Modal Sosial TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Modal Sosial

Modal sosial merupakan suatu cara untuk membangun hubungan dengan sesama dan menjaganya agar terus berlangsung sepanjang waktu, orang mampu bekerja bersama-sama untuk mencapai berbagai hal yang tidak dapat mereka lakukan sendirian. Orang berhubungan melalui serangkaian jaringan dan mereka cenderung memiliki kesamaan nilai dengan anggota lain dalam jaringan tersebut, sejauh jejaringan tersebut menjadi sumber daya, dia dapat dipandang sebagai modal. Menurut Pierre Bourdieu, modal sosial adalah jumlah sumber daya, aktual atau maya yang berkumpul pada seorang individu atau kelompok karena memiliki jaringan tahan lama berupa hubungan timbal balik perkenalan dan pengakuan yang sedikit banyak terintitusionalisasikan. Bourdie juga menjelaskan bahwa modal sosial dapat bertahan nilainya, individu harus mengupayakannya. Pokok perhatian Bourdie tentang modal sosial dahulu dan sekarang adalah pemahaman atas hierarki sosial. Sedangkan menurut James Coleman dalam Field,2003 modal sosial adalah merepresentasikan sumber daya karena hal ini melibatkan harapan akan resiprositas timbal balik dan melampaui individu mana pun sehingga melibatkan jaringan yang lebih luas yang hubungan-hubungannya diatur oleh tingginya tingkat kepercayaan dan nilai-nilai bersama. Dia juga menjelaskan bahwa konsep modal sosial adalah sarana untuk menjelaskan bagaimana orang berusaha bekerja sama. Universitas Sumatera Utara Menurut Robert Putnam dalam Field, 20003 modal sosial merujuk pada bagian dari organisasi sosial, seperti kepercayaan, norma, dan jaringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan terkoordinasi. Putnam menjelaskan ada dua bentuk dasar modal sosial yaitu menjembatani inklusif dan mengikat eksklusif. Berdasarkan pengertian modal sosial dari ketiga ahli tersebut yang sesuai dengan penelitian ini adalah menurut Coleman dan Putnam Field, 20003. Dimana modal sosial merupakan sarana untuk bagaimana pengrajin kerawang gayo berusaha bekerja sama, dengan jaringan yang merupakan aset terpenting karena jaringan memberikan dasar bagi kohesi sosial yang mendorong orang bekerja satu dengan yang lain dan tidak sekedar dengan orang yang mereka kenal secara langsung untuk memperoleh manfaat timbal balik. Jaringan yang digunakan pengrajin kerawang gayo dengan sesama pengrajin, pengrajin dengan pemerintah serta pengrajin dengan masyarakat. Akhir-akhir ini modal sosial menjadi sangat populer sebagai salah satu isu pembangunan yang menuntut perhatian seksama.Modal sosial adalah sumber daya yang dapat dipandang sebagai investasi untuk mendapatkan sumber daya baru. Seperti diketahui bahwa sesuatu yang disebut sumber daya resources adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk dikonsumsi, disimpan dan diinvestasikan.Sumber daya yang digunakan untuk diinvestasi disebut sebagai modal capital, dimensi modal sosial cukup luas dan kompleks. Modal sosial lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok dengan ruang perhatian pada Universitas Sumatera Utara jaringansosial, norma, nilai, dan kepercayaan antar sesama yang lahir dari anggota kelompok dan menjadi norma dalam kelompok. Di Indonesia, studi tentang modal sosial secara formal masih merupakan hal yang baru. Namun meskipun secara eksplisit belum menggunakan terminology modal sosial, sebenarnya telah ada beberapa studi terutama berupa kajian tentang hubungan kerja sama saling menguntungkan antar warga masyarakat didaerah pedesaan yang pada esensinya memiliki keterkaitan erat dengan modal sosial terdiri dari norma, jaringan dan kepercayaan, maka sebenarnya hal tersebut secara historis bukan merupakan fenomena baru dan asing bagi masyarakat Indonesia dan hal tersebut lebih berakar kuat dan terinstitusikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di pedesaan. Semangat dan implementasi dari kemauan untuk saling bekerjasama dalam upaya memenuhi kepentingan sosial dan kepentingan individu atau personal telah termanivestasikan dalam berbagai bentuk aktivis bersama yang secara umum dikenal dengan kegiatan “saling tolong menolong” atau secara luas terwadahi dalam tradisi “gotong royong”. Tradisi gotong royong memiliki aturan main yang disepakati bersama norma, menghargai prinsip timbal balik dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dan dalam waktu tertentu akan menerima kompensasireward sebagai bentuk dari resiprositas, ada saling kepercayaan antar pelaku bahwa masing-masing akan mematuhi semua bentuk aturan main yang telah disepakati trust, serta kegiatan kerjasama tersebut diikat oleh hubungan- hubungan spesifik Antara lain mencakup kekerabatan, pertetanggaan, dan pertemanan sehingga saling menguatkan jaringan antar pelaku. Universitas Sumatera Utara Tiga unsur utama dalam modal sosial adalah trust kepercayaan, reciprocal timbal balik, dan interaksi sosial. 1. Trust kepercayaan Menurut Giddens dalam Damsar, 2009 Trust kepercayaan pada dasarnya terikat, bukan kepada resiko namun kepada berbagai kemungkinan. Kepercayaan selalu mengandung konotasi keyakinan di tengah-tengah berbagai akibat yang serba mungkin, apakah dia berhubungan dengan tindakan individu atau dengan beroperasinya sistem. Kepercayaan dapat mendorong seseorang untuk bekerjasama dengan orang lain untuk memunculkan aktivitas ataupun tindakan bersama yang produktif. Rasa percaya menjadi pilar kekuatan dalam modal sosial. Seseorang akan mau melakukan apa saja untuk orang lain kalau ia yakin bahwa orang tersebut akan membawanya ke arah yang lebih baik atau ke arah yang ia inginkan. 2. Reciprocal Timbal balik Unsur penting kedua dari modal sosial reciprocal timbal balik, dapat dijumpai dalam bentuk memberi, saling menerima dan saling membantu yang dapat muncul dari interaksi sosial. Modal sosial selalu diwarnai oleh kecenderungan saling bertukar kebaikan di antara individu-individu yang menjadi bagian atau anggota jaringan. Hubungan timbal balik ini juga dapat diasumsikan sebagai saling melengkapi dan saling mendukung satu sama lain. 3. Interaksi sosial jaringan Unsur yang selanjutnya yakni interaksi sosial, interaksi yang semakin meluas akan menjadi semacam jaringan sosial yang lebih memungkinkan semakin meluasnya lingkup kepercayaan dan lingkup hubungan timbal balik. Jaringan yang dimiliki dipandang sebagai sebagian dari hubungan dan norma yang lebih luas yang memungkinkan orang mencapai tujuan-tujuan mereka dan juga mengikat masyarakat bersama sebagai sarana untuk menjelaskan bagaimana orang berusaha bekerja sama Field,2003. Perusahaan-perusahaan kecil akan sangat tergantung pada tingkat kepercayaan dan modal sosial yang tercipta dalam masyarakat luas. Masyarakat berkepercayaan tinggi seperti Jepang berhasil menciptakan berbagai jaringan dengan baik sebelum revolusi informasi memasuki kecepatan yang lebih tinggi. Sedangkan masyarakat yang berkepercayaan rendah mungkin tidak akan pernah mampu untuk meningkatkan efisiensi yang ditawarkan oleh teknologi informasi Fukuyama, 2001. Artinya masyarakat yang telah memiliki kepercayaan tinggi Universitas Sumatera Utara High-Trust akan lebih mudah dalam membangun jaringan dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki kepercayaan yang rendah Low-Trust. Seperti pengrajin kerawang gayo yang telah memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi baik terhadap pengrajin maupun terhadap supliernya dengan begitu mereka telah mampu membangun modal sosial dalam membangun usaha yang mereka miliki. Berdasarkan hasil obervasi terdapat jaringan sosial yang terjadi antara pengrajin di kecamatan Bebesen dengan pemerintah, antara pengrajin dan pembeli, dan antara pengrajin dengan sesama pengrajin. Pada jaringan sosial yang terjadi antara pengrajin dengan pemerintah, terlihat bahwa pemerintah kurang memperhatikan pengrajin kerawang gayo, baik dari segi dana maupun melakukan pemberdayaan terhadap pelestarian kerawang gayo dengan melakukan pelatihan- pelatihan. Sedangkan antara pengrajin dengan pengrajin lain telah memiliki jaringan yang cukup baik. Jika pengrajin yang satu kebanyakan pesanan dia akan meminta bantuan kepada pengrajin lain, artinya disini mereka telah membangun jaringan sosial yang baik dengan saling membantu atau bergotong royong. Sedangkan cara pengrajin membangun jaringan dengan pembeli yaitu dengan memberikan kualitas barang bagus dan tetap menjaga keramah tamahan dalam berjualan. Karena dengan begitu pembeli akan senang membeli dan akan memberitahu dan secara sukarela akan mempromosikan kepada calon pembeli lain mengenai kualitas barang yang dihasilkan. Pada dimensi yang lebih luas yaitu segala sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar kebersamaan, dan didalamnnya diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan Universitas Sumatera Utara disegala bidang kehidupan dan terutama bagi kestabilan pembangunan ekonomi dan demokrasi. Pada masyarakat secara tradisional telah terbiasa dengan gotong royong serta bekerjasama denga kelompok atau organisasi yang besar cenderung akan merasakan kemajuan dan akan mampu secara efesien dan efektif, memberikan kontribusi penting bagi kemajuan masyarakat. Modal sosial dalam bentuknya menyumbang terhadap pembangunan ekonomi, sosial dan politik melalui pembagian informasi, memberikan kesempatan dan memfasilitasi kelompok pembuat keputusan. Menurut Lesser dalam Barus, 2009 modal sosial sangat penting bagi komunitas karena : 1. Mempermudah akses informasi bagi anggota komunitas 2. Menjadi media power sharing atau pembagian kekuasaan dalam komunitas 3. Mengembangkan solidaritas 4. Memungkinkan mobilisasi sumber daya komunitas 5. Memungkinkan pencapaian bersama dan 6. Membentuk perilaku kebersamaan dan berorganisasi komunitas.

2.2 Potensi Lokal dan Sikap Inovatif Masyarakat Lokal