Motivasi Berprestasi Pengusaha Home Industri

relasi sosial berarti semakin bekurangnya jenis-jenis relasi sosial yang telah terjalin di kalangan masyarakat tersebut Maharani, 2008. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Durkheim, bahwasanya apabila masyarakat bergerak semakin maju, dalam ukuran waktu yang ditandai dengan masuknya unsur-unsur baru untuk mengakibatkan adanya peningkatan interaksi, kerumitan hubungan sosial atau meningkatkan kualitas ikatan sosial, perubahan ini ditandai dengan adanya ikatan yang berakhir dalam peran dan pekerjaan yang sangat beragam, kerja sama, saling melengkapi, dan saling memerlukan Sztompka,1993.

2.4 Motivasi Berprestasi Pengusaha Home Industri

Keinginan yang kuat untuk mencapai prestasi gemilang yang dikerjakakn melalui penampilan kerja yang baik, dengan selalu berpikir dan berusaha untuk menemukan cara-cara baru untuk memperbaiki kualitas kerja yang dicapainya. Sikap inilah yang ada di dalam diri pengrajin kerawang gayo yang berada di kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah. Mereka memiliki sikap wiraswasta yang tinggi dimana mereka mampu melihat potensi dan nilai jual yang ada di kerawang gayo yang merupakan suatu kebudayaan suku Gayo hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh McClelland. Seperti yang dikatakan oleh McClelland dalam Suwarsono, 1990 bahwa kaum wiraswastawan domestiklah dan bukan para politikus atau para penasehat ahli yang didatangkan dari Negara maju yang memegang peran kritis dan bertanggung jawab terhadap pencapaian kemajuan Negara dunia ketiga. Tujuan kegiatan para wiraswastawan tersebut tidak hanya sekedar mencari dan Universitas Sumatera Utara mengumpilkan laba. Dengan tidak mengurangi arti pentingnya laba bagi kehidupan dunia usaha, McClelland menegaskan, bahwa dalam hal ini laba lebih merupakan indikator dari keinginan pencapaian tujuan yang lain. Apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh para wiraswastawan tersebut adalah keinginan yang kuat untuk mencapai prestasi gemilang yang dikerjakakn melalui penampilan kerja yang baik, dengan selalu berpikir dan berusaha untuk menemukan cara-cara baru untuk memperbaiki kualitas kerja yang dicapainya. Inilah yang oleh McClelland disebut sebagai motivasi berprestasi atau juga sering disebut sebagai kebutuhan berprestasi. Setiap manusia memiliki waktu luang, jika seseorang menggunakan waktu luangnya tersebut untuk kenikmatan hidup seperti misalnya untuk tidur dan bersenang-senang maka orang tersebut memiliki motivasi berprestasi yang amat rendah. Jika seseorang berpikir tentang bagaimana meningkatkan situasi sekarang kearah yang lebih baik dan hendak melaksanakan tugas-tugas yang dihadapinya dengan cara yang lebih baik maka orang itu barulah bisa disebut memiliki kebutuhan berprestasi yang amat kuat. Menurut McClelland cara untuk menaikkan skala kebutuhan berprestasi dapat dilihat dari lingkungan keluarganya, khususnya pada tahap proses pembimbingan anak : 1. Orang tua hendaknya menentukan standar motivasi yang tinggi pada anak- anaknya, misalnya melalui pengharapan agar anaknya memiliki prestasi yang gemilang disekolah kemudian memiliki pekerjaan yang mapan dan menjadi dikenal di masyarakat. 2. Hendaknya orang tua lebih menggunakan metode memberikan dorongan dan hubungan yang hangat dalam sosialisasi dengan anak-anak mereka. Universitas Sumatera Utara Orang tua hendaknya memberikan dorongan dan perhatian yang cukup dan meberikan ganjaran yang memadai jika memang anak-anak mereka mampu mencapai dan menyelesaikan beban yang diberikan oleh orang tua mereka. 3. Orang tua hendaknya tidak otoriter, mereka tidak diharapkan memanjakan atau berinisiatif sendiri demi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh anaknya, tetapi justru sebaliknya mereka hendaknya memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk mengambil inisiatif dan menentukan cara-caranya sendiri untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya. Bagi McClelland Negara dunia ketiga seharusnya mempunyai sekelompok wiraswastawan yang memiliki kebutuhan tinggi untuk prestasi yang diharapkan mampu mengubah bantuan asing menjadi investasi produkstif. Selain itu bahwa semakin tinggi interaksi Negara dunia ketiga dengan Negara barat dengan jalan pendidikan atau pengenalan budaya, maka akan semakin mempermudah dan mempercepat Negara Dunia ketiga untuk menyerap ciri-ciri motivasi berprestasi tinggi yang dimiliki oleh Negara Barat Suwarsono, 1990. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN