16
2.4.2 Terapi obat dislipidemia
Obat-obat yang digunakan untuk pengobatan dislipidemia antara lain: a. Statin
Statin merupakan senyawa yang paling efektif dan paling baik toleransinya untuk mengobati dislipidemia. Statin memberikan efek utamanya sebagai penurun
kadar LDL melalui gugus yang mirip asam mevalonat yang menghambat HMG-CoA reduktase secara kompeitif. Statin mempengaruhi kadar kolesterol
darah dengan menghambat pembentkan kolesterol di dalam hati menyebabkan peningkatan ekspresi gen reseptor LDL, sehingga jumlah reseptor LDL makin
banyak pada permukaan hepatosit maka makin banyak juga LDL yang hilang dari darah. Efek merugikan yang disebabkan penggunaan statin adalah miopati dan
peningkatan transaminase hati terkait dosis. Contoh obat golongan statin yaitu atorvastatin, serivastatin, fluvastatin, lovastatin, pravastatin dan simvastatin.
b. Sekuestran asam empedu Dua sekuestran asam empedu atau resin yang telah diketahui
kolestiramin dan kolestipol merupakan obat hipolipidemia yang pertama kali. Sekuestran asam empedu sangat bermuatan positif dan mengikat asam-asam
empedu bermuatan negatif, karena ukurannya besar sehingga resin tidak direabsorpsi dan asam empedu yang terikat diekskresi dari feses. Gangguan proses
reabsorpsi asam empedu menyebabkan akumulasi asam empedu berkurang dan sintesis asam empedu di hati meningkat. Akibatnya, kandungan kolesterol di hati
berkurang, menstimulasi produksi reseptor LDL, sehingga bertambahnya reseptor LDL di hati meningkatkan bersihan LDL dan mengimbangi dengan meningkatnya
sintesis kolesterol. Keluhan utama pada pasien yang mengkonsumsi kolestipol dan
Universitas Sumatera Utara
17 kolestiramin adalah kembung, konstipasi dan dispepsia.
c. Asam nikotinat Niasin Asam nikotinat niasin, asam piridin-3-karboksilat dapat menghambat
lipolisis trigliserida oleh lipase sensitif hormon yang mengurangi transpor asam lemak bebas ke hati dan menurukan sintesis trigliserida di hati dengan
menghambat sintesis dan esterifikasi asam lemak di dalam jaringan adiposa. Berkurangnya sintesis trigliserida menurunkan produksi VLDL hati, yang
menyebabkan berkurangnya kadar LDL. Niasin meningkatkan kadar HDL dengan mengurangi bersihan fraksional apoA-1 dalam HDL oleh hati, tetapi kolesteril
tidak dikurangi, sehingga meningkatkan kandungan apoA-1 dalam plasma dan memperbesar transpor kolesterol ke arah berlawanan. Efek samping niasin adalah
kulit memerah, dispepsia dan secara medis yang cukup serius adalah hepatotoksisitas.
d. Turunan asam fibrat Efek senyawa ini terhadap lipid darah diperantai oleh interaksinya dengan
reseptor PPARs . Tiga isotop PPAR yang telah diidentifikasi α, β dan ᵞ
ᵞ
. Fibrat menurunkan trigliserida melalui stimulasi oksidasi asam lemak yang diperantai
oleh PPARα, meningkatkan sintesis LPL sehingga meningkatkan bersihan lipoprotein yang kaya tigliserida. Peningkatan HDL oleh fibrat terjadi karena
stimulasi ekspresi apoA-1 dan apoA-II o leh PPARα. Efek merugikan terhadap
penggunaan seyawa asam fibrat yaitu terjadi sedikit peningkatan transaminase di hati dan peningkatan alkalin fosfatase. Obat yang termasuk turunan asam fibrat
yaitu klofibrat, gemfibrozil, fenofibrat, siprofibrat dan bezafibrat Mahley dan Bersot, 2012.
Universitas Sumatera Utara
18
2.5 Metabolisme Obat
Metabolisme obat memiliki dua fungsi penting, yaitu: a. obat menjadi lebih hidrofilik, hal ini mempercepat ekskresinya melalui ginjal.
b. metabolit umumnya kurang reaktif daripada obat asli Neal, 2006. Hati merupakan organ utama untuk metabolisme obat dan terlibat dalam
dua tipe reaksi umum yaitu: a. Reaksi fase I
Reaksi ini meliputi biotransformasi suatu obat menjadi metabolit yang lebih polar melalui pemasukan atau pembukaan suatu gugus fungsional misalnya
-OH, -NH
2
, -SH. Oksidasi merupakan reaksi yang paling umum dan reaksi ini dikatalisasi oleh suatu kelas enzim yang penting yang disebut oksidase dengan
fungsi campuran sitokrom P-450. Spesifitas substrat dari kompleks enzim ini sangat rendah dan banyak obat yang berbeda-beda dapat dioksidasi. Reaksi fase I
yang lain adalah reduksi dan hidrolisis Neal, 2006. b. Reaksi fase II
Obat atau metabolit fase I yang tidak cukup polar untuk bisa dieksresi dengan cepat oleh ginjal dibuat menjadi lebih hidrofilik melalui konjugasi dengan
senyawa endogen hati Neal, 2006.
2.6 Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian atas rongga abdomen, di sebelah kanan bawah diafgrama dan hati dilindungi oleh
rongga iga Batticaca, 2009. Hati memiliki berat 2 dari berat tubuh total dan hati menerima 1500 ml darah per menit Sacher dan McPherson, 2004.
Universitas Sumatera Utara