terumbu karang yang bagus. Namun jika terumbu karang rusak, pasang rumpon, maka ikan akan banyak”
5.4 Distribusi Tingkat Proses Pelaksanaan Program 5.4.1 Fasilitor Program CSR PT INALUM
Dari 34 responden yang ditanya menjawab bahwa seluruh responden atau 100 menjawab bahwa program CSR PT INALUM terdapat fasilitator
yang membantu kelompok nelayan membangun dan mengembangkan program ini Kuesioner. Seorang fasilitator atau pekerja sosial adalah hal yang mutlak
dipenuhi dalam pemberdayaan, walaupun sebagai syarat mutlak bukan berarti bahwa fasilitator menjadi penentu atau pembuat kebijakan program.
5.4.2 Asal Fasilitator
Dari 34 responden yang ditanya tentang asal Fasilitaor seluruh responden menjawab asal fasilitator adalah dari Dinas Kelautan dan Perikanan
DKP Kabupaten Batu Bara. Fasilitator dari DKP yang dipilih oleh PT INALUM merupakan hal yang sangat wajar, selain cukup mengetahui
permasalahan laut Kabupaten Batu Bara, juga DKP kantornya di Desa Gambus Laut yang tentu saja mengetahui permasalahan-permasalahan nelayan di desa
ini.
5.4.3 Kemampuan Fasilitator
Dari data yang telah dikumpulkan dari 34 responden melalui kuesioner berikut ini data yang disajikan dalam tabel 5.11
Tabel 5.11
Universitas Sumatera Utara
Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Fasilitator dalam Menjalankan Tugasnya
No Jawaban
Frekuensi Persentase
1 2
3
Sangat bagus Bagus
Cukup 1
24 9
2,94 70,59
26,47
Jumlah 34
100
Sumber: Kuesioner Tampak dari data tabel 5.11 di atas bahwa 1 orang atau 2,94
responden menganggap fasilitator memiliki kemampuan sangat bagus. Sementara mayoritas responden 24 orang atau 70,59 menganggap fasilitator
adalah bagus. Hanya 9 orang atau 26,47 responden yang menganggap fasilitator memiliki cukup kemampuan.
Data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan mayoritas responden menilai bahwa fasilitator memiliki kemampuan yang baik dan tidak ada satu
orang responden yang menjawab kemampuan fasilitator “kurang baik”. Kemampuan fasilitator dalam memberdayakan kelompok nelayan sangat
dibutuhkan terutama menanamkan investasi sosial seperti kedisiplinan, kejujuran dan tanggungjawab dan mampu menstimulir masyarakat untuk
berpartisipasi dan sadar akan masalah yang mereka hadapi.
5.4.4 Keterlibatan Nelayan dalam Pelaksanaan Program
Dari data yang telah dikumpulkan dari 34 responden melalui kuesioner berikut ini data yang disajikan dalam tabel 5.12 di bawah ini.
Tabel 5.12
Universitas Sumatera Utara
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keterlibatan Nelayan dalam Pelaksanaan Program
No Jawaban
Frekuensi Persentase
1 2
Besar Sedang
13 21
38,24 61,76
Jumlah 34
100
Sumber: Kuesioner Data tabel 5.12 menunjukkan bahwa 13 orang atau 38,24 menjawab
tingkat keterlibatan nelayan adalah besar. Sementara 21 atau 21 orang responden menjawab tingkat keterlibatan nelayan. Sedangkan responden yang
menjawab tingkat keterlibatan nelayan kecil tidak ada. Keterlibatan atau partisipasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan
masyarakat, semakin besar nelayan yang terlibat dalam program maka akan semakin baik proses dan hasil yang akan dicapai lebih maksimal. Melihat data
yang disajikan dalam tabel di atas, tampak bahwa kehadiran nelayan termasuk sedang berarti kegiatan yang dilakukan ini tidak dapat merangsang masyarakat
untuk hadir dan berpartisipasi secara maksimal dalam menyumbangkan pemikiran terutama dalam assessment masalah maupun kebutuhan. Walaupun
sedang, sebenarnya sudah cukup representatif, namun bisa dikhawatirkan nelayan yang tidak terlibat dalam aktivitas program ini bisa tidak merasa
memiliki. Akibatnya kemandirian dan keberlanjutan program bisa terancam.
5.4.5 Kesesuaian Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dengan Rencana yang Telah disusun
Universitas Sumatera Utara
Dari 34 responden yang ditanya seluruh responden menjawab bahwa aktivitas-aktivitas yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun
Sumber: Kuesioer. Jika dianalisis berdasarkan pernyataan Kepala DKP Kabupaten Batu Bara ketika diwawancarai mengenai kondisi Lauti di Batu
Bara bahwa:
“Kerusakan terumbu karang di perairan Kabupaten Batu Bara sudah cukup memprihatinkan, misalnya di sekitar pulau Pandan tidak kurang dari 1
terumbu karang yang bagus. Namun jika terumbu karang rusak, pasang rumpon, maka ikan akan banyak”
Dari pernyataan tersebut di atas program ini tepat digunakan dalam rangka memperbaiki ekosistem laut dan pada akhirnya akan meningkatkan
penghasilan nelayan.
5.4.6 Pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Materil dari Desa Gambus Laut
Dari 34 responden yang ditanya tentang ada tidaknya pemanfaatan sumber daya manusia dan materil dari Desa Gambus Laut, seluruh responden
atau 100 menjawab “Ya”Kuesioner. Pemanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh kelompok sasar adalah hal yang mutlak dalam
pengembangan masyarakat. Pemanfaatan sumber daya baik manusia maupun materi menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat ada dan kelompok sasar
mengerti apa yang manjadi masalah dalam kelompoknya. Ketika ditanya apa saja yang dimanfaatkan dari Desa Gambus Laut
dalam upaya melaksanakan program ini. Pada umumnya menjawab seperti pembuatan rumpon, memasang rumpon, menyediakan perahu, konsumsi
Universitas Sumatera Utara
ketika rapat maupun ketika pemasangan rumpon. Misalnya seperti yang dikatakan bapak Jasmi:
“waktu pelaksanaan program itu banyak yang digunaan dari desa Gambus Laut ini, misalnya bantuan tenaga, perahu, konsumsi, penyelam, tali,
tukang, papan, paku dan lain-lain”
Sangat jelas bahwa dalam upaya pengembangan kelompok nelayan Desa Gambus Laut telah memanfaatkan sumberdaya dari kelompok ini seperti yang
telah disebutkan di atas.
5.5 Distribusi Dampak Sosial Ekonomi 5.5.1 Pendapatan