bahwa pengawasan yang dilakukan oleh DPRD merupakan pengawasan eksternal dan ditekankan pada pencapaian sasaran APBD.
Pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruhan tahap pada penyusunan dan pelaporan APBD. Pengawasan diperlukan pada setiap tahap bukan
hanya pada tahap evaluasi saja Mardiasmo, 2001. Pengawasan yang dilakukan oleh dewan dimulai pada saat penyusunan APBD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD
dan pertanggungjawaban APBD Medjo, 2007. Pengawasan terhadap APBD penting dilakukan untuk memastikan 1
alokasi anggaran sesuai dengan prioritas daerah dan diajukan untuk kesejahteraan masyarakat, 2 menjaga agar penggunaan APBD ekonomis, efisien dan efektif dan
3 menjaga agar pelaksanaan APBD benar-benar dapat dipertanggungjawabkan atau dengan kata lain bahwa anggaran telah dikelola secara transparan dan akuntabel
untuk meminimalkan terjadinya kebocoran Alamsyah, 1997. Untuk dapat melaksanakan pengawasan terhadap APBD anggota dewan
harus memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang anggaran mulai dari mekanisme penyusunan anggaran sampai kepada pelaksanaannya.
2.1.2. Political Background
Political Background merupakan latar belakang dari pengalaman seseorang dalam berkecimpung di dunia politik. Berbicara mengenai politik, tentu saja tidak
lepas dari partai politik. Partai politik dan parlemen legislatif merupakan dua faktor utama yang memperoleh mandat dari masyarakat sipil, berperan mengorganisir
kekuasaan dan meraih kontrol atas negara untuk kepentingan masyarakat. Ketika
Universitas Sumatera Utara
Pemilu dan Pilkada, parpol berperan sebagai institusi yang menyeleksi, menganalisa dan menentukan pencalonan para pasangan kepala daerah, capres dan wapres, serta
para calon anggota legislatif di pusat dan daerah, sebelum menghadapi pemilu dan pilkada untuk dipilih oleh rakyat.
Political Background yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi ada tidaknya pengalaman di partai politik sebelum menjadi anggota dewan, jabatan
di partai politik, ada tidaknya partai politik yang diikuti memberikan pengarahan tentang fungsi, tugas dan tanggung jawab legislatif dengan baik dan benar, serta
sejauh mana kepentingan partai lebih diutamakan oleh anggota DPRD. Dalam menjalankan tugasnya anggota DPRD diharuskan mengikuti aturan
kerja yang telah ditetapkan sesuai bidang masing-masing, di sinilah latar belakang politik terkadang menyebabkan perbedaan sudut pandang bahkan terjadinya
perselisihan. Seorang anggota dewan harus mempunyai latar belakang politik yang baik dalam menjalankan tugasnya sebagai angota dewan. Menurut La Palombara
m1994 ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap, perilaku, dan peran legislatif yaitu institusi politik, partai politik, karakteristik personal, pengalaman
politik dan sifat pemilih. Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi perilaku legislatif dalam melaksanakan fungsinya difokuskan kedalam 4 indikator yaitu:
a. Ada tidaknya pengalaman di partai politik sebelum menjadi anggota dewan
Merupakan hal yang dapat mempengaruhi perilaku legislatif dalam melaksanakan fungsinya sebagia wakil rakyat. Di lembaga legislatif daerah,
peran partai politik juga sangat signifikan dan menentukan. Melalui fraksinya yang merupakan perwakilan partai politik di lembaga legislatif, parpol
Universitas Sumatera Utara
merupakan institusi yang mengarahkan, bahkan menentukan pengambilan keputusan di DPRD. Karena dalam prakteknya, mekanisme pengambilan
keputusan di DPRD menempuh mekanisme kesepakatan fraksi, bukan mekanisme praktek dan musyawarah Thaha, 2004. Oleh karena itu kader yang
diajukan partai politik sebagai anggota dewan haruslah memiliki kompetensi dan pengalaman yang cukup di bidang pemerintahan daerah sehingga nanti ketika
terpilih menjadi anggota dewan dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik dan benar.
b. Jabatan di Partai Politik
Merupakan keaktifan anggota dewan dalam partai politik yang dilihat dari keikutsertaannya sebagai pengurus didalam partai politik.
c. Latar belakang Partai Politik
Tidak semua partai politik memberikan pengarahan dan bimbingan bagaimana menjadi anggota legislatif yang baik dan benar, dan bagaimana melaksanakan
pemerintahan daerah yang baik. Partai politik yang baik akan mampu menyiapkan anggota partai politiknya yang akan duduk sebagai anggota dewan
dengan kemampuan dan keahlian yang cukup baik. Dengan adanya pemberian bimbingan oleh partai politik, maka calon anggota dewan yang akan diangkat
dari kader partai akan lebih mengerti dan dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan benar. DPRD akan dapat memainkan peranannya dengan baik
apabila pimpinan dan anggota-anggotanya berada dalam kualifikasi ideal dalam arti memahami benar hak, tugas dan wewenangnya dan mampu
Universitas Sumatera Utara
mengaplikasikannya secara baik, dan didukung dengan tingkat pendidikan dan pengalaman di bidang politik dan pemerintahan yang baik Yudhono, 2000.
d. Sejauh mana kepentingan partai lebih diutamakan oleh anggota DPRD Hal ini untuk menguji loyalitas anggota DPRD kepada profesinya. Anggota
DPRD yang baik harus melaksanakan tugas-tugas dan fungsinya sebaik mungkin dan menjadi daya pemacu bagi pencapaian kinerja yang baik dalam
pekerjaannya, menjunjung tinggi kepentingan rakyat atau justru ikut dalam kepentingan politik masing-masing.
2.1.3.
Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran
Pengetahuan dewan tentang anggaran dapat diartikan sebagai pengetahuan dewan terhadap mekanisme penyusunan anggaran mulai dari tahap perencanaan
sampai pada tahap pertanggungjawaban serta pengetahuan dewan tentang peraturan perundangan yang mengatur pengelolaan keuangan daerah APBD.
Yudono 2000 mengatakan bahwa DPRD akan mampu menggunakan hak- haknya secara tepat, melaksanakan tugas dan kewajibannya secara efektif serta
menempatkan kedudukannya secara proporsional jika setiap anggota mempunyai pengetahuan yang cukup dalam hal konsepsi teknis penyelenggaraan pemerintahan,
kebijakan publik dan lain sebagainya. Pengetahuan yang dibutuhkan dalam melakukan pengawasan keuangan daerah APBD salah satunya adalah pengetahuan
tentang anggaran. Pengetahuan dewan tentang anggaran erat kaitannya dengan fungsi
penganggaran dan fungsi pengawasan yang dimiliki oleh anggota dewan. Fungsi
Universitas Sumatera Utara
penganggaran menempatkan anggota DPRD untuk selalu ikut dalam proses anggaran bersama-sama dengan eksekutif. Fungsi pengawasan DPRD memberikan
kewenangan dalam pengawasan kinerja eksekutif dalam pelaksanaan APBD. Dalam situasi demikian anggota DPRD dituntut memiliki keterampilan dalam membaca
“anggaran” serta memiliki kemampuan terlibat dalam proses anggaran didaerah sehingga DPRD dapat bekerja secara efektif dalam melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan anggaran. Proses alokasi anggaran bukan sekedar proses administrasi, tetapi juga
politik. Memastikan anggaran sesuai prioritas harus dilakukan oleh DPRD sejak penyusunan rencana jangka menengah daerah hingga proses KUA dan PPAS. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi dengan jelas alokasi dana dalam anggaran pemerintah daerah dengan harapan agar tidak terjadi
penyelewengan. Untuk meningkatkan kinerja dalam pengawasan keuangan daerah, DPRD
harus menguasai keseluruhan struktur dan proses anggaran. Untuk itu, pengetahuan dasar tentang ekonomi dan anggaran daerah harus dikuasai oleh anggota DPRD.
Pengetahuan dewan tentang mekanisme anggaran ini berasal dari kemampuan anggota dewan yang diperoleh dari latar belakang pendidikannya ataupun dari
pelatihan dan seminar tentang anggaran yang diikuti oleh anggota dewan. Selain itu pengetahuan dewan tentang anggaran juga berkaitan dengan
pengetahuan dewan tentang undang-undang atau peraturan-peraturan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan daerah. Hal ini sesuai dengan PP No. 58 tahun 2005
tentang pengelolaan keuangan daerah pasal 132 dan 133 yang menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
DPRD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah tentang APBD. Selanjutnya dalam pasal 133 menyebutkan bahwa Pengawasan pengelolaan
keuangan daerah berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Hal ini berarti bahwa dalam melaksanakan pengawasan terhadap APBD,
DPRD harus mengacu kepada peraturan yang berlaku. Hal ini juga mengindikasikan bahwa anggota dewan harus mempunyai bekal pengetahuan yang cukup mengenai
anggaran. Ketika sedang melaksanakan fungsi pengawasan di bidang anggaran, anggota dewan sekurang-kurangnya harus mengetahui undang-undang atau
peraturan apa saja yang mengatur mengenai anggaran tersebut. sehingga anggota dewan tersebut dapat mengetahui apakah pelaksanaan anggaran telah sesuai dengan
peraturan perundangan yang ditetapkan atau tidak.
2.1.4. Kinerja DPRD Dalam Pengawasan Keuangan Daerah