Skala Pengukuran Variabel Jenis dan Sumber data Metode Pengumpulan Data Uji Asumsi Klasik

35 Pengembangan X2 Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. 1Pengembangan Formal 2Pengembangan Informal 1 Perbedaan individu karyawan 2 Hubungan dengan analisis jabatan 3 Metode pengembangan yang relevan 4 Motivasi karyawan secara mandiri Likert Efektivitas kerja Y Keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan sesuai target perusahaan. 1Kuantitas 2 Kualitas 1. Target volume pekerjaan 2. Beban kerja 3. Pelaksanaan pekerjaan cepat dan tepat 4. Meminimumkan tingkat kesalahan dalam bekerja 5. Ketelitian 6. Standart waktu Likert Sumber : Sitohang 2006, Malthis 2002, Mangkunegara 2009: 45, Moekijat 2005:55

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert . Menurut Sugiyono, 2006: 86, Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skor yang diberikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert No Alternatif Jawaban Skor 1 Sangat Setuju SS 5 2 Setuju S 4 3 Kurang Setuju KS 3 4 Tidak Setuju TS 2 5 Sangat Tidak Setuju STS 1 Sumber: Sugiyono 2006: 86 Universitas Sumatera Utara 36 3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari Sugiyono, 2006:72. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Duta Agung Group Medan sebanyak 61 orang.

3.6.2 Sampel

Menurut Arikunto 2007: 122, Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apabila objek kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua. Penelitian ini menggunakan sampel jenuh sensus yaitu dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasinya relatif kecil Sugiyono, 2006:78. Dengan demikian, jumlah sampel adalah sebanyak 61 responden.

3.7 Jenis dan Sumber data

1. Data Primer Menurut Kuncoro 2009:70, Data primer adalah data yang diperoleh dengan survey lapangan yang mengunakan semua metode pengumpulan data original. 2. Data Sekunder Menurut Kuncoro 2009:70, Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Universitas Sumatera Utara 37

3.8 Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara Wawancara dilakukan kepada PT. Duta Agung Group Medan agar didapat data dan informasi yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini. Wawancara menggunakan alat bantu berupa seperangkat pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. 2. Kuesioner Kuesioner pada penelitian ini dilakukan penyebaran kuesioner kepada sampel yang terdiri dari Karyawan Operasional PT. Duta Agung Group. 3. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang menggunakan buku-buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas Menurut Situmorang, dkk 2010:69, Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Menurut Umar2005:57,bahwa uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan rtabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabe l dan nilai posotif maka butir atau peryataan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Untuk menguji ketepatan kuusioner, akan dilakukan uji validitas terhadap 30 orang karyawan PT. Tisa Lestari yang beralamat di Jln. Abdul Hamid No. 43 Medan. Kriteria dalam menggunakan validitas kuesioner adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 38 a. Jika maka Pernyataan disebut valid. b. Jika maka Pernyataan disebut tidak valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Item-Total Statistics Corrected Item- Total Correlation r tabel Keterangan P1 .585 0,361 Valid P2 .441 0,361 Valid P3 .531 0,361 Valid P4 .560 0,361 Valid P5 .499 0,361 Valid P6 .549 0,361 Valid P7 .469 0,361 Valid P8 .525 0,361 Valid P9 .603 0,361 Valid P10 .679 0,361 Valid P11 .407 0,361 Valid P12 .506 0,361 Valid P13 .452 0,361 Valid P14 .664 0,361 Valid P15 .537 0,361 Valid P16 .426 0,361 Valid P17 .368 0,361 Valid P18 .412 0,361 Valid Sumber: Hasil penelitian 2015 Berdasarkan Tabel 3.3 terlihat bahwa seluruh item pernyataan yang diajukan dalam kuesioner memiliki nilai rhitung Corrected Item-Total Correlation r tabel 0,361. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian maka seluruh item pernyataan dinyatakan valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ukuran suatu kestabilan dan konsintensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk yang merupakan Universitas Sumatera Utara 39 dimensi suatu variabel yang disusun dalam suatu bentuk kuesioner V. Sujarveni, 2007:134. Uji realibilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan tersebut menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama. Bila korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan variabel. Pengujian dilakukan dengan cara One Shot pengukuran sekali saja dengan program SPSS Statistics 20.0for windows . Menurut Nunnaly 2000 dalam Ghozali, 2006:42 suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha ˃ 0.60. Atau jika nilai Cronbach Alpha 0.80 maka pernyataan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Cronbachs Alpha N of Item r tabel Keterangan 0,881 18 0,80 Reliabel Sumber: Hasil penelitian 2015 Pada Tabel Hasil Uji Reliabillitas, terlihat bahwa nilai cronbach’s alpha selurh itembutir pernyataan adalah sebesar 0,881 r tabel 0,80. Dengan demikian seluruh itembutir pernyataan variabel dinyatakan reliabel.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat diuji dengan tingkat kepercayaan confidenceinterval 95. Arikunto 2007:49 menyatakan penggunaan model regresi linear berganda harus memenuhi asumsi klasik, yaitu antara lain: ujinormalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik, hal ini untuk memastikan Universitas Sumatera Utara 40 bahwa alat uji regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linear berganda dapat digunakan. Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik apabila model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik yaitu multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Sugiyono 2006:84, bahwa model yang paling baik adalah apabila datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Selain menggunakan grafik, untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal bisa juga dilakukan dengan menggunakan One - Sample Kolmogorov – Smirnov Test Ghozali, 2006;107.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan variasi residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang Universitas Sumatera Utara 41 lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan standardized delete residual nilai tersebut. Heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada grafik. Jika pola titik-titik yang terbentuk membentuk pola teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Sebaliknya, jika tidak terbentuk pola yang jelas dimana titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi Ghozali, 2006:106.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multi kolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas yaitu mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi atau menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge. Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antara variabel bebas independent variable . Jika nilai korelasi antara variabel bebas tersebut lebih besar dari 0.7 Nunnally dalam Ghozali, 2006:45, maka dapat dikatakan bahwa terjadi gejala multikolinearitas. Disamping dengan melakukan uji korelasi tersebut, pengujian ini juga dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF dari model penelitian. Universitas Sumatera Utara 42 Jika nilai Tolerance 0.10 atau nilai VIF 10 maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi gejala multikolinearitas dalam model penelitian.

3.11 Teknik Analisis Data