1. Cerita yang merupakan kata sifat
a Tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu
hal peristiwa, kejadian, dan sebagainya. Contoh : Begitulah ceritanya ketika kami mendaki gunung Bromo.
b Karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau
penderitaan orang; kejadian dan sebagainya, baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan
belaka. c
Lakon yang diwujudkan atau dipertunjukkan dalam gambar hidup sandiwara, wayang, dan lainnya. Contoh: Film ini
ceritanya kurang bagus.
2. Cerita yang merupakan kata benda
a Omong kosong, dongengan yang tidak benar dan
omongan. Contoh: Jangan banyak cerita
3. Cerita yang merupakan bidang susastra
a Rangkaian cerita yang cerita pertamanya membuahkan
cerita kedua dan selanjutnya-cerita berantai. b
Cerita yang didalamnya mengandung cerita lain pelaku atau peran dulu cerita itu bercerita-cerita berbingkai.
c Cerita rekaan yang dimuat sebagian demi sebagian, secara
berturut-turut di dalam surat kabar atau majalah, roman berangsur-cerita bersambung.
d Cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang
pelakunya diperankan oleh binatang, biasanya mengandung
ibarat, hikmah, atau ajaran budi pekerti, fabel-cerita bingkai.
e Kabar perkataan dan sebagainya yang bukan belum tentu
dapat dipercaya-cerita burung. f
Cerita yang melukiskan keadaan adikodrati supernatural- cerita fantastik.
g Cerita yang disusun untuk menyampaikan ajaran agama,
ajaran moral, atau kebenaran umum dengan menggunakan perbandingan atau ibarat, parabel-cerita ibarat.
h Kisah pendek kurang dari 10.000 kata, memberikan kesan
tunggal yang dominan, dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi pada suatu ketika-cerita
pendek. i
Cerita dari zaman dahulu yang hidup di kalangan rakyat dan diwariskan secara lisan-cerita rakyat.
j Cerita yang sengaja dikarang oleh pengarangnya sebagai
hasil khayalan dari pengarang; cerita khayal, fiksi-cerita rekaan.
k Cerita rekaan yang mengandung unsur-unsur sejarah-cerita
sejarah. Menurut para tokoh, Eka Wardhana
43
misalnya, cerita adalah suatu karya baik fiksi maupun non fiksi, secara tulisan dan visual yang sarat
43
Eka Wardhana, Mendongeng, Membangun Karakter Anak, Majalah Ummi, Edisi : No.8 Tahun XXI | Rubrik: Psikologi Keluarga, Tahun 2008.
nilai. Maestro dongeng Indonesia, Kusumo Priyono berpendapat,
44
bahwa cerita adalah karya tulis yang memiliki pesan moral dan budi pekerti.
Adapun PM Toh Pendongeng asal Aceh dan Kak Bimo Pendongeng dari Yogyakarta, keduanya memberikan definisi yang sama, yakni tulisan
dengan muatan pesan moral yang dalam serta komprehensif.
45
Adapun kata islami sendiri merupakan kata sifat yang bermakna moral, etika atau akhlak. Secara islami adalah semua hal yang menyangkut
dengan sifat ke-Islaman atau hal yang telah disifatkan dengan Islam dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan istilah tersebut dalam
pelaksanaan kehidupan sehari-hari ataupun.
46
Jika ditarik kesimpulan, maka yang disebut sebagai cerita islami adalah kegiatan bercerita yang menuturkan perbuatan, pengalaman dan
peristiwa agar membentuk imajinasi dan daya pikir yang sarat nilai islami, sehingga mengantarkan anak pada etika Islam. Tentunya sumber cerita
bukan hanya terbatas dari tulisan saja, melainkan bisa diperoleh melalui audio visual, seperti film di berbagai stasiun televisi maupun dalam bentuk
compact disk CD. Tema cerita bisa mengenai keteladanan Nabi Muhammad SAW, sahabatnya, perjuangan berbagai tokoh Islam di
berbagai Negara atau bahkan serial buku Totto Chan karya Tetsuko Kuroyanagi. Selain itu juga bisa dalam bentuk film seperti Ipin dan Upin,
Children of Heaven, Laskar Pelangi dan sebagainya.
44
Rudi Maryati, Kekuatan Dongeng Terhadap Anak, www.http;rudiblogspot.com. Diakses pada tanggal 06 Maret 2011.
45
Rudi Maryati, Kekuatan Dongeng Terhadap Anak, www.http;rudiblogspot.com. Diakses pada tanggal 06 Maret 2011.
46
Bambang Trim, Pengertian Islam, Muslim dan Islami, www.muslim.or.id. Diakses pada tanggal 01 Mei 2011.
Beberapa manfaat cerita islami yang dapat digali dari kegiatan bercerita oleh penulis, diantaranya:
Pertama, anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Hal yang belum tentu dapat terpenuhi bila anak hanya menonton dari televisi.
Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkan. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun
situasi yang muncul dari cerita tersebut. Lama-kelamaan anak dapat melatih kreativitas dengan cara ini.
Kedua, cerita merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa
empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras, maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari seperti pentingnya
makan sayur dan menggosok gigi. Ketiga, cerita dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan
minat baca anak. Setelah tertarik pada berbagai cerita, anak diharapkan mulai menumbuhkan ketertarikannya pada buku. Diawali dengan buku-
buku cerita yang kerap didengarnya, kemudian meluas pada buku-buku lain seperti buku pengetahuan, sains, agama, dan sebagainya. Selain itu
orang tua juga dapat menggunakan compact disk CD.
2. Karakteristik Cerita Islami