Latar Belakang Masalah KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi ini, Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Persaingan dunia usaha saat ini semakin kompetitif, karena itu setiap perusahaan harus mampu mengatur dan mengolah semua sumber daya yang dimilikinya dengan efektif dan efisien agar tetap dapat bertahan hidup dan berkembang. Salah satu contoh sumber daya perusahaan tersebut adalah tenaga kerja atau karyawan. Setiap perusahaan pasti mengharapkan tenaga kerja atau karyawannya memberikan hasil yang maksimal di dalam bekerja. Hal ini dapat dilihat dari produktifitas kerjanya yang tinggi. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha melakukan tindakan-tindakan yang menyebabkan tenaga kerja atau karyawannya mau mewujudkan harapan tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mencari tahu faktor- faktor apa yang mempengaruhi peningkatan produktifitas kerja karyawan tersebut, kemudian mengambil tindakan untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawannya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan produktifitas kerja karyawan. Salah satu dari faktor-faktor tersebut adalah kompensasi. Kompensasi menurut Simamora 2004:442 adalah merupakan apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka pada organisasi. Tetapi pemberian kompensasi ini harus dilakukan dengan sistem yang baik, agar dapat menjadi 2 faktor motivasi bagi peningkatan produktifitas kerja karyawan. Sistem kompensasi yang baik, yaitu sistem kompensasi yang mempertimbangkan kelayakan kompensasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup para karyawan. Setidaknya kebutuhan hidupnya terpenuhi serta diberikan penghargaan yang tinggi terhadap prestasi kerjanya. Hal ini diyakini mampu memacu produktifitas kerja para karyawan. Seseorang akan berusaha untuk memuaskan terlebih dahulu kebutuhan yang paling penting yang paling dasar, untuk itu bila diperlukan ia akan berusaha mengerahkan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat memenuhi kebutuhannya tersebut dengan cara apapun. Cara yang paling umum untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut adalah dengan bekerja dan mendapatkan imbalan atau hasil dari suatu pekerjaan. Jika imbalan yang diperolehnya belum dapat mencukupi bagi pemenuhan kebutuhan dasarnya, maka ia akan terus berusaha untuk mengerjakan pekerjaan lain yang mungkin dapat mencukupi kebutuhannya, sehingga dengan demikian orang tersebut tidak akan mampu berkonsentrasi pada pekerjaannya. Hal ini dapat mengakibatkan produktifitas kerjanya menjadi rendah. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa sistem kompensasinya memenuhi kriteria layak dan cukup. Demikian juga halnya dengan sistem kompensasi yang menghargai prestasi kerja akan dapat pula meningkatkan produktifitas kerja. Setiap karyawan akan giat bekerja apabila perusahaan memberikan penghargaan kepada usaha giat yang dilakukannya, dan apabila karyawan bekerja dengan giat 3 dengan berasumsi bahwa semua sumber daya perusahaan lainnya turut mendukung, maka akan terlihat produktifitas kerjanya yang tinggi. PT. Bank X Area Medan Imam Bonjol juga merupakan perusahaan yang tidak terlepas dari tuntutan untuk mencapai tujuan organisasi melalui peningkatan kinerja karyawannya. PT. Bank X Area Medan Imam Bonjol merupakan persahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan yang sangat rentan terkena perubahan jika kinerjanya berubah. Kinerja karyawan kepada nasabah merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaan. Keberhasilan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi PT. Bank X Area Medan Imam Bonjol akan sangat tergantung dari kinerja para pegawainya. Dengan kinerja karyawan yang semakin baik atau meningkat maka pelayanan yang mereka berikan pada nasabah akan semakin baik. Untuk meningkatkan kinerja karyawan PT. Bank X Area Medan Imam Bonjol mengadakan program kompensasi yang dibuat berdasarkan ketentuan- ketentuan yang sudah ditentukan oleh pihak perusahaan sebelumnya. Program kompensasi finansial yang diberikan kepada karyawan marketing berupa gaji dan insentif. Gaji pokok marketing sebesar Rp. 2.200.000 perbulan dan insentif disesuaikan dengan pencapaian karyawan itu sendiri. Awalnya pelaksanaan program kompensasi di PT. Bank X Area Medan Imam Bonjol dapat terlaksana dengan baik sesuai ketentuan yang diberlakukan. Berdasarkan pra survei yang dilakukan oleh penulis terhadap karyawan divisi marketing PT Bank. X Area Medan Imam Bonjol, di ketahui bahwa tiga tahun belakangan ini salah satu program kompensasi yaitu penilaian insentif kepada 4 karyawan PT Bank X Area Medan Imam Bonjol mengalami perubahan, yaitu adanya kesan karyawan dipersulit untuk memperoleh insentif. Hal ini digambarkan dengan adanya perubahan penilaian pemberian insentif yang semula penilaiannya dimulai dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 30 dengan total insentif yang diberikan kepada karyawan sebanyak Rp 226.000.000, kemudian mengalami perubahan penilain insentif menjadi tanggal 1 sampai dengan tanggal 25 sehingga total insentif yang diberikan perusahaan juga turut berubah menjadi semakin rendah yaitu senilai Rp.172.000.000. Artinya pemberian insentif akan diberikan kepada karyawan yang dapat memenuhi target hingga batas akhir pencapaian tanggal 25. Maka dapat disimpulkan bahwa meskipun karyawan dapat memenuhi target jika lebih dari tanggal 25 maka insentif akan hangus atau insentif tidak akan dapat diperoleh karyawan lagi. fenomena inilah yang terjadi pada PT. Bank X Area Medan Imam Bonjol sehingga setiap bulannya karyawan sulit untuk memperoleh insentif. Seiring dengan adanya perubahan penilaian pemberian insentif pada karyawan , faktanya pada periode Januari sampai Desember 2013 adanya indikasi penurunan kinerja. Indikasi penurunan kinerja tersebut, ternyata penurunan kinerja karyawan divisi marketing juga dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut: 5 Tabel 1.1 Target dan Realisasi Kredit PT. Bank X Area Medan Imam Bonjol Periode Januari-Desember 2013 Bulan Target dalam Milliar Realisasi Januari 14 13.182 Februari 14 13.694 Maret 14 12.667 April 14 13.493 Mei 14 13.518 Juni 14 13.532 Juli 14 13.654 Agustus 14 13.344 September 14 13.647 Oktober 14 13.654 Nopember 14 14.011 Desember 14 13.821 Sumber: Data bagian business unit 2013 Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa target pemberian kredit yang di tetapkan oleh PT. Bank X Area Medan Imam Bonjol untuk tahun 2013 adalah sebesar Rp. 14 Milliar yang dibagi kepada 10 unit kantor cabang sehingga setiap kantor cabang memiliki target pemberian kredit sebesar Rp. 1,4 Milliar. Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa target yang ditetapkan sebesar Rp. 14 Milliar ternyata tidak setiap bulannya dapat tercapai. Bahkan realisasi pemberian kredit cendrung mengalami penurunan setiap bulannya, tidak tercapainya target per unit ini disebabkan oleh karyawan marketing yang tidak mampu mencapai target yang ditetapkan oleh unit tersebut. Selain data target dan realisasi pada Tabel 1.1, data tabel 1.2 juga menunjukkan penurunan kinerja karyawan divisi marketing PT. Bank X Area Medan Imam Bonjol dalam mencapai target rata-rata perbulan seperti yang tertera pada tabel berikut ini: 6 Tabel 1.2 Perbandingan Rata-rata Pencapaian Target Karyawan Divisi Marketing PT.Bank X Area Medan Imam Bojol Pertanggal 1-30 dan 1-25 Tahun Jumlah Karyawan Orang Mencapai Target Orang Dibawah Target Orang Diatas Target Orang 2012 60 19 20 21 2013 60 13 40 7 Sumber: data bagian business unit 2012 Berdasarkan Tabel 1.2 rata-rata pencapaian target karyawan divisi marketing PT. Bank X Area Medan Imam Bonjol periode tahun 2012 penilaian pertanggal 1-30 sebagian besar karyawan mampu mancapai target setiap bulannya bahkan 20 dari 60 karyawan mampu mencapai diatas target. Namun jika dibandingkan dengan periode tahun 2013 penilaian pertanggal 1-25 rata-rata pencapaian target karyawan divisi marketing PT.Bank X Area Medan Imam Bonjol diketahui bahwa setelah penilaian insentif berubah terjadi penurunan pencapaian target yang cukup signifikan, hal ini digambarkan dengan jumlah karyawan yang mampu mencapai target menurun. Sehingga berdasarkan perbandingan periode tahun 2012 dan periode tahun 2013 dapat di asumsikan bahwa perubahan penilaian insentif berdampak pada penurunan kinerja karyawan. Jelas dalam hal ini karyawan merasa sangat dirugikan.

1.2 Rumusan Masalah