Frekuensi Makan Ibu Nifas

Pola makan ibu nifas yang melaksanakan tradisi Ketaring, hasil pengamatan pada saat penelitian diperoleh bahwa ada beberapa ibu nifas yang hanya mengonsumsi nasi dan ikan saja. Adapun menu yang disajikan untuk satu hari yaitu nasi dan ikan yang digorengdipanggang sampai kering untuk sarapan pagi, makan siang dan makan malam. Ada juga ibu nifas yang sudah menambahkan sayuran pada menu makan siang dan malam. Menu yang disajikan untuk satu hari berupa nasi, ikan gorengpanggang dan sayur campur rebus terdiri dari daun katuk dan daun singkong. Ada juga ibu nifas yang sudah melengkapi menu makanan dengan sayuran ditambah makanan selingan seperti roti sebagai snack. Menu yang disajikan untuk satu hari berupa nasi, ikan goreng panggang, sayur campur rebus, roti serta susu. Meskipun ada beberapa ibu nifas dengan konsumsi pangan cukup bervariasi, namun jumlah yang dikonsumsi hanya sedikit dikarenakan ibu nifas sudah meminum minuman rempah mulai dari pagi hari sehingga mengurangi nafsu makan. Bagi ibu yang hanya mengonsumsi nasi dan ikan dikarenakan ikan yang dikonsumsi mudah didapatkan. Sedangkan ibu yang kurang mengonsumsi pangan hewani seperti daging disebabkan keluarga kurang mampu untuk membeli daging yang tergolong mahal, karena masih ada keluarga yang memiliki tingkat pendapatan rendah.

5.2.3. Frekuensi Makan Ibu Nifas

Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa pola konsumsi makanan ibu nifas berdasarkan konsumsi makanan pokok tidak bervariasi karena selain nasi, ibu nifas hanya mengonsumsi mi sebagai makanan pokok. Dalam hal lauk-pauk, hanya Universitas Sumatera Utara sebagian kecil ibu nifas setiap hari mengonsumsi sumber protein dari pangan nabati yaitu tempe 13,8 dan tahu 10,3 yang mereka konsumsi setiap hari. Sementara pangan hewani juga mereka konsumsi, tetapi dengan frekuensi yang lebih jarang. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa ibu nifas sama sekali tidak mengonsumsi buah-buahan karena tidak diperolehkan untuk dikonsumsi selama mengikuti tradisi Ketaring . Menurut Almatsier 2004 pengaturan makanan pada ibu nifas harus memperhatikan susunan hidangan sehari-hari yang harus seimbang, mengonsumsi beraneka bahan makanan pokok, mengonsumsi lauk-pauk dari jenis hewani dan jenis nabati, mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang berwarna, minum air putih lebih dari 6 gelas dalam satu hari, dan yang terpenting tidak ada pantangan makanan untuk ibu menyusui. Sehingga larangan mengonsumsi beberapa jenis bahan makanan pada saat melaksanakan tradisi Ketaring tidak sesuai dengan pengaturan makan ibu nifas yang seharusnya. Dimana ibu nifas dilarang mengonsumsi ikan asin, udang, ikan tongkol, telur, cabai dan buah-buahan sama sekali tidak diperbolehkan selama 40 hari masa Ketaring berlangsung. Sedangkan bahan makanan yang boleh dikonsumsi seperti ikan selar, gembulungembung, seleng, sepat, gabus, lele, mujahir dan ayam, yang pengolahannya dengan cara digoreng dan dibakar. Apabila ibu akan mengonsumsi sayuran, semua jenis sayuran yang diperbolehkan untuk dikonsumsi seperti daun singkong, daun pepaya, bayam, sawi, kangkung, daun katuk atau sayuran hijau lain hanya boleh direbus dan pada saat akan dikonsumsi airnya harus disingkirkan atau malah diperas terlebih dahulu sampai agak kering untuk membatasi Universitas Sumatera Utara konsumsi air yang dipercaya akan menyebabkan luka pada rahim menjadi basah dan sukar untuk disembuhkan. Sementara buah-buahan sama sekali tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi selama ibu melaksanakan tradisi Ketaring karena diyakini dapat mengganggu kondisi ibu dan pemulihan rahim menjadi lama, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan kebutuhan cairan ibu nifas kurang terpenuhi.

5.3. Persepsi Ibu Nifas Terhadap Tradisi Ketaring

Dokumen yang terkait

Status Gizi dan Pola Pemberian Makan Bayi di Desa (Desa Jati Kesuma) Kab. Deli Serdang dan di Kota (Kelurahan Lalang) Kota Medan Tahun 2003

0 31 65

Gambaran Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi Dan Status Gizi Anak Usia 0 - 24 Bulan Di Desa Alue Awe Kecamatan Muara Dua Kabupaten Aceh Utara

0 28 49

Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan dan Konseling Ibu Balita terhadap Status Gizi Balita Gizi Kurang Dari Keluarga Miskin di Kota Tebing Tinggi

5 53 120

Pengaruh Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) terhadap Status Gizi pada Bayi 6-12 Bulan di Kecamatan Medan Amplas

16 130 108

Gambaran Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI dan Tumbuh Kembang Anak Usia 0-24 Bulan di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2004

0 38 79

Pola Pemberian Pisang Awak (Musa Paradisiaca Var. Awak), Status Gizi Dan Gangguan Saluran Pencernaan Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Desa Paloh Gadeng Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011

12 113 94

Pengalaman Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta Medan Tahun 2010

3 70 50

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian Asi, MP-ASI Dan Pola Penyakit Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Dusun III Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007

1 36 58

Pola Pemberian Makanan Bayi Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Ibu Pada Gakin Di Kelurahan Tangsi Kota Binjai Tahun 2006

0 33 67

Faktor-Faktor Yang Menghambat pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 0 – 6 bulan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan

0 56 63