18 pada tanggal neraca dan hasil usaha dan arus kas untuk periode yang
berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
i. Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin usaha kantor akuntan publik
j. Tanggal laporan auditor.
6. Opini Audit
Menurut Petronela 2004:46, Auditor sebagai pihak yang independen dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan akan
memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Laporan penting sekali dalam suatu audit karena laporan menginformasikan pemakai
informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya.
Petronela 2004:47 menyatakan bahwa opini audit diberikan oleh auditor dalam beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberi
kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Arens 2010:46 mengemukakan bahwa laporan audit adalah
langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor dalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.
7. Jenis-jenis Pendapat Auditor
IAI 2001:508.6 menyatakan bahwa terdapat lima jenis pendapat auditor, yaitu: Pendapat Wajar tanpa pengecualian unqualified opinion,
19 Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas modified
unqualified opinion, Pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion, Pendapat tidak wajar adverse opinion, dan Pernyataan tidak
memberikan pendapat disclaimer. a. Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion. Pendapat
wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ada lima kondisi
yang dapat mendukung dikeluarkannya pendapat audit wajar tanpa pengecualian, yaitu:
1 Semua laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, saldo laba dan arus kas sudah tercantum di dalam laporan keuangan.
2 Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam penugasan. 3 Bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor tersebut
telah melaksanakan penugasan dengan cara yang memungkinkan baginya untuk menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan
lapangan telah dipenuhi. 4 Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Ini berarti bahwa pengungkapan yang memadai telah disertakan dalam catatan kaki dan bagian-bagian laporan
keuangan. 5 Tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan paragraf
penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan.
20 b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas modified
unqualified opinion. Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan yang
lain dalam laporan auditnya. Ada enam keadaan tertentu yang mungkin mengharuskan penambahan suatu paragraf penjelas dalam
laporan audit, yaitu: 1 Pendapat auditor sebagian besar didasarkan atas laporan auditor
independen lain. 2 Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyimpang karena
keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh
IAI. 3 Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian peristiwa masa
yang akan datang, yang hasilnya belum dapat diperkirakan pada tanggal laporan audit.
4 Terdapat keraguan yang besar tentang kemampuan suatu usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
5 Diantara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan materiil dalam penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode
penetapannya. 6 Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas
laporan keuangan komparatif.
21 c. Pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion. Pendapat
wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum di Indonesia, kecuali untuk
dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Ada dua keadaan dimana auditor mengeluarkan pendapat wajar dengan
pengecualian, yaitu: 1 Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.
2 Auditor yakin atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berterima umum di
Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.
d. Pendapat tidak wajar adverse opinion. Pendapat tidak wajar
menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berterima umum di Indonesia. Pendapat tidak wajar hanya diberikan jika auditor merasa yakin bahwa
keseluruhan laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji yang
22 material atau menyesatkan sehingga tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Pendapat tidak wajar hanya dibuat
jika auditor telah memiliki bukti yang cukup melalui penyidikan yang memadai tentang ketidaksesuaian tersebut. Pendapat tidak wajar sangat
jarang diberikan. e. Pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer. Pernyataan tidak
memberikan pendapat menyatakah bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Suatu pernyataan tidak memberikan
pendapat dilakukan jika auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya sendiri bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara
wajar. Pernyataan tidak memberikan pendapat timbul karena banyak pembatasan lingkup audit atau hubungan yang tidak independen antara
auditor dengan klien menurut kode etik profesional.
8. Going concern