mereka. Meskipun dengan ekonomi terbatas, mereka tetap semangat untuk menanamkan ajaran agama terutama akhlak. Itulah mengapa penulis
mengambil daerah penelitian pada wilayah ini. Kelebihan lain yang dimiliki Rt 03 Rw 01 ini adalah berbagai etnis tempatan yang kemudian
menjadi satu kesatuan entitas masyarakat Muara Jaya. tentunya perbedaan ini akan terlihat apakah mempengaruhi pola pengasuhan akhlak anak
terutama untuk usia 4-7 tahun yang menjadi line penelitian penulis.
2. Visi dan Misi Rt. 03 Rw. 01 Muara Jaya
Keluarga di Rt. 03 Rw. 01 Muara Jaya membangun visi misi bersama untuk menyatukan persepsi. Visi tersebut adalah; Bersama
meningkatkan kesejahteraan dan pendidikan untuk masa depan. Visi ini pada dasarnya merupakan pengungkapan secara umum upaya pemerintah
dan msyarakat Rt. 03 dan Rw. 01 yang ingin mengupayakan terselenggaranya pemerintahan partisipatif untuk kesejahteraan masyarakat
dan pendidikan anak-anak mereka. Guna mewujudkan Rt. 03 Rw. 01 Muara Jaya menjadi lebih maju
baik dalam bidang sosial kemasyarakatan dan keagamaan, maka ditetapkan juga misi Rt. 03 Rw. 01 Muara Jaya yaitu:
1. Memperkuat sistem perekonomian warga dengan peningkatan
ekonomi melalui budidaya perkebunan kelapa sawit dan pertanian. 2.
Mewujudkan Rt. 03 Rw. 01 Muara Jaya sebagai wilayah yang aman, sehat, rapi dan indah.
3. Menjadikan Rt. 03 Rw. 01 sebagai masyarakat yang terdidik dan
berakhlakul karimah.
3
3. Keadaan Keluarga, Tradisi Bahasa dan Budaya di Rt. 03 Rw. 01
Muara Jaya
Keluarga dan lingkungan masyarakat memiliki peran penting dalam mewujudkan kepribadian anak. Kedua orang tua adalah pemain
peran ini. Keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia. Banyak hadits yang meriwayatkan pentingnya pengaruh keluarga
dalam pendidikan anak dalam beberapa masalah seperti masalah aqidah, budaya, norma, emosional dan sebaginya. Keluarga menyiapkan sarana
pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua
orang tua dan lingkungannya. Rasulullah saw bersabda, “Setiap anak yang
dilahirkan berdasarkan fitrah, Kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya dia Yahudi atau Nasrani atau M
ajusi”.
4
Kedua orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kepribadian anak. Islam menawarkan metode-metode yang
banyak di bawah aqidah atau keyakinan, norma atau akhlak serta fikih sebagai dasar dan prinsip serta cara untuk mendidik anak. Dan awal mula
pelaksanaannya bisa dilakukan dalam keluarga. Terkait dengan
3
Wawancara Pribadi dengan bapak Fadhil, Ketua Rt. 03 Rw. 01 Muara Jaya, pada 17 November 2010.
4
Muhammad bin Ya’kub Alkafi, Al-Kulaini, Tehiran: Dar-Al-Kitab Ali-Islamiyah, 1413, Jilid 7, h. 16.
pendidikan, Islam menyuguhkan aturan-aturan di antaranya pada masa pra kelahiran yang mencakup cara memilih pasangan hidup dan adab
berhubungan seks sampai masa pasca kelahiran yang mencakup pembacaan azdan dan iqamat pada telinga bayi yang baru lahir, tahnik
meletakkan buah kurma pada langit-langit bayi, mendoakan bayi, memberikan nama yang bagus buat bayi, aqiqah menyembelih kambing
dan dibagikan kepada fakir miskin, khitan dan mencukur rambut bayi dan memberikan sedekah seharga emas atau perak yang ditimbang dengan
berat rambut. Pelaksanaan amalan-amalan ini sangat berpengaruh pada jiwa
anak.
5
Perilaku-perilaku anak akan menjadikan penyempurna mata rantai interaksi anggota keluarga dan pada saat yang sama interaksi ini akan
membentuk kepribadiannya secara bertahap dan memberikan arah serta menguatkan perilaku anak pada kondisi-kondisi yang sama dalam
kehidupan. Keluarga di Rt.03 Rw.01 rata-rata termasuk nuclear family yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak. Beberapa diantaranya memiliki lebih dari dua anak, karena program Keluarga Berencana baru dikenal masyarakat
pada tahun 1983. Tidak hanya terdiri dari suku Melayu, yang memang asli sebagai penduduk Melayu Riau, melainkan banyak keluarga yang justru
terdiri dari suku Jawa, Sunda, Melayu dan Batak. Bahkan suku Jawa adalah suku yang paling banyak dan menjadi mayoritas warga Desa Muara
5
Behruz Hasan Bikhu, Rawanshenasi khanewade, Sar Omade Kawush [Terj], Tehiran, Cet Ke-1, h. 145.
Jaya. Selain itu juga bahasa Jawa juga menjadi bahasa komunikasi sehari- hari warga setempat.
B. Identifikasi Subjek