16 b.
Pada tingkat di atasnya adalah kelompok sayur-sayuran dan buah-buahan yang kaya akan serat, vitamin dan mineral. Sayur-sayuran dikonsumsi sebanyak 3-5
bagian, sedangkan buah-buahan dikonsumsi sebanyak 2-4 bagian. c.
Tingkat berikutnya menunjukkan bahan makanan yang perlu dikonsumsi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan sayur-sayuran dan buah-buahan.
Yang termasuk dalam tingkat ini adalah kelompok leguminosa, kacang-kacangan dan makanan pengganti daging, serta kelompok susu dan produknya. Masing-masing
dikonsumsi sebanyak 2-3 bagian. d.
Pada tingkat paling atas adalah makanan yang kaya akan lemak, gula dan garam. Bagian ini dikonsumsi dalam jumlah paling sedikit.
28
2.4 Pola Makan Non Vegetarian
Berbeda dengan pola makan vegetarian, pola makan non vegetarian tidak membatasi konsumsi makanan pada produk nabati, tetapi juga mengikutsertakan
produk hewani. Non vegetarian menggunakan pola makan Empat Sehat Lima Sempurna yang terdiri atas palawija, lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buahan dan
susu.
1
Hal utama yang paling membedakan pola makan non vegetarian dengan pola makan vegetarian adalah pada konsumsi makanan sumber protein lauk pauk. Non
vegetarian lebih banyak mengonsumsi protein hewani daging, ikan, telur untuk mencukupi kebutuhan protein dibandingkan dengan protein nabati legumkacang-
kacangan, sayur-sayuran berprotein. Selain itu, non vegetarian juga lebih
Universitas Sumatera Utara
17 mengutamakan konsumsi lemak hewani untuk mencukupi kebutuhan lemak dalam
tubuh dibandingkan dengan lemak nabati.
3
Bahan-bahan makanan sumber karbohidrat palawijapadi-padian serta makanan sumber vitamin dan mineral sayur-sayuran dan buah-buahan yang
dikonsumsi oleh non vegetarian pada umumnya hampir sama dengan vegetarian, perbedaannya hanya terletak pada proporsi makanan yang dikonsumsi. Non
vegetarian pada umumnya mengonsumsi makanan kaya karbohidrat, sayur-sayuran dan buah-buahan dengan proporsi yang lebih kecil daripada vegetarian.
1,3
Kadar asupan nutrisi pada pola makan non vegetarian juga berbeda dengan pola makan vegetarian. Menurut Barreto, pada umumnya makanan-makanan dalam
pola makan non vegetarian kaya akan protein dan lemak, namun rendah dalam kandungan serat dan karbohidrat. Sedangkan makanan-makanan dalam pola makan
vegetarian kaya akan serat, karbohidrat, vitamin dan mineral serta mampu mencukupi kebutuhan protein dan lemak.
29
2.5 Oral Higiene
Tingkat oral higiene seseorang dilihat dari keberadaan plak dan kalkulus pada gigi. Plak dental adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan
mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
12
Plak terbagi atas plak supragingival dan plak subgingival. Plak supragingival berada pada atau koronal dari
tepi gingiva, sedangkan plak subgingival berada apikal dari tepi gingiva.
Universitas Sumatera Utara
18 Penumpukan plak dental sudah dapat terlihat dalam 1-2 hari setelah seseorang
tidak melakukan prosedur oral higiene. Penumpukan plak lebih sering terjadi pada retakan, pit dan fisur permukaan gigi. Daerah penumpukan plak berkaitan sekali
dengan berbagai proses yang berkaitan dengan penyakit gigi dan periodonsium. Plak supragingival dan plak subgingival yang berkaitan dengan gigi berperan dalam
pembentukan kalkulus dan karies, sedangkan plak subgingival yang berkaitan dengan jaringan berperan dalam penghancuran jaringan lunak pada berbagai periodontitis.
Lokasi dan laju pembentukan plak adalah bervariasi antar individu. Faktor yang mempengaruhi laju pembentukan plak adalah oral higiene, serta faktor-faktor
pejamu seperti diet, dan komposisi serta laju aliran saliva.
30
Jenis bakteri yang terdapat dalam plak adalah bakteri jenis Streptokokus dan Laktobasilus. Bakteri
dalam plak yang diakui sebagai penyebab utama karies adalah Streptokokus mutans, oleh karena mempunyai sifat asidogenik dan asidurik.
12
Penghilangan plak dapat dilakukan dengan menyikat gigi dan konsumsi makanan berserat.
13
Ada 3 cara yang digunakan dalam kontrol plak, yaitu cara mekanik, kemis dan modifikasi metode mekanik dan kemis. Kontrol plak secara
mekanik adalah dengan cara menggunakan sikat gigi manual.
10
Frekuensi menyikat gigi adalah 3 kali sehari, setiap sehabis makan dan sebelum tidur. Kenyataannya,
menggosok gigi 3 kali sehari tidak selalu dapat dilakukan, terutama ketika seseorang berada di sekolah, kantor atau tempat lainnya. Manson 1971 berpendapat bahwa
menggosok gigi cukup 2 kali sehari, yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur malam. Lama penyikatan gigi yang baik adalah 3 menit.
31,32
Cara lain untuk mengontrol plak dapat dilakukan secara kemis dengan berkumur-kumur
Universitas Sumatera Utara
19 menggunakan larutan khusus atau mouthwash. Kontrol plak menggunakan modifikasi
metode mekanik dan kemis dilakukan dengan cara mengunyah buah yang segar dan berserat. Beberapa buah segar yang berserat dan berair dapat menurunkan indeks
plak, salah satunya adalah buah apel. Pengunyahan buah apel dapat memberikan efek positif pada oral higiene.
10
Kalkulus adalah massa terkalsifikasi atau berkalsifikasi yang melekat ke permukaan gigi asli maupun gigi tiruan. Biasanya kalkulus terdiri atas plak bakteri
yang telah mengalami mineralisasi. Berdasarkan lokasi perlekatannya, kalkulus dapat dibedakan atas kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival. Kalkulus berperan
dalam mempertahankan dan memperparah penyakit periodontal dengan jalan memegang plak sehingga berkontak rapat ke gingiva dan menciptakan daerah dimana
penyingkiran plak adalah sukar bahkan tidak mungkin.
30
Indeks adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan suatu golongankelompok terhadap suatu penyakit gigi tertentu.
12
Untuk mendapatkan data tentang tingkat kebersihan gigi dan mulut dapat digunakan indeks pengukuran
kebersihan mulut.
33
Indeks-indeks pengukuran kebersihan mulut yang ada adalah Oral Hygiene Index OHI dan Oral Hygiene Index Simplified OHIS dari Greene
Vermillion, indeks plak O’Leary, indeks plak Loe Silness dan indeks plaque formation rate PFRI.
12,33
Indeks kebersihan mulut yang sering digunakan yaitu Oral Hygiene Index Simplified OHIS dari Greene Vermillion. Indeks ini merupakan
indeks yang populer digunakan untuk menentukan status kebersihan mulut pada penelitian-penelitian epidemiologis. Pemeriksaannya terdiri atas pemeriksaan skor
debris dan kalkulus.
12
Universitas Sumatera Utara
20
2.6 Karies