45 total, tetapi peningkatan kadar kolesterol HDL oleh asam lemak jenuh akan
menurunkan risiko penyakit jantung disebabkan HDL membalikkan transport kolesterol dari membran sel ke hati memungkinkan hati membuang kelebihan
kolesterol dalam jaringan perifer sehingga melindungi organ dari aterosklerosis. Asam lemak tak jenuh jamak trans berasal dari asam lemak yang mempunyai
ikatan rangkap lebih dari satu PUFA yang dihidrogenasi dengan temperatur tinggi sehingga memicu perubahan isomer asam lemak dari Cis bentuk normal
menjadi Trans terdapat dalam kripik, margarin batangan, ayam goreng dan Iain- lain. Asam lemak tak jenuh jamak trans dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL
dan menurunkan kadar kolesterol HDL kolesterol baik sehingga meningkatkan risiko aterosklerosis koronaria Tuminah, 2009.
Faktor lain yang menyebakan meningkatnya kolesterol dalam darah yaitu kurangnya berolahraga, karena dengan berolahraga akan memicu metabolisme
lipid sehingga kadar lipid dalam darah akan tetap terkendali, sehingga akan menghambat proses aterogenesis Farihah, 2013.
4.6 Hasil Pemeriksaan Kadar ALT dan AST
Pengaruh pemberian kapsul kombinasi ekstrak herba sambiloto dan daun salam terhadap fungsi organ hati pada 20 orang pasien dislipidemia
dapat dilihat setelah pengambilan darah dan pemeriksaan kadar ALT dan AST. Aminotransferase merupakan enzim spesifik untuk melihat kondisi normal hati.
Pengukuran kadar enzim tersebut di dalam darah merupakan hasil aktivitas enzim tersebut yaitu enzim ALT yang mengkatalisis reaksi L-Alanin + 2-Ketoglutarat
menghasilkan Glutamat + Piruvat dan enzim AST yang mengkatalisis reaksi L-
Universitas Sumatera Utara
46 Aspartat + 2-Ketoglutarat menghasilkan L-Glutamat + Oksaloasetat. Pengukuran
kadar ALT dan AST terhadap pemberian kapsul kombinasi ekstrak herba sambiloto dan daun salam dilakukan pada hari 0, hari ke-14 dan hari ke-28 yang
dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Hasil laboratorium kadar ALT dan AST dapat dilihat pada
Lampiran 22, halaman 88. Hasil pemeriksaan hari 0 pada pasien dislipidemia diperoleh kadar ALT
dan AST rata-rata yaitu 1 - 3 kali normal meningkat sedang, ini kemungkinan adanya penyakit pankreatitis, perlemakan hati alkoholik, sirosis dan neoplastik.
Kadar ALT dan AST pada penyakit hati dapat naik dan turun secara bersama- sama Sacher dan McPherson, 2004. Kerusakan yang berlangsung terus pada sel-
sel hati dapat tercermin dari peningkatan kadar ALT dan AST, karena apabila sel- sel hati mengalami kerusakan, enzim-enzim tersebut yang dalam keadaan normal
seharusnya berada dalam sel hati maka akan masuk ke dalam peredaran darah Speicher dan Smith, 1994.
Hasil pemeriksaan hari 0 juga menunjukkan kadar AST SGOT lebih besar dari kadar ALT SGPT. Kadar SGOT lebih tinggi dari SGPT pada
perlemakan hati alkoholik dan peningkatan juga ditemukan setelah latihan otot Speicher dan Smith, 1994. Peningkatan kadar AST dan ALT dengan derajat
yang berbeda juga dapat digunakan untuk membedakan berbagai penyakit. Angka hasil pemeriksaan aktivitas AST dibagi aktivitas ALT dalam serum disebut rasio
de Ritis. Secara umum, ALT lebih cepat dibebaskan dari hepatosist ke dalam darah dalam keadaan akut, sedangkan AST dibebaskan lebih besar pada gangguan
kronis Sacher dan McPherson, 2004. Hasil perhitungan rasio de Ritis pada H0
Universitas Sumatera Utara
47 dari perbandingan kadar AST terhadap kadar ALT pada pasien dalam penelitian
ini diperoleh rasio de Ritis 1,0 sebanyak 35 dan dengan rasio de Ritis 1,0 sebanyak 65. Rasio de Ritis pada peradangan ringan hepatitis virus dapat
diperoleh yaitu 1,0, sedangkan pada kerusakan hati alkoholik dapat diperoleh rasio de Ritis 1,0 atau sering 5,0 Sacher dan McPherson, 2004 dan
peningkatan rasio de Ritis 1 kadang-kadang juga ditemukan pada pasien yang menderita perlemakan hati Harrison, 2000.
Kerusakan hati dapat menyebabkan profil lipid serum yang abnormal dislipidemia, karena hati berperan dalam metabolisme lipid dan khususnya
bertanggung jawab
untuk pembentukan
apolipoprotein. Apolipoprotein
membentuk fraksi lipoprotein yang pembentukannya juga dibantu oleh hati. Hati juga mereabsorpsi fraksi lipoprotein dalam berbagai fase transportasi dan
pembersihannya. Hati juga bertanggung jawab mengubah asam lemak bebas menjadi trigliserida dan mengesterifikasi kolesterol. Kelainan metabolisme lipid
dalam hati bermanifestasi sebagai perlemakan hati Sacher dan Richard, 2004. Hal ini didukung dari hasil penelitian pada pasien perlemakan hati non-
alkoholik dengan dislipidemia ditemukan kadar kolesterol total dan trigliserida tinggi, kadar HDL rendah dan kadar LDL normal. Hati tidak mampu menjalankan
fungsinya untuk mengatur kadar kolesterol tubuh dalam batas normal dan terjadi peningkatan trigliserida dapat disebabkan oleh penurunan oksidasi asam lemak
pada perlemakan hati non-alokoholik. Peningkatan trigliserida di hati juga menyebabkan terjadinya peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Kadar
trigliserida yang tinggi dapat menginduksi aktivitas CETP menyebabkan tingginya perpindahan trigliserida ke HDL untuk dibawa kembali ke hati sehingga
Universitas Sumatera Utara
48 HDL clearance ke hati tinggi dan kadar HDL darah rendah. LDL merupakan
produk lanjutan dari VLDL. Tejadi gangguan sekresi VLDL pada keadaan perlemakan hati non-alkoholik sehingga kadar VLDL yang menjadi LDL
cenderung normal di darah Syafitri, dkk., 2015. Hasil kadar ALT dan AST rata- rata dari 20 orang pasien dislipidemia pada hari 0, hari ke-14 dan hari ke-28 dapat
dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil kadar ALT dan AST rata-rata dari 20 orang pasien dislipidemia
Enzim hati
Kadar rata-rata UL ∆ penurunan kadar rata-
rata UL Nilai p
H0 H14
H28 H0 - H14
H0 - H28 ALT
61,35 42,05
31,55 19,40
29,95 0,000
AST 67,20
46,75 33,65
21,65 34,65
0,000 nilai p≤0,05 signifikan
nilai p≥0,05 tidak signifikan Diagram kadar ALT rata-rata pada hari 0, hari ke-14 dan hari ke-28 dapat
dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram kadar ALT rata-rata pada hari 0, hari ke-14 dan hari ke-28
Diagram kadar AST rata-rata pada hari 0, hari ke-14 dan hari ke-28 dapat dilihat pada Gambar 4.2.
61,35 42,05
31,55 10
20 30
40 50
60 70
H0 H14
H28
K adar
rat a
-rat a
A L
T U
L
Waktu Hari
p=0,009 p=0,000
Universitas Sumatera Utara
49
Gambar 4.2 Diagram kadar AST rata-rata pada hari 0, hari ke-14 dan hari ke-28
Hasil pemeriksaan rata-rata dari 20 pasien dislipidemia pada hari 0, hari ke- 14 dan hari ke-28 menunjukkan adanya penurunan kadar enzim ALT dan AST
sampai mencapai kadar normal. Menurut Sacher dan Richard 2004, rentang kadar rujukan dalam darah orang dewasa untuk kadar AST yaitu 10 - 40 UL dan
kadar Alanin aminotransferase ALT yaitu 5 - 35 UL. Persentase penurunan kadar ALT rata-rata pada hari ke-14 sebesar 25,39
dan pada hari ke-28 sebesar 44,52, sedangkan persentase penurunan kadar AST rata-rata pada hari ke-14 sebesar 29,36 dan pada hari ke-28 sebesar 49,60,
seperti tercantum pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.3.
Tabel 4.5 Hasil persentase penurunan kadar ALT dan AST rata-rata dari 20
orang pasien dislipidemia Enzim
hati Rata-rata
∆ penurunan UL Rata-rata persentase
penurunan H0 - H14 H14 - H28
H0 - H28 H0 - H14 H14 - H28 H0 - H28
ALT 19,40
21,65 10,80
29,95 25,93
29,36 25,59
44,52 AST
13,10 34,65
28,03 49,60
67,2 46,75
33,65 10
20 30
40 50
60 70
80
H0 H14
H28
K adar
rat -rat
a A
ST U
L
Waktu Hari
p=0,000 p=0,000
Universitas Sumatera Utara
50
Gambar 4.3 Diagram persentase penurunan kadar ALT dan AST rata-rata pada
hari ke-14 dan hari ke-28 Hasil analisis statistik dengan uji one way ANOVA terhadap kadar ALT
diperoleh nilai signifikan 0,000 ≤ 0,05 dan terhadap kadar AST juga diperoleh nilai signifikan 0,000 ≤ 0,05. Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut
menunjukkan bahwa pemberian kapsul kombinasi ekstrak herba sambiloto dan daun salam memberikan pengaruh terhadap penurunan kadar ALT dan AST
sebagai parameter fungsi organ hati. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis pada penelitian ini yaitu pemberian kapsul kombinasi ekstrak herba sambiloto dan
daun salam tidak memberikan pengaruh terhadap kadar ALT dan AST. Pengaruh yang ditimbulkan dari pemberian kapsul ekstrak kombinasi
herba sambiloto dan daun salam merupakan efek hepatoprotektif pelindung hati yaitu senyawa obat yang memiliki efek teurapeutik untuk memelihara dan
mengobati kerusakan hati. Hal ini didukung dari hasil uji pra-klinis pada pemberian dekok sambiloto dapat menurunkan kadar SGPT dan SGOT tikus putih
hingga mencapai
kisaran mendekati
normal. Sambiloto
mengandung andrografolid sebagai antioksidan dengan mekanisme kerja yang sama dengan
25,93 25,59
44,52 29,36
28,02 49,6
10 20
30 40
50 60
H0-H14 H14-H28
H0-28
P erse
ntase pen
uru na
n
Waktu Hari
ALT AST
Universitas Sumatera Utara
51 flavonoid dalam menangkap radikal bebas, sehingga radikal bebas tidak sampai
merusak organel sel hati Wahyuni, 2005. Aktivitas hepatoprotektif pelindung hati dari andrografolid terkait
dengan aktivitas enzim metabolik tertentu merupakan efek inhibitor dari ekstrak Andrographis paniculata dan andrografolid terhadap sitokrom hati P-450 CYP
pada tikus dan mikrosom hati manusia yang menunjukkan penghambatan kompetitif pada CYP3A4 di mikrosom hati manusia dan inhibitor lemah pada
CYP2E1 tikus, tetapi tidak mempengaruhi CYP2E1 manusia Pekthong, dkk., 2008. CYP3A4 terdapat sekitar 30 dari total CYP dalam hati, sedangkan
CYP2E1 terdapat sekitar 6 - 7 dari total CYP dalam hati Setiawati, dkk., 2007. Berdasarkan hasil penelitian Nurrochmad 2004, menunjukkan bahwa sitokrom
P-450 terlibat dalam aktivasi senyawa karsinogen, sehingga penghambatan sitokrom P-450 akan menurunkan risiko timbulnya kanker.
Daun salam juga memiliki aktivitas antioksidan karena terdapat senyawa fenol dan flavonoid Har dan Ismail, 2012, sehingga berdasarkan hasil uji pra-
klinis pada pemberian ekstrak etanol daun salam mampu menurunkan nekrosis hati dalam kategori ringan Sahrial, dkk., 2012. Kadar AST dan ALT yang
tertinggi dapat ditemukan pada nekrosis hati yang luas Harrison, 2000. Menurut Wahyuni 2005, andrografolid dan flavonoid memberikan
kontribusi yang sama pada aktivitas sebagai antioksidan atau menghambat reaksi oksidasi yang terjadi dalam tubuh dengan mekanisme sebagai berikut: a. radikal
bebas yang masuk dalam tubuh akan mengaktifkan senyawa oksigen ROS, maka dengan adanya antioksidan akan memindahkan ROS menjadi produk non radikal
direduksi dari antioksidan fenolik karena sama mempunyai gugus OH, b.
Universitas Sumatera Utara
52 antioksiadan akan menangkap ion-ion misalnya Fe
2+
dan Cu
2+
yang dapat memengaruhi terbentuknya ROS baru.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian kapsul kombinasi ekstrak herba sambiloto dan daun salam memberikan pengaruh
terhadap kadar ALT dan AST pada pasien dislipidemia yaitu dapat menurunkan kadar ALT dan AST.
Universitas Sumatera Utara
53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: a. karakteristik simplisia herba sambiloto dan daun salam memenuhi
persyaratan mutu yang terdapat dalam Materia Medika Indonesia MMI yaitu kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu total dan
kadar abu tidak larut asam. b. pemberian kapsul kombinasi ekstrak herba sambiloto dan daun salam
memberikan pengaruh terhadap kadar ALT dan AST pada pasien dislipidemia yaitu dapat menurunkan kadar ALT dan AST.
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melanjutkan uji klinis ke tahap selanjutnya dengan jumlah subyek yang lebih besar.
Universitas Sumatera Utara