9. Portabel dan Praktis.
10. Memberi Kepuasan bagi Ibu.
Sedangkan menurut Ari sulistyawati 2009 manfaat pemberian ASI bagi ibu adalah sebagai berikut :
a. Pemberian ASI membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses persalinannya.
b. Wanita yang nenyusui bayinya akan lebih cepat pulihturun berat badannya dari
berat badan yang bertambah selama kehamilan. c.
Ibu yang menyusui, yang menstruasinya belum muncul kembali akan kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil kadar prolaktin yang tinggi akan menekan
hormone FSH dan ovulasi. d.
Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayang kepada buah hatinya.
2.2. Pola Pemberian ASI
Pola pemberian ASI adalah kebiasaan ibu menyusui berdasarkan banyaknya seorang ibu menyusui bayinya. Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta
ibu di seluruh dunia berhasil menyusui tanpa pernah membaca buku tentang ASI Suhardjo, 1992.
Menyusui adalah proses alamiah, data terakhir menunjukkan 96-98 ibu menyusui bayinya, hanya saja pola pemberian ASI atau menyusuinya yang masih
belum memadai. Pola pemberian ASI merupakan rangkaian kegiatan menyusui yang terdiri dari pemberian colostrum, ASI ekslusif, frekuensi pemberian, lama pemberian
atau menyusui dan cara menyusui Roesli, 2000.
Universitas Sumatera Utara
ASI dalam jumlah yang cukup merupakan makanan terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4-6 bulan pertama. Bayi merupakan salah satu
kelompok rentan gizi dan paling mudah menderita kelainan gizi, bila suatu masyarakat terkena kekurangan penyediaan bahan makanan kebutuhan bayi akan zat
gizi adalah yang paling tinggi, bila dinyatakan dalam satuan berat badan karena bayi sedang ada dalam periode pertumbuhan yang pesat Sediaoetama, 2004.
ASI ekslusif adalah pemberian air susu ibu tanpa pemberian apapun seperti madu, air putih, makanan lunak sekalipun dan lain-lain yang berlangsung sampai usia
6 bulan UNICEF, 1994. Bayi sehat pada umumnya tidak memerlukan makanan tambahan sampai usia 6 bulan karena ASI mencukupi kebutuhan bayi akan berbagai
zat gizi. Saat ini para ahli kesehatan menganut paham jarak menyusui bayi setiap 3 jam dengan alasan karena lambung bayi akan kosong setelah 3 jam selesai menyusui.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan frekuensi pemberian ASI Pusdiknakes, 1993. Jarak waktu menyusui yang terlalu dekat sering
menyebabkan bayi tidak mampu menghabiskan ASI yang ada dalam payudara ibu, akibatnya akan melemahkan ransangan terhadap sel-sel yang menghasilkan ASI,
sehingga produksi ASI akan cepat menurun. Anak yang makanannya sedikit-sedikit akan menghilangkan nafsu makan, karena kadar gula dalam darah akan selalu tinggi.
Selain itu penjadwalan akan membuat bayi frustasi karena saat bayi masih menyusu tidak diberikan dan sebaliknya pada saat bayi tidur, dibangunkan karena
sudah tiba saatnya untuk menyusu. Dengan kata lain menyusui sesering mungkin sesuai dengan permintaan bayifeeding on demand UNICEF, 1994.
Universitas Sumatera Utara
Tiga puluh menit setelah lahir sebaiknya bayi disusui sehingga terjadi perangsangan pembentukan ASI ekslusif dan seterusnya sampai usia 24 bulan,
ditambah dengan makanan pendamping ASI. Cara menyusui yang baik adalah Pusdiknakes, 1993.
Ibu harus lebih sering menyusui bayinya, bila ibu menyusui lebih sering Selama beberapa hari, pasokan akan meningkat dan berat badan bayi akan mulai
bertambah. Adapun hal-hal yang harus dilakukan ibu adalah : 1.
Ibu harus menyusui bayinya pada setiap payudara paling sedikit 5-10 menit 2.
Bila bayi ingin mengisap lebih lama, biarkan bayi meneruskannya sampai berhenti sendiri.
3. Bila bayi tertidur selama menyusu, ibu harus mengelus pipinya dengan lembut
agar terjaga. 4.
Bayi jangan di beri pakaian terlalu tebal sewaktu menyusu. 5.
Ibu harus memberikan ASI saja. 6.
Ibu harus menyusui sesering mungkin pada beberapa hari pertama untuk meningkatkan pasokan ASI King, 1998.
Dengan sikap duduk pada ibu, menyendawakan bayi setelah menyusui, menetek pada kedua payudara secara bergantian dan lama tiap kali menyusui 10-20
menit. Menyusukan selama 15 menit jika ASI cukup dan lancar sudah cukup untuk bayi. ASI yang terhisap bayi pada 5 menit pertama adalah kurang lebih 112 ml, 5
menit kedua kurang lebih 64 ml dan 5 menit terakhir hanya 16 ml Soetjiningsih, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan yang memadai amat di butuhkan oleh ibu termasuk keunggulan ASI dan bahaya-bahaya memberi susu melalui botol terutama sebelum bayi berusia 4-
6 bulan dengan pengetahuan yang cukup akan diperoleh pola menyusui yang benar yang menguntungkan bagi si bayi, ibu dan keluarga. Namun faktor intrinsik yang
terdiri dari faktor sosial budaya masyarakat dapat berpengaruh terhadap pemberian ASI. Adanya lapisan-lapisan masyarakat yang digolongkan berdasarkan status
ekonomi, kedudukan dan pekerjaan yang kesemuanya ini dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Adanya diskriminasi antara anak laki-laki dan
perempuan yang berdampak pada perolehan ASI. Ibu lebih mengutamakan anak laki- laki daripada anak perempuan karena adanya budaya pengutamaan pada anak laki-
laki Roesli, 2000. Keyakinan agama tertentu juga dapat mempengaruhi Widodo, 2001, serta
beberapa mitos-mitos yang berkembang sehubungan dengan pemberian ASI kepada bayi. Kegagalan menyusui terjadi kurang dari 1, dimana ibu benar-benar tidak bisa
menyusui bayinnya, sehingga ibu memberikan bayinya susu sapi. ASI tidak cukup merupakan alasan paling sering bagi ibu yang ingin cepat memberikan bayi mereka
susu sapi atau bubur. Menyusui bayi kurang dari lima kali sehari merupakan sebab umum buruknya pasokan ASI. Beberapa ibu menyusui bayinya hanya satu atau dua
kali sehari dan tidak menyusui bayinya waktu malam. Beberapa ibu menghilangkan waktu menyusui untuk menghemat ASI mereka King, 1998.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Pengaruh Keadaan Gizi Ibu dengan Komposisi ASI