5. Subjek 5
Bapak Tohang, Berasal dari suku Batak, pendidikan akhir SMA, dengan jumlah anggota keluarga 4 orang 2 anak, yang berpropesi
sebagi Koordinator perkebunan kelapa sawit Mandor. Yang berdomisili dilingkungan Rt. 03 Rw. 01 Muara Jaya sebagai penduduk
pendatang transmigrasi.
10
6. Subjek 6
Bapak Pawit, Berasal dari suku Jawa, pendidikan terakhir SMA, dengan jumlah anggota keluarga 4 orang 2anak. Yang berpropesi
sebagai Koordinator perkebunan kelapa sawit mandor. Dan juga memanfaatkan program transmigrasi untuk taraf ekonomi dan
pendidikan kedua putrinya.
11
C. Temuan dan Analisa Data Lapangan
1. Bimbingan Akhlak Anak Usia 4-7 Tahun
Pembimbingan akhlak anak dalam lingkup keluarga Rt.03 Rw.01 adalah dilakukan dengan proses tradisional dalam arti tanpa menggunakan
berbagai sarana maupun prasarana teknologi seperti pada instansi
pendidikan saat ini. a.
Bentuk dan Waktu Bimbingan
1. Bentuk Bimbingan
10
Wawancara Pribadi Dengan Bapak Tohang Muara Jaya Pada tanggal 19 Desember 2010.
11
Wawancara Pribadi Dengan Bapk Pawit Mura Jaya Pada tanggal 11 November 2010.
Bimbingan akhlak adalah suatu proses dimana ada penanaman nilai, terutama nilai Islam yang dapat membentuk
karakter pada anak yang dilakukan sejak dini-usia 4-7 tahun. Pada usia inilah anak menempati masa emas dan dengan mudah
akan menyerap apa yang ditanamkan serta menjadi fondasi untuk kehidupan ke depan. Menurut penulis, penanaman akhlak
dalam keseharian anak inilah yang disebut sebagai holistik learning pembelajaranpembimbingan menyeluruh, dimana
anak adalah subyek yang dididik secara keilmuan dan nilai-nilai sekaligus. Maka bentuk dan waktu bimbingan yang dilakukan
oleh keluarga Rt. 03 Rw. 01 Muara Jaya dilakukan dengan :
a. Pembangunan kesadaran akan peran sebagai ayah
maupun sebagai ibu dalam keluarga.
Menurut salah satu kepala keluarga, sebut saja pak Fadhil, bahwa banyak sudah yang dilakukan oleh keluarga di
lingkungan Rt.03 Rw.01 Desa Muara Jaya dalam memberikan bimbingan akhlak kepada anak. Bahkan hal ini
juga disadari oleh para orang tua agar berperan sebagaimana yang diajarkan agama dalam arti memiliki tanggungjawab
yang sama soal pembangunan karakter moral anak.
12
12
Wawancara Pribadi dengan Bapak Fadhil, Ketua Rt.03 Rw.01 Muara Jaya pada Tanggal 17 November 2010.
b. Melakukan proses pembiasaan pada anak saat
memberikan bimbingan
Proses pembiasaan anak saat orang tua memberikan bimbingan di keluarga Rt.03 Rw.01 Muara Jaya adalah
dengan melatih,
memberikan arahan
dan nasehat.
Pembiasaan ini misalnya mengajak anak untuk melakukan shalat dengan memberikan contoh maupun teladan kepada
anak, mengajak anak ke masjid untuk mendengarkan tausiah, mengajarkan anak membaca al-Q
ur’an, melakukan pendampingan saat menonton televisi.
“Bagi saya sebagai kepala keluarga, saya harus benar-benar mengawasi dan terlebih lagi melatih anak saya
untuk senantiasa menjalankan ajaran agama, terutama akhlak ya. Saya juga biasa mengajak anak saya shalat
berjamaah di masjid, kemudian mendengarkan tausiah dari ustadz, ya..meskipun hanya setelah shalat maghrib. Yang
penting kan istiqamah.”
13
Demikian ungkap bapak Udin yang berprofesi sebagai guru agama di instansi pendidikan
negeri di Muara Jaya.
13
Wawancara Pribadi dengan Bapak Udin Muara Jaya pada tanggal 13 Desember 2010.
c. Membangun karakter dengan manajemen diri dalam
konteks ajaran Islam “kulliyatul khams”-melindungi
agama hifzu al-din, melindungi jiwa hifzu a-nafs, melindungi intelektual hifzu al-aql, menjaga kepemilikan
harta hifzu al-mal dan menjaga kesucianketurunan hifzu al-nasl
Membangun karakter dengan manajemen diri adalah membimbing anak saat belajar dan mendampingi anak
dalam melakukan aktivitas agar lebih terarah. Konsep Islam dalam hal ini adalah menjadikan manusia sebagai insan
kamil dan memiliki sifat humanisme. Inilah mengapa kemudian bapak Supardi Mantan Kepala Desa Muara Jaya,
yang menjadi salah satu tokoh agama berpendapat bahwa agama menjadi fondasi penting dalam membimbing anak,
terutama untuk akhlaknya.
14
Karenanya sangat ditekankan kepada para keluarga untuk dapat melakukan bimbingan akhlak sesuai dengan
kapasitas yang dimiliki orang tua, misalnya mengajak anak makan bersama dan memulainya dengan do
’a, shalat berjamaah sambil mengarahkan bahwa shalat adalah tiang
agama untuk menjaga agama Allah, dengan zakat yang
14
Wawancara Pribadi dengan Bapak Supardi Muara Jaya pada tanggal 22 Desember 2010.
bermakna dimensi sosial dalam menjaga harta, begitu juga dengan puasa Ramadhan maupun ibadah haji.
Inilah mengapa menurut bapak yang pernah nyantri di Bahrul Ulum-Jombang-Jawa Timur ini dengan telaten
tetap mengajar di sebuah Madrasah Diniyah Awaliyah MDA Desa Muara Jaya, membimbing akhlak sebagai
tonggak agama pada generasi muda tanpa mengenal lelah.
15
d. Membangkitkan kedisiplinan anak
Membangkitkan motivasi ini dalam arti orang tua yang ada dalam lingkup keluarga Rt.03 Rw.01 Muara Jaya
biasanya senantiasa memberikan arahan, seperti dengan mengajak anak untuk shalat subuh bersama di Masjid dan
mengikuti program keagamaan seperti didikan subuh. Ini adalah salah satu metode juga bagaimana bakat anak secara
akhlakul karimahnya berkembang, sekaligus intelegensinya, ungkap pak Fadhil dalam salah satu interviewnya dengan
penulis.
16
Ia menambahkan bahwa didikan subuh merupakan program sekolah yang didukung oleh pmerintah daerah
setempat bagi siswa-siswi dari tingkat SD Sekolah Dasar sampai dengan SMA Sekolah Menengah Atas. Kegiatan
15
Wawancara Pribadi dengan Bapak Supardi Muara Jaya pada tanggal 22 Desember 2010.
16
Wawancara Pribadi dengan Bapak Fadhil Muara Jaya pada tanggal 17 November 2010.
ini dilakukan setiap hari Minggu pagi. “Setelah Subuh
berjamaah biasanya anak-anak langsung memulai kegiatan ini secara mandiri. Saya hanya tinggal mendampingi
mereka. Paling tidak ini mlatih kedisiplinan sekaligus bimbingan akhlak juga. Alhamdulillah pemerintah Provinsi
Riau mendukung program ini”, ujar bapak satu anak ini diakhir interview.
17
e. Membangun jiwa amanah baik dalam lingkup keluarga,
lingkungan sosial masyarakat dan bangsa.
Bagi pak Sukri dan pak Tohang, meskipun berbeda latar belakang pendidikan dan profesi, membimbing akhlak
anak adalah hal yang diutamakan. Saat interview dengan penulispun, mereka yang kebetulan bersama dalam sebuah
forum pengajian Yasin bulanan di Masjid, sama-sama sepakat bahwa anak sejak dini harus dibimbing sesuai ajaran
Islam, terutama budaya amanah. Karena budaya amanah adalah perilaku yang
bersendikan kepatuhan pada moralitas agama, moralitas hukum, tanggungjawab vertikal dan horizontal, kejujuran
pada diri sendiri serta kesadaran atas implikasi dari suatu keputusan.
“Dalam al-Qur’an juga disebutkan ya mbak kalau saya ndak salah itu QS.33: 72, soal tanggungjawab
17
Wawancara Pribadi dengan Bapak Fadhil Muara Jaya pada tanggal 17 November 2010.
pengelolaan pengelolaan bumi. Inikan menjadi bagaimana kita bertanggungjawab pada lingkungan dan apa-apa yang
ada dalam bumi, termasuk bagaimana kita bersikap dalam lingkup keluarga, sosial dan masyarakat yang menjadi
amanah kita. Karena kita ini hidup bukan hanya tanggungjawab untuk individu tetapi kemaslahatn manusia,
terutama untuk anak- anak kita sebagai generasi bangsa.”
Ungkap pak Sukri yang diaminkan oleh pak Tohang di sela- sela kegiatan interviewnya dengan penulis.
18
2. Waktu Bimbingan Waktu juga menjadi faktor penentu dalam melakukan
bimbingan akhlak terhadap anak. Karena waktu yang tidak tepat dan suasana yang tidak kondusif tentu tidak akan membawa
manfaat dan sulit sekali bagi anak, terutama usia 4-7 tahun dapat menerima dan merespon nilai-nilai akhlak islami yang ditanamkan
oleh orang tua. Beberapa waktu yang efektif untuk melakukan bimbingan
pada anak usia 4-7 tahun, menurut narasumber yang menjadi subyek penelitian penulis di Rt. 03 Rw. 01 Muara Jaya diantaranya
adalah;
19
18
Wawancara Pribadi dengan Bapak Sukri dan Bapak Tohang Muara Jaya pada tanggal 19 Desember 2010.
19
Disarikan dari Hasil Wawancara Pribadi dengan Beberapa Narasumber Penelitian, Bapak Fadhil, Bapak Pawit, Bapak Jufri, Bapak Udin, Bapak Supardi, Bapak Sukri dan Bapak
Tohang Pada November-Desember 2010.
1 Setelah anak bangun tidur di pagi hari, dengan mengajaknya
berdoa bersama sebagai ungkapan rasa syukur. 2
Ketika memulai aktivitas di pagi hari dengan mengajak anak menyertai kegiatan tersebut untuk mengenali lingkungan
disekitarnya dan memberikan keteladanan kepadanya. 3
Saat mendampingi anak melihat film atau tayangan lain sesuai jadwal anak.
4 Ketika menemani sang anak untuk istirahat di malam hari
dengan membacakan cerita islami dan menuntunnya berdoa sebelum tidur.
5 Saat mengikutsertakan anak dalam program didikan Subuh
pagi Minggu, waktu belajar di lembaga pendidikan seperti PAUD Pendidikan Anak Usia Dini, TK Taman Kanak-
Kanak, maupun MDA Madrasah Diniyah Awaliyah.
b. Materi Bimbingan
Menurut Mahmud Yunus bahwa inti pokok ajaran Islam meliputi masalah keimanan aqidah, masalah keislaman syariat, dan
masalah Ihsan akhlak. Tiga inti pokok ajaran ini kemudian dijabarkan dalam bentuk rukun Iman, rukun Islam dan Akhlak. Dari
ketiganya lahirlah beberapa keilmuan agama yaitu ilmu tauhid, ilmu fiqh, dan ilmu akhlak. Ketiga kelompok ilmu agama itu kemudian
dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam yaitu al- Qur’an dan
Hadits, serta ditambah lagi dengan sejarah Islam tarikh, sehingga menurut Mahmud secara berututan adalah:
20
1. Ilmu Tauhid Keimanan. Ilmu Tauhid ini meliputi rukun iman
yaitu Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat, Iman kepada Kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul , iman kepada hari akhir dan
iman kepada takdir. 2.
Ilmu Fiqh. Ilmu fiqh ini meliputi : thaharah, shalat, zakat, puasa, haji dan umroh, muamalah, mawaris, munakahat, hudud, jinayat,
jihad dan aqdhiyah 3.
Al-Qur’an 4.
Hadits 5.
Akhlak meliputi : akhlak kepada Allah, akhlak kepada Rosul, akhlak kepada orang tua, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada
teman sesama dan akhlak kepada lingkungan hidup. 6.
Tarikh Islam. Sesuai dengan terori di atas, maka penulis menyimpulkan
bahwa materi bimbingan akhlak yang dilakukan para orang tua dalam keluarga di lingkungan Rt.03 Rw.01 Desa Muara Jaya, sama
seperti yang diungkapkan oleh Mahmud Yunus. Dari hasil interview penulis dengan 6 enam warga Rt. 03 Rw. 01 Muara
Jaya. Adapun materi bimbingan akhlak dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
20
Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1983, Cet. Ke-11, h.17.
a. Aktifitas Dalam Rumah
1. Tauhid, Rukun Iman –mengenalkan anak dengan Allah,
Rasulullah, Malaikat, Kitab Allah, Hari Akhir, Qadla’ dan Qadar.
2. Fiqh- Mengenalkan anak agar mengerjakan Syahadatain, Sholat, Zakat, Puasa Ramadhan dan ibadah Haji bagi yang
mampu sebagai tiang agama islam. 3 Mengajarkan al-
Qur’an dan Hadist, tidak hanya dalam bacaan
tetapi juga
belajar untuk
memahami kandungannya.
4 Tarikh Islam-Mengenalkan sejarah perjuangan Islam mulai Rasulull
ah, Sahabat, Ulama sampai dengan Umara’, seperti Amru bin Ash dan sebagainya.
5. Akhlak-Mengajarkan bagaimana bersikap baik dan saling menghormati sesame manusia serta lingkungannya.
b. Pengenalan Sejak Dini
1 Mengajarkan anak nilai-nilai akhlak terhadap orang tua,
guru, tetangga, teman dan lingkungan. 2
Mengajarkan anak doa sehari-hari dalam setiap aktivitas, seperti: doa sebelum makan, sesudah makan, sebelum tidur
dan sesudahnya, doa masuk toilet dan sebagainya. 3
Mengajarkan anak berwudhu dan berpuasa serta mengajarkn bahasa. Baik Indonesia, Arab maupun Inggris.
c. Teladan
1 Membiasakan anak mengucapkan salam saat masuk
ataupun keluar rumah, bertemu dengan orang tua, guru, sahbat, kerabat, tetangga dan masyrakat.
2 Membiasakan bersalaman dengan mencium tangan kedua
orang tua dan orang yang di atasnya sebagai bentuk penghormatan.
3 Memberikan contoh berpakaian sopan yang sesuai syariat
islam. 4
Cara mengucapkan rasa syukur, berterimakasih dan kata maaf apabila berbuat kesalahan.
d. Aktivitas Luar Rumah
1 Mengajak anak untuk tadabur alam Wisata religi sebagai
bentuk syukur atas nikmat Allah, pengajian maupun silaturrahmi kepada ulama, kerabat, tetangga, maupun
teman. 2
Mengajak anak untuk menjenguk orang yang sakit, panti social, anak yatim untuk menumbuhkan empati dan saling
menghormati. e.
Teknologi 1
Memberikan anak VCDDVD ataupun media player lain yang bernuansa keteladanan agama, akhlak, seperti film
kartun perjungan Nabi dan Sahabatnya, Ipin dan Upin, dan sebagainya.
2 Mendampingi dan membimbing anak saat menonton
televise 3
Mendampingi anak saat mengakses internet. f.
Keuangan 1
Mengajarkan dan mengajak anak untuk senantiasa bersedekah dan berinfaq demi kepentingan social keagaman
2 Membiasakan anak dengan pola hidup sederhana dan tidak
berlebihan g.
Manajemen Diri 1
Melatih anak untuk senantiasa bersikap sabar 2
Menumbuhkan rasa saling menyanyi dan bersikap jujur serta qona’ah
3 Muhasabah sebelum tidur
4 Membiasakan anak untuk hidup bersih
h. Hobi Anak
1 Melatih anak melukis ataupun belajar kaligrafi yang berisi
kebesaran Allah 2
Mengajarkan anak murattal al-Qur’an dan lagu-lgu religi seperti nasyid jika anak tertarik akan seni music dan suara.
i. Lingkungan
1 Memilih tempat tinggl yang bernunsa reliji
2 Mengajarkan anak mengenal lingkungan pergaulan yang
sesuai etika islam j.
Harapan 1
Menanamkan kepada anak agar menjadi generasi terbaik umat QS: 3: 110
k. Pendukung
1 Menjelaskan makna hari besar keagamaan
2 Amanah sunnah dan asma’ul husna
3 Halal dan haramnya makanan maupun minuman
4 Batas toleransi terhadap pemeluk agama lain
5 Membaca ceritakisah para pejuang islam sebelum tidur.
c. Metode Bimbingan
Sebagaimana dijelaskan di awal, bahwasanya dalam melakukan bimbingan harus disertai dengan metode yang sesuai. Secara umum
metode berfungsi sebagai pemberi atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan tersebut.
21
Tentunya metode yang dimaksud di sini adalah metode bimbingan dengan bercerita yaitu;
menuturkan atau menyampaikan cerita secara lisan kepada anak sehingga dengan cerita tersebut dapat disampaikan pesan-pesan yang baik.
Dengan adanya proses saling belajar antara orang tua dan anak, maka metode bercerita merupakan suatu cara yang dilakukan oleh orang
21
H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Askara, 1999, Cet ke-1, h.61.
tua untuk menyampaikan pesan atau materi yang disesuaikan dengan kondisi anak usia 4-7 tahun. Pada dasarnya memang banyak metode yang
digunakan oleh penduduk yang tinggal di Rt. 03 Rw. 01 Muara Jaya, namun khusus metode yang sering digunakan oleh para orang tua yang
berada di Rt.03 Rw.01 Muara Jaya dalam melakukan bimbingan akhlak adalah metode cerita dengan pendampingan dan keteladanan. Karena
cerita juga menggambarkan cara bertutur dan memberikan penerangan kepada anak secara lisan yang disertai dengan keteladanan untuk anak usia
4-7 tahun lebih mengena dan mudah untuk ditirukan, misalnya saat mendampingi mereka menonton sajian Upin dan Ipin yang tayang setiap
pukul 18.30 WIB di MNC TV. Menurut pak Supardi, metode ini digunakan tentu mengacu pada
bagaimana system pengajaran di sekolah anak. “Sejauh yang saya amati
mbak, banyak sekolah memang lebih memilih menyampaikan materi maupun cerita dengan ceramah dilengkapi alat peraga. Nah, inilah yang
membuat saya berfikir, bagaimana anak mau nurut sama saya terutama dalam akhlak. Makanya saya mencoba menirukan gaya gurunya saat
membimbing dan mengenalkan anak saya soal akhlak maupun ajaran agama Islam.”
22
Dalam kegiatan sehari-hari sambil memberikan bimbingan akhlak, orang tua dapat menggunakan metode tersebut secara bervariasi yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Adapun jenis materi lain yang
22
Wawancara Pribadi dengan Bapak Supardi Muara Jaya Pada Tanggal 22 Desember 2010.
terkait dengan etika Islam yang disampaikan di keluarga Rt.03 Rw.01 Muara Jaya ada dua program pengembangan, yaitu :
1. Pengembangan bidang perilaku meliputi;
a. Keimanan dan ketaqwaan
b. Kesadaran sebagai warga masyarakat yang turut memiliki
tanggungjawab negara c.
Disiplin dalam keluarga d.
Penguasaan akan perasaan atau emosi e.
Kemampuan bermasyarakat atau bersosialisasi 2.
Pengembangan kemanpuan dasar anak terkait dengan bahasa yang digunakan orang tua saat bercerita meliputi :
a. Kemampuan berbahasa
b. Kemampuan daya fikir
c. Kemampuan keterampilan
d. Kemampuan jasmani.
23
Hasil penelitian dalam metode bimbingan akhlak pada lingkup keluarga Rt.03 Rw.01 Desa Muara Jaya dapat disimpulkan bahwasanya, dari
6 narasumber yang diteliti oleh penulis rata-rata memiliki kesadaran cukup dalam melakukan bimbingan akhlak dengan metode cerita namun cukup
variatif, mulai dari ceramah sampai dengan pendampingan. Bahkan cara yang variatif ini menjadi alternatif untuk penanaman nilai akhlak.
23
Wawancara Pribadi dengan Bapak Fadil Muara Jaya Pada Tanggal 17 Novemver 2010.
“Wisata religi itu kan butuh dana yang tidak sedikit mbak. Tapi ya…kadang saya ajak aja anak saya jalan-jalan ke perkebunan Sawit
sambil mengenalkan kebesaran Allah dan mensyukuri nikmat-Nya. Ya…paling tidak anak saya tahu lah mbak, siapa dzat yang memberikan
rizki, sehingga dia bisa sekolah.” Ujar Pak Sukri dan Pak Tohang saat interview dengan penulis.
24
2. Analisis Metode Bimbingan Akhlak Anak Usia 4-7 Tahun Melalui