pinjaman dana ke bank atau meminjam kesanak saudara dari pada kepemerintah karena sikap pemerintah yang kurang peduli terhadap usaha kerawang gayo ini.
Meskipun begitu pengrajin kerawang gayo memiliki semangat yang tinggi dalam memproduksi kerawang gayo walaupun terdapat banyak kendala-kendala.
Seperti yang kita ketahui di era globalisasi seperti saat ini telah banyak mode-mode yang di pengaruhi dari luar yang melambangkan kemodernitasan hal
ini tentunya banyak mempengaruhi kebudayaan daerah terutama barang-barang yang berasal dari daerah dan yang merupakan kebudayaan tradisional banyak
ditinggalkan oleh masayarakat modern. Saat ini para pengrajin yang berada di Kecamatan Bebesen masih membuat dan melestarikan kebudayaan suku Gayo
melalui kerawang gayo padahal seperti yang kita ketahui pada saat ini banyak masyarakat yang telah meninggalkan kebudayaan asli seperti barang-barang atau
pakaian yang berbau tradisional. Hal ini yang menarik untuk diteliti bagaimana strategi pengrajin dalam melestarikan dan mempertahankan kerawang gayo di
Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah ditengah perkembangan zaman yang semakin modern.
1.2 Perumusan Masalah
Sebuah penelitian harus memiliki batas-batas permasalahan yang harus diamati atau diteiliti agar penelitian tersebut dapat terfokus dalam satu
permasalahan dapat diselesaikan dan penelitian tidak lari dari jalur yang telah ditetapkan.Oleh karena itu berdasarkan uraian permasalahan yang telah dijelaskan
dalam latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana strategi pengrajin lokal dalam mempertahankan
Universitas Sumatera Utara
keberadaan kerawang gayo ditengah perubahan nilai masyarakat dalam memandang pakaian tradisional di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian berdasarkan perumusan masalah diatas adalah untuk mengetahui bagaimana strategi pengrajin lokal dalam
mempertahankan keberadaan kerawang gayo ditengah perubahan nilai masyarakat dalam memandang pakaian tradisional di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh
Tengah.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan konstribusi pemikiran dan informasi dan sumbangan pemikiran bagi peneliti lain sebagai bahan rujukan untuk perbandingan
atas masalah yang sama terutama dalam bidang sosiologi khususnya tentang studi yang terkait denganstrategi pengrajin lokal dalam
mempertahankan keberadaan kerawang gayo ditengah perubahan nilai masyarakat dalam memandang pakaian tradisional di Kecamatan Bebesen
Kabupaten Aceh Tengah.
2. Manfaat Praktis
Memberikan masukan dalam bentuk bacaan untuk memperkaya wawasan kepada kita semua yang membaca hasil penelitian ini mengenai strategi
pengrajin lokal dalam mempertahankan keberadaan kerawang gayo tradisional di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah, serta
Universitas Sumatera Utara
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis terkait dengan teori dan aplikasinya dalam menulis karya ilmiah.
1.5 Definisi Konsep
Dalam penelitian ilmiah, disamping berfungsi untuk memfokuskan dan mempermudah suatu penelitian, konsep juga berfungsi sebagai panduan yang
nantinya digunakan penelitian untuk menindak lanjuti sebuah kasus yang di teliti dan menghindari terjadinya kekacauan akibat kesalah penafsiran dalam sebuah
penelitian. Adapusn konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian ini, antara lain adalah :
1. Strategi adalah upaya bagaimana mencapai tujuan atau sasaran yang
ditetapkan sesuai dengan keinginan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah strategi bertahan para pengrajin kerawang gayo dalam mempertahankan
keberadaan kerawang gayo di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.
2. Pengrajin adalahorang yang pekerjaannya membuat barang-barang
kerajinan atau orang yang mempunyai keterampilan berkaitan dengan kerajinan tertentu. Dalam hal ini pengrajin lokal adalah pengrajin yang
memiliki sikap dan cara berpikir serta bertindak yg selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yg ada secara turun-temurun dimana
daerah itu mempunyai warisan budaya berupa kerajinan kerawang yang saat ini masih diproduksi oleh para pengrajin kerawang tradisional gayo.
3. Kerawang gayo adalah sebuahsenimembordir
di atasselembarkaindenganberbagaimotif-motif yang memilikimaknatertentu
Universitas Sumatera Utara
yang melekatpadasuatubenda.Motif kerawang gayobiasanyadiletakan di pakaianadat
gayo, ukiran
rumah adat
gayo, ukiran
kendi gayodanperalatanrumahtanggalainnya.
4. Kebudayaan adalah terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap,
pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari
kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda- benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau
paham dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai. 5.
Home industri adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi
ini dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU No. 9 Tahun 1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil
adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dengan hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp1.000.000.000.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Modal Sosial
Modal sosial merupakan suatu cara untuk membangun hubungan dengan sesama dan menjaganya agar terus berlangsung sepanjang waktu, orang mampu
bekerja bersama-sama untuk mencapai berbagai hal yang tidak dapat mereka lakukan sendirian. Orang berhubungan melalui serangkaian jaringan dan mereka
cenderung memiliki kesamaan nilai dengan anggota lain dalam jaringan tersebut, sejauh jejaringan tersebut menjadi sumber daya, dia dapat dipandang sebagai
modal. Menurut Pierre Bourdieu, modal sosial adalah jumlah sumber daya, aktual atau maya yang berkumpul pada seorang individu atau kelompok karena memiliki
jaringan tahan lama berupa hubungan timbal balik perkenalan dan pengakuan yang sedikit banyak terintitusionalisasikan. Bourdie juga menjelaskan bahwa
modal sosial dapat bertahan nilainya, individu harus mengupayakannya. Pokok perhatian Bourdie tentang modal sosial dahulu dan sekarang adalah pemahaman
atas hierarki sosial. Sedangkan menurut James Coleman dalam Field,2003 modal sosial
adalah merepresentasikan sumber daya karena hal ini melibatkan harapan akan resiprositas timbal balik dan melampaui individu mana pun sehingga melibatkan
jaringan yang lebih luas yang hubungan-hubungannya diatur oleh tingginya tingkat kepercayaan dan nilai-nilai bersama. Dia juga menjelaskan bahwa konsep
modal sosial adalah sarana untuk menjelaskan bagaimana orang berusaha bekerja sama.
Universitas Sumatera Utara