Seperti yang dikatakan oleh salah satu pengrajin yaitu ibu Kasmawati : “kerawang gayo jemena kurang I gemari masyarakay gayo karna
motip rom warna si oya-oya dor, renyel wan tun 2000-en masyarakat gayo mulei gemar ken kerawang gayo ha ni karna
pengrajin mulei mumodifikasi motip-motip orom warna wan kerawang gayo. Termasuk ibu pe, ibu pe nos pembaharuen ku
motip-motip sebelume, mulei ari peletaken motip-motip ayu orom warna-warna silebih belangi”
Terjemahan : “Kerawang gayo dulunya kurang digemari masyarakat gayo karena
motif dan warna yang hanya itu-itu saja, pada tahun 2000-an masyarakat gayo mulai kembali menggemari kerawang gayo hal
ini disebabkan karena pengrajin mulai memodifikasi motif-motif dan warna dalam kerawang gayo. Termasuk juga Ibu, Ibu juga
melakukan pembaharuan pada motif-motif terdahulu, mulai dari peletakan motif-motif baru serta warna-warna yang lebih
berwarna”
Hal serupa juga dikatakan oleh ibu idawati sebagai seorang pengrajin yang berada di Kecamatan Bebesen yaitu :
“Ibu nengon masyarakat mulei lege ken kerawang gayo dan muloi beraleh ku pakaian modern, enye ibu bepikir merancang noboh
motip-motip kerawang gayodan noboh macam-macam warna ku pakaian kerawang gayo nye dele produk-produk kerawng gayo si
ibu jadinen nume pakaian pelen tapi ara tas, bulang sawah ku semala”.
Terjemahan : “ibu melihat masyarakat mulai bosan terhadap kerawang gayo dan
mulai beralih kepada pakaian modern, kemudian ibu berinisiatif memodifikasi peletakan motif-motif kerawang gayo dan
memberikan berbagai jenis warna pada pakaian kerawang gayo serta banyak produk-produk kerawang gayo yang ibu hasilkan
bukan hanya pakaian tetapi juga mulai dari tas, peci hingga sajadah”.
4.7 Penggunaan Kerawang Gayo dalam Kegiatan sehari-hari
Penggunaan kerawang gayo saat ini sudah bisa digunakan dalam kegiatan umum dan semua lapisan masyarakat bisa menggunakan kerawang gayo. Seperti
mulai dari baju persatuan oleh keluarga yang akan mengadakan pesta, pakaian
Universitas Sumatera Utara
kantor yang digunakan oleh pegawai negeri yang berada di Kabupaten Aceh Tengah, pakaian untuk lomba menari tarian adat oleh anak-anak sekolah dasar
sampai sekolah menegah atas, tas yang bisa dipakai kemana saja oleh ibu-ibu, peci yang digunakan oleh kaum pria pada saat shalat dan masih banyak lagi. Saat
ini kerawang gayo tidak lagi harus digunakan pada acara-acara adat tetapi saat ini kerawang gayo bisa digunakan dalam kegiatan umum oleh semua lapisan
masyarakat. Ibu Auliani merupakan salah satu pemakai kerawang gayo mengatakan :
”ibu suka pedeh ken kerawang gayo motipe si unik nye belangi, selaen oya kerawang gayo besilo gep lebih jeroh ari jemen baek ari segi warna
ataupe motipe, Ibu engon besilo nge dele pengrajin kerawang gayo hal oya si nos persaengen sesabe pengrajin wan menciptaken motif orom
warna. Hal oya tentue nos kemajuen wan menciptaken kerawang gayo si lebih jeroh orom belangi”.
Terjemahan : Ibu sangat suka dengan kerawang gayo karena motifnya yang unik dan
cantik, selain itu kerawang gayo saat ini jauh lebih baik dari dulu baik dari segi warna maupun motif, Ibu lihat saat ini sudah banyak pengrajin
kerawang gayo jadi hal itu membuat persaingan antara sesama pengrajin dalam menciptakan motif dan warna. Hal ini tentunya membuat kemajuan
dalam menciptakan kerawang gayo yang bagus dan menarik. Selain itu saat ini banyak produk-produk kerawang gayo yang dihasilkan mulai dari
tas sampai hiasan dinding, dan ibu punya tas kerawang gayo tersebut”.
Saat ini Banyak jenis produk kerawang gayo yang dihasilkan oleh pengrajin mulai dari tas, gantungan kunci, baju gamis untuk wanita, baju pria,
peci, gelang, dompet, taplak meja, sarung bantal, sarung hp, selendang, sandal sampai bisa dijadikan hiasan dinding. Dengan perubahan tersebut masyarakat
akhirnya kembali tertarik kepada kerawang gayo, karena tidak monoton dan telah diaplikasikan kedalam berbagai produk.
Universitas Sumatera Utara
4.8. Kendala dalam Mempertahankan Kerawang Gayo