Alam Tanpa Bentuk arupaloka

tempat tinggal yang sejati ini. Kemudian mereka mancapai Arahat dan hidup di Alam itu sampai masa hidup mereka berakhir. 19

D. Alam Tanpa Bentuk arupaloka

Di samping alam bentuk Rupaloka ada alam tanpa bentuk Arupaloka. Alam Arupa adalah alam tanpa jasmani. Dalam arupaloka tidak ada kelamin. Alam ini dicapai setelah seseorang sukses dengan Rupa Jhana. Arupaloka terdiri empat alam, yaitu : 1. Akasanancayatana : alam ruang tanpa batas 2. Vinnanancayatana : alam kesadaran tanpa batas 3. Akincanacayatana : alam kekosongan 4. N’eva Sanna Nasannayatana : alam bukan ide maupun bukan tidak ada ide. Makhluk-makhluk yang belum melenyapkan semua kekotoran batinnya akan terlahir kembali di salah satu dari 31 alam berrdsarka pada perbuatannya. Bagi para Arahat atau Buddha yang telah melenyapkan semua kekotoran bathin, bila mereka meninggal dunia tidak akan terlahir kembali di salah satu dari 31 alam. Ketika para Arahat dan para Buddha meninggal, mereka parinibbhana atau mencapai nirvana secara total. 20 Seperti itulah pembahasan tentang alam menurut pandangan Buddha. Bahwa alam itu terdiri dari beberapa bagian, dan dari bagian-bagian tersebut terbagi lagi hingga beberapa penjelasan. Itulah pengertian alam menurut Buddha. 19 Alm. Ven.Narada, Sang Buddha dan Ajaran-ajaran-nya BAGIAN II, Koord. Visakha Gunadharma. Jakarta: yayasan Dhammadipa Arama, 1992, hlm 132-134. 20 Carnelis Wowor MA., Hukum Kamma Buddhis, H. 99

BAB III GAMBARAN UMUM VIHARA DHAMMACAKKA JAYA

A. Pengertian Vihara

Vihara adalah tempat ibadah agama Buddha, kata vihara berasal dari bahasa pali bahasa India Kuno yang berarri tempat tinggal atau tempat puja bhakti. Vihara dapat juga diartikan sebagai biara Buddha atau tempat para biarawan Budha. Vihara dapat juga di jabarkan sebagai suatu kompleks yang terdiri dari : 1. Dhammasala adalah tempat puja bakti, upacara keagamaan dan pembabaran Dhamma ajaran Sang Buddha. Di tempat ini umat buddha melakukan puja bakti, upacara keagamaan dan mendengarkan pembabaran Dhamma yang disamapaikan dan dipimpin oleh para bhikku, pandita dan dhammaduta umat yang menyampaikan dhamma. Tempat ini merupakan tepat vihara yang bersifat umum. 2. Uposathagara adalah gedung tempat uposatha persamuan para Bikkhu yang berfungsi sebagai tempat pentabisan bikkhu, tempat upacara keagamaan, pembaca patimokkha, yaitu 227 peraturan kebikkhuan yang dilakukan setiap bulan gelap tidak ada bulan dan bulan terang bulan purnama, penyelesaian pelanggaran bikkhu dan penentuan hak dan sebagai tempat meditasi bersama umat Buddha, tempat ini bersifat tidak

Dokumen yang terkait

Pandangan Masyarakat Dalam Pernikahan Usia Dini Studi Kasus Di Desa Cikurutug Kecamatan Cikreunghas Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

1 12 70

Kesadaran hukum dan persepsi masyarakat terhadap perceraian (studi kasus perceraian di desa serdang jaya kecamatan betara kabupaten Tanjab Barat Jambi)

1 14 182

Harapan pemustaka terhadap perpustakaan panti sosial karya wanita (PSKW) mulya jaya Jakarta dalam memenuhi kebutuhan informasi

0 3 133

Upacara kathina dalam agama budha : studi kasus pada vihara budha metta rama Menteng Jakarta

3 97 92

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN PADA SAAT BENCANA ALAM (Studi kasus pada Daerah Bencana Alam Meletusnya Gunung Merapi di Kabupaten Sleman)

0 3 113

Konstruksi berita bencana alam dalam newsticker (Studi Analisis Wacana Kritis Berita Bencana Merapi Yogyakarta di tvOne) azhmy

1 6 231

ALAM SEMESTA DALAM PANDANGAN ISLAM

0 0 12

KAPASITAS TNI AD DALAM PENANGGULANGAN BENCANA ALAM STUDI KASUS: KAPASITAS KODIM 0505JAKARTA TIMUR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR

0 0 26

BAB II AJARAN AGAMA BUDDHA TENTANG SELIBAT A. Ajaran Agama Buddha 1. Sejarah Agama Buddha - MAKNA SELIBAT DALAM AGAMA BUDDHA (Studi Selibat Para Bikkhu atau Bikkhuni Di Vihara Virya Paramitha dan Implikasinya dalam Kehidupan Keagamaan) - Raden Intan Repos

0 0 37

BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Agama Buddha di Bandar Lampung - MAKNA SELIBAT DALAM AGAMA BUDDHA (Studi Selibat Para Bikkhu atau Bikkhuni Di Vihara Virya Paramitha dan Implikasinya dalam Kehidupan Keagamaan) - Raden Intan Re

0 0 23