. Tempat tinggal para Bhikku dan Samanera 2. Tempat pendidikan putra-putri bangsa agar menjadi masyarakat yang berguna 3. Tempat memberi rasa aman bagi semua mahluk 4. Tempat untuk membuat kebaikan dan kebajikan 5. Tempat pendidikan moral, sopan santun dan kebudayaan 6. Tempat menyebarkan Dhamma 7. Tempat yang menunjukan jalan kebebasan 8. Tempat latihan meditasi dan usaha merealisasikan cita-cita kehidupan tempat kegiatan sosial yang bersifat keagamaan. 3 Arca-arca yang ada pada vihara Dhammacakka Jaya yaitu : 1. Arca Buddha Sakyamuni yaitu sang Buddha yang telah mendapat pencurahan. 2. Arca Sari Putta yaitu yang ada di sebelah kanan yang mempunyai kelebihan trampil menguraikan Dhamma ajaran agama 3. Arca Mogallana yaitu berada di sebelah kiri yang mempunyai kelebihan terampil dalam kekuatan supra natural. 4 3 Pengukuhan uposthagara viara DJ

E. Fasilitas-fasiltas Vihara

Dokumen yang terkait

Pandangan Masyarakat Dalam Pernikahan Usia Dini Studi Kasus Di Desa Cikurutug Kecamatan Cikreunghas Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

1 12 70

Kesadaran hukum dan persepsi masyarakat terhadap perceraian (studi kasus perceraian di desa serdang jaya kecamatan betara kabupaten Tanjab Barat Jambi)

1 14 182

Harapan pemustaka terhadap perpustakaan panti sosial karya wanita (PSKW) mulya jaya Jakarta dalam memenuhi kebutuhan informasi

0 3 133

Upacara kathina dalam agama budha : studi kasus pada vihara budha metta rama Menteng Jakarta

3 97 92

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN PADA SAAT BENCANA ALAM (Studi kasus pada Daerah Bencana Alam Meletusnya Gunung Merapi di Kabupaten Sleman)

0 3 113

Konstruksi berita bencana alam dalam newsticker (Studi Analisis Wacana Kritis Berita Bencana Merapi Yogyakarta di tvOne) azhmy

1 6 231

ALAM SEMESTA DALAM PANDANGAN ISLAM

0 0 12

KAPASITAS TNI AD DALAM PENANGGULANGAN BENCANA ALAM STUDI KASUS: KAPASITAS KODIM 0505JAKARTA TIMUR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR

0 0 26

BAB II AJARAN AGAMA BUDDHA TENTANG SELIBAT A. Ajaran Agama Buddha 1. Sejarah Agama Buddha - MAKNA SELIBAT DALAM AGAMA BUDDHA (Studi Selibat Para Bikkhu atau Bikkhuni Di Vihara Virya Paramitha dan Implikasinya dalam Kehidupan Keagamaan) - Raden Intan Repos

0 0 37

BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Agama Buddha di Bandar Lampung - MAKNA SELIBAT DALAM AGAMA BUDDHA (Studi Selibat Para Bikkhu atau Bikkhuni Di Vihara Virya Paramitha dan Implikasinya dalam Kehidupan Keagamaan) - Raden Intan Re

0 0 23