BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah penelitian, peneliti mengidentifikasi 2 variabel independen X yaitu: yaitu political background X1,
dan pengetahuan dewan tentang anggaran X2, 1 variabel dependen Y yaitu kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah, serta 1 variabel moderating ,
yaitu : transparansi kebijakan publik Z yang diperkirakan mempengaruhi pengaruh antara variabel independen dengan kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan
daerah APBD Y baik secara parsial maupun secara simultan. Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini, dapat
digambarkan sebagai berikut:
Variabel moderating
Variabel independen
Variabel dependen
Gambar 3.1. Diagram Kerangka
Konseptual
Berdasarkan landasan teori dan masalah penelitian, maka peneliti
Transparansi Kebijakan Publik
Z
Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran
X2 Political Background
X1 Kinerja DPRD
dalam Pengawasan Keuangan Daerah
Y
30
Universitas Sumatera Utara
mengembangkan kerangka penelitian yang diuji secara simultan dan parsial yaitu
kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah Y diperkirakan secara
langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh beberapa variabel independen
X yaitu political background X1, dan pengetahuan dewan tentang anggaran X2,
serta terdapat 1 variabel pemoderasi, yaitu: transparansi kebijakan publik Z yang
dapat mempengaruhi pengaruh antara political background dan pengetahuan
dewan tentang anggaran terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan
daerah, dengan uraian sebagai berikut:
Kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah dapat dipahami sebagai hasil kerja yang dicapai oleh anggota dewan dalam melaksanakan tugas dan fungsi
pengawasan terhadap keuangan daerah APBD melalui kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang dilakukan anggota dewan tersebut. Kegiatan pengawasan
terhadap keuangan daerah APBD tersebut dapat dilakukan melalui pemandangan umum fraksi-fraksi dalam rapat paripurna DPRD, rapat kerja komisi DPRD dengan
eksekutif, rapat pembahasan dalam sidang komisi mengenai anggaran serta melakukan kunjungan kerja. Pengawasan terhadap APBD penting dilakukan untuk
memastikan 1 alokasi anggaran sesuai dengan prioritas daerah dan diajukan untuk kesejahteraan masyarakat, 2 menjaga agar penggunaan APBD ekonomis, efisien
dan efektif dan 3 menjaga agar pelaksanaan APBD benar-benar dapat dipertanggungjawabkan atau dengan kata lain bahwa anggaran telah dikelola secara
transparan dan akuntabel untuk meminimalkan terjadinya kebocoran Alamsyah, 1997. Agar kegiatan pengawasan tersebut dapat berjalan dengan efektif anggota
Universitas Sumatera Utara
DPRD harus meningkatkan kualitasnya secara individu baik dari segi personal, pengalaman politik serta pemahaman dan pengetahuan mengenai anggaran secara
keseluruhan sesuai dengan perkembangan termasuk penyesuaian terhadap peraturan perundang-undangan yang ada.
Kualitas personal anggota dewan dapat dilihat dari personal background yang meliputi jenis kelamin, usia, agama, tingkat pendidikan, bidang pendidikan dan
pekerjaan anggota dewan tersebut sebelum menjadi anggota dewan. Personal background berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia. Adanya latar
belakang personal yang berbeda diantara para anggota dewan sedikit banyaknya memberikan pengaruh dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya. anggota DPRD
periode ini didominasi oleh wajah baru, yang dipilih dan diangkat dari partai-partai pemenang pemilu yang mempunyai latar belakang personal dan pekerjaan yang
berbeda sebelum menjadi anggota DPRD. semakin baik atau buruk Personal Background anggota dewan, maka semakin tinggi atau rendah kinerja DPRD dalam
pengawasan keuangan daearah APBD. Selain latar belakang personal, latar belakang politik political background
anggota dewan juga dapat mempengaruhi kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah APBD. Political background meliputi ada tidaknya pengalaman
di partai politik sebelum menjadi anggota dewan, jabatan di partai politik, ada tidaknya partai politik yang diikuti memberikan pengarahan tentang fungsi, tugas
dan tanggung jawab legislatif dengan baik dan benar, serta sejauh mana kepentingan partai lebih diutamakan oleh anggota DPRD.
Universitas Sumatera Utara
Keterlibatan anggota dewan dalam partai politik dapat mengindikasikan bahwa anggota dewan tersebut mempunyai kualifikasi yang ideal dalam aktifitas
suatu organisasi. Karena ketika Pemilu dan Pilkada, parpol berperan sebagai institusi yang menyeleksi, menganalisa dan menentukan pencalonan para pasangan kepala
daerah, capres dan wapres, serta para calon anggota legislatif di pusat dan daerah, sebelum menghadapi pemilu dan pilkada untuk dipilih oleh rakyat. Seorang anggota
dewan harus mempunyai latar belakang politik yang baik dalam menjalankan tugasnya sebagai angota dewan. Maka semakin baik atau buruk political background
anggota dewan, maka semakin tinggi atau rendah kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah APBD.
Hal yang paling penting yang harus dimiliki oleh anggota dewan untuk meningkatkan kinerjanya dalam pengawasan keuangan daerah adalah pengetahuan
tentang anggaran. Karena pada dasarnya anggota dewan terlibat secara keseluruhan dalam proses penganggaran. Dalam fungsi pengawasan keuangan daerah APBD
pengetahuan dewan tentang anggaran sangat penting untuk mengetahui dan mengidentifikasi dengan jelas alokasi dana dalam anggaran pemerintah daerah
dengan harapan agar tidak terjadi penyelewengan serta harus mengetahui peraturan atau undang-undang yang mengatur tentang pengelolaan keuangan daaerah APBD
tersebut. Untuk itu, pengetahuan dasar tentang ekonomi dan anggaran daerah harus dikuasai oleh anggota DPRD. Pengetahuan dewan tentang mekanisme dan peraturan
anggaran ini berasal dari kemampuan anggota dewan yang diperoleh dari latar belakang pendidikannya ataupun dari pelatihan dan seminar tentang anggaran yang
diikuti oleh anggota dewan. Maka dari itu semakin baik atau buruk pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
dewan tentang anggaran, maka semakin tinggi atau rendah pula kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah APBD.
Begitu juga pentingya dengan transparansi kebijakan publik. Transparansi
dibangun diatas dasar informasi yang bebas, seluruh proses pemerintahan,
lembaga ‐lembaga, dan informasi perlu diakses oleh pihak‐pihak yang
berkepentingan dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti
dan dipantau. Sehingga menurut asumsi peneliti Semakin transparan kebijakan
publik yang dalam hal ini adalah APBD maka semakin meningkat pula kinerja DPRD
dalam pengawasan keuangan daerah APBD, sebaliknya semakin rendah
transparansi kebijakan publik semakin rendah kinerja DPRD dalam pengawasan
keuangan daerah APBD.
3.2. Hipotesis Penelitian