lainnya. Ini juga membuktikan bahwa dengan cukup luasnya cakupan TSP PT INALUM IPR sulit mengakomodir kebutuhan masyarakat.
Seharusnya PT INALUM menyediakan atau mengalokasikan dana CSR itu berdasarkan persentase keuntungan sebagai wujud transparansi publik
dan bagian dari good governance dan ini membukt ikan perusahaan jujur. Walaupun dengan mekanisme demikian, PT INALUM tidak terlambat dalam
menyediakan anggaran untuk imlementasi TSP.
5.2 Distribusi Identitas Responden 5.2.1 Usia
Untuk melihat bagaimana karakteriktik responden berdasarkan usia, berikut ini data yang telah dikumpulkan melalui angket.
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia
Frekuensi Persentase
1 2
3 17-25
26-40 40
1 17
16 2,94
50,00 47,06
Jumlah 34
100
Sumber: Kuesioner Dari data tabel 5.3 menunjukkan bahwa usia produktif masih
mendominasi jumlah yang bekerja sebagai nelayan, terlihat 50 responden adalah usia produktif. Kemudian diikuti dengan usia di atas empat puluh tahun
yang hampir setengah responden yaitu 47,06 . Sementara usia 17-25 tahun hanya satu orang responden atau 2,94 .
Data di atas juga menunjukkan bahwa pada usia anak tidak ada yang bekerja sebagai nelayan, pada umumnya mereka sekolah maupun hanya
Universitas Sumatera Utara
mengerjakan usaha-usaha selain ayahnya seperti bertani maupun merantau ke daerah lain. Selain itu data tersebut juga menunjukkan bahwa usia di atas
empat puluh tahun masih mendominasi berarti bahwa nelayan tidak memilki pilihan kerja selain nelayan. Kesulitan dalam mengembangkan usaha di sektor
lain seperti bertani, berdagang maupun bekerja di sektor informal lainnya membuat mereka tetap bekerja sebagai nelayan walaupun memiliki resiko yang
cukup besar terutama jika cuaca buruk.
5.2.2 Pendidikan
Pendidikan termasuk hal yang sangat mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat berikut ini data yang telah didapatkan melalui angket kepada 34
responden yang tersaji dalam tabel 5.4
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan
Frekuensi Persentase
1 3
4 5
6 SD
SLTP SMASederajat
Diploma Sarjana
14 11
8 1
41,18 32,35
23,53
2,94
Jumlah 34
100
Sumber: Kuesioner Dari data tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden yang menjawab
tidak sekolah 0, sementara berpendidikan tingkat SD mendominasi dengan jumlah 14 responden atau 41,18 . Kemudian diikuti dengan SLTP dengan
jumlah responden 11 orang atau 32,35, SMA sederajat berjumlah 8 orang atau
Universitas Sumatera Utara
23,53 dan responden yang berpendidikan sampai sarjana hanya 1 orang atau 2,94 .
Data tersebut menunjukkan bahwa masalah-masalah kemiskinan nelayan karena faktor pendidikan rendah adalah benar berdasarkan riset di
wilayah Desa Gambus Laut. Sementara yang berpendidikan sampai tingkat SMA dan Sarjana memilki usaha sampingan di luar nelayan yang mampu
menambah jumlah penghasilan keluargannya. Seperti Suryanto yang sampai berpendidikan tingkat SMA mengatakan:
“Saya memiliki sawah ± ½ Hektar yang menambah penghasilan saya sebesar 14.200.0004 bulan, jadi saya pulang menangkap ikan
menyempatkan waktu ke sawah. Tapi waktu tidak menangkap ikan saya juga pergi ke sawah”
Dari delapan orang yang tamat SMA ditambah satu orang yang sarjana mempunyai pekerjaan selain nelayan yang bisa menambah pendapatan
keluarga mereka. Data ini juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan nelayan mempengaruhi tingkat perekonomian dan penghasilan mereka.
5.2.3 Etnis
Dari data yang telah dikumpulkan dari 34 responden melalui kuesioner berikut ini data yang disajikan dalam tabel.
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Etnis
No Etnis
Frekuensi Persentase
1 2
3
Batak Jawa
Melayu 2
32 5,88
94,12
Universitas Sumatera Utara
4 5
Banjar Lainnya
0,00 0,00
Jumlah 34
100
Sumber: Kuesioner Data tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 34 responden, 32 responden
adalah beretnis Melayu atau 94,12 dan diikuti etnis Jawa yang hanya berjumlah 2 orang atau 5,88 . Sementara Etnis Batak, Banjar dan lainnya
tidak satupun yang menjadi responden dalam penelitian ini. Data ini juga menunjukkan bahwa Etnis Melayu yang dikenal sebagai
orang pesisir adalah benar dan banyak yang bekerja sebagai nelayan. Penduduk Desa Gambus Laut yang mayoritas beretnis Melayu juga bekerja sebagai
nelayan. Sementara etnis Jawa yang bekerja sebagai nelayan tampak tidak ada bedanya lagi dengan etnis Melayu yang secara logat dan bahasa sudah
berbahasa Melayu. Hal itu karena dua orang Jawa yang bekerja sebagai nelayan tersebut sudah lama tinggal di Desa Gambus Laut, bahkan lahir di
Desa tersebut.
5.2.4 Status Kependudukan
Dari 34 responden atau 100 , ternyata merupakan penduduk asli Desa Gambus Laut kuesioner. Data ini juga menunjukkan penduduk pendatang
yang masuk ke Desa Gambus Laut tidak memilih pekerjaan sebagai nelayan, bertani, berdagang adalah pilihan utama mereka. Data ini juga membuktikan
bahwa pekerjaan sebagai nelayan sudah dilakukan oleh mereka secara turun- temurun.
5.2.5 Lamanya Menjadi Nelayan
Universitas Sumatera Utara
Dari data yang telah dikumpulkan dari 34 responden melalui kuesioner berikut ini data yang disajikan dalam tabel 5.6.
Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Menjadi Nelayan
No Lamanya Menjadi Nelayan
Tahun Frekuensi
Persentase 1
2 3
4 5
6 7
8
1-5 6-10
11-15 16-20
21-25 26-30
31-35 36
1 7
6 11
4 3
2 2,94
20,59 17,65
32,35 11,76
8,83 0,00
5,88
Jumlah 34
100
Sumber: Kuesioner Dari tabel 5.6 bahwa 34 responden yang ditanya menunjukkan bahwa
1-5 tahun hanya 1 orang responden atau 2,94 . 6-10 tahun sebanyak 7 orang atau 20,59 , 11-15 tahun sebanyak 6 orang atau 17,65 . Paling
mendominasi adalah 16-20 tahun sebesar 11 orang atau 32,35 , diikuti 21-25
Universitas Sumatera Utara
tahun 4 orang atau 11,76 , kemudian 26-30 tahun 3 orang atau 8,83 terakhir di atas 36 tahun sebanyak 2 orang atau 5,88 .
Dominasi nelayan 16-20 tahun dan 11-15 tahun menunjukkan bahwa pada umumnya mereka sudah cukup lama menjadi nelayan, ini juga berarti
pilihan kerja sebagai nelayan merupakan pekerjaan utama yang sulit untuk mereka tinggalkan. Fakta lainnya adalah mereka yang baru 1-10 tahun sudah
menangkap ikan adalah termasuk usia muda yang di bawah 30 tahun.
5.3 Distribusi Tingkat Proses Perencanaan Program 5.3.1 Ketersediaan Kelompok