orang tuanya sebagai nelayan. Sementara itu, anak-anak nelayan yang berhasil mencapai pendidikan tinggi. Maupun para sarjana perikanan, enggan berprofesi
sebagai nelayan, karena menganggap profesi nelayan sebagai lambang ketidakmampuan.
Ketiga, dihubungkan dengan sifat produksi yang dihasilkan nelayan, maka nelayan lebih banyak berhubungan dengan ekonomi tukar-menukar
karena produk tersebut bukan merupakan makanan pokok, selain itu, sifat produk yang mudah rusak dan harus segera dipasarkan, menimbulkan
ketergantungan yang besar dari nelayan kepada pedang. Hal itu membuat harga ikan akan dikuasai oleh pedagang.
Keempat, bidang perikanan membutuhkan investasi besar dan cenderung mengandung resiko yang besar dibandingkan dengan sektor usaha
lainnya. Oleh karena itu, nelayan cenderung menggunakan armada dan peralatan tangkap yang sederhana, ataupun hanya menjadi anak buah kapal.
Kelima, kehidupan nelayan yang miskin juga diliputi oleh keheranan, misalnya ditunjukkan oleh terbatasnya anggota keluarga yang secara langsung
dapat ikut dalam kegiatan produksi dan ketergantungan nelayan yang sangat besar pada satu mata pencaharian, yaitu menangkap ikan Sutawi dan David,
2003: 29-32.
2.4 Kerangka Pemikiran
Sebagai perusahaan aluminium terbesar di Indonesia, PT INALUM memiliki tanggungjawab sosial yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat
khusunya Kabupaten Batu Bara. Tanggungjawab perusahaan merupakan
Universitas Sumatera Utara
sebuah komitmen perusahaan yang diwujudkan dalam rangka pembangunan ekonomi masyarakat, sosial dan lingkungan.
Pemikiran yang mendasari tanggungjawab sosial perusahaan sering dianggap sebagai inti dari etika bisnis, bahwa perusahaan tidak hanya
mempunyai kewajiban-ekonomi kepada pihak internal tenaga kerja, namun perusahaan mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap masyarakat. Oleh sebab
itu, perusahaan harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap publik, khusunya yang tinggal di sekitar perusahaan.
Perusahaan melakukan tanggungjawab sosial perusahaan hanya menganggap tanggungg jawab sosial perusahaan bagian dari etika bisnis.
Namun perkembangannya tanggungjawab sosial perusahaan telah mengalami perkembangan seiring dengan semakin sadarnya masyarakat akan haknya
untuk meminta pertanggungjawaban perusahaan atas berbagai masalah sosial yang seringkali ditimbukan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini
semakin menuntut akuntabilitas perusahaan dalam proses produksi, melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian perusahaan terhadap berbagai dampak
sosial yang ditimbulkannya. Selain itu, peraturan yang mengatur tanggungjawab sosial perusahaan telah diterbitkan, sehingga awalnya hanya
termotivasi filantropis, dan berkembang menjadi motivasi legal tanggungjawab hukum. Secara umum saat ini melaksanakan TSP
berdasarkan: tangggungjawab ekonomis, legal, etis dan filantropis. Untuk meningkatkan kualitas TSP, maka evaluasi terhadap program
harus dilakukan. Selain dapat menilai tingkat keberhasilah TSP terhadap kualitas hidup masyarakat, evaluasi juga dapat berfungsi sebagai mencari pola
Universitas Sumatera Utara
atau pendekatan TSP yang baik dan profesional, dengan menilai hal-hal sebagai berikut, yaitu: tingkat kebijakan perusahaan, tingkat administrasi
perusahaan, tingkat proses perencanaan program, tingkat proses pelaksanaan program, tingkat luaran program.
Jika dilihat kondisi masyarakat Kabupaten Batu Bara khususnya yang tinggal di kawasan pesisir masih sangat jauh dari baik. Pengelaborasian antara
pemberian perusahaan corporate giving, relasi kemasyarakatan dan pengembangan masyarakat tepat untuk dilaksanakan. Sebagai perusahaan yang
beroperasi di Kabupaten Batu Bara, PT INALUM melakukan beberapa program untuk mengurangi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat
sekitar. Program ini dilakukan sebagai wujud dari tanggungjawab sosial perusahaan terhadap masyarakat untuk meningkatkan dan memperbaiki kondisi
masyarakat seperti: 1 Peningkatan Sumber Pendapatan, 2 Kondisi Perumahan 3 Kondisi Kesehatan, 4 Kondisi Lingkungan 5 Kondisi
Pendidikan 6 Kondisi Sandang dan Pangan. Dari uraian di atas dapat digambarkan bagan alur pemikiran sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Bagan Alur Pemikiran
PT INALUM
Motif TSP
1. Motif ekonomis
2. Motif legal
3. Motif etis
4. Motif filantropis
CSR
Sosial Ekonomi
1. Peningkatan sumber
pendapatan 2.
Kondisi perumahan 3.
Kondisi kesehatan 4.
Kondisi lingkungan 5.
Kondisi pendidikan 6.
Kondisi sandang dan pangan
Evaluasi Program TSP
1. Tingkat kebijakan perusahaan
2. Tingkat administrasi
perusahaan 3.
Tingkat proses perencanaan program
4. Tingkat proses pelaksanaan
program 5.
Tingkat luaran program
Universitas Sumatera Utara
2.5 Hipotesis