Kondisi Keuangan Perusahaan Pengaruh debt default, opinion shopping, kondisi keuangan perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern

30 dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 enam tahun buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang di atas. Peraturan terbaru mengenai akuntan publik yaitu dengan dikeluarkannya Undang-undang No.5 tahun 2011 tentang “Akuntan Publik” yang mengatur pembatasan pemberian jasa yaitu, pemberian jasa audit oleh Akuntan Publik danatau KAP atas informasi keuangan historis suatu klien untuk tahun buku yang berturut-turut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu pasal 4 ayat 1, ketentuan mengenai pembatasan pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis diatur dalam peraturan pemerintah pasal 4 ayat 2. Lebih lanjut dijelaskan perizinan akuntan publik diberikan oleh menteri pasal 5 ayat 1 dan izin menjadi akuntan publik berlaku selama 5 tahun sejak tanggal ditetapkan dan dapat diperpanjang dengan cara administratif pasal 5 ayat 2. Penelitian ini menggunakan dasar Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359KMK.062003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik” karena setting penelitian ini adalah tahun 2005-2009.

12. Kondisi Keuangan Perusahaan

Kondisi keuangan perusahaan merupakan kondisi yang dapat diukur secara kuantitatif untuk menggambarkan keadaan perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan yang dimaksud adalah kondisi keuangan yang umumnya tergambar dalam Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh 31 perusahaan. Ukuran kondisi keuangan ini meliputi Likuiditas, Struktur Modal, Aset, dan Profitabilitas. Kondisi keuangan internal perusahaan tersebut menggambarkan secara kuantitatif kemampuan perusahaan untuk menutup kewajiban keuangannya khususnya yang telah dan akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun Dewi, 2001:4. Auditor hampir tidak pernah memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan Setyarno dan Indira, 2006:17. Budi dan Indira 2006:7, dalam penelitiannya menggunakan empat model prediksi kebangkrutan untuk mengukur kondisi keuangan perusahaan yaitu The Zmijeski Model, The Altman Model, Revised Altman Model, dan The Springate Model. a. The Zmijeski Model 1984 Zmijeski 1984 menggunakan analisis rasio yang mengukur kondisi keuangan perusahaan dengan menggunakan leverage dan likuiditas model untuk prediksinya. Model yang dikembangkannya adalah sebagai berikut: X = -4.3-4.5 X1 + 5.7X2-0.004X3 X1 = ROA return on asset X2 = Leverage debt rasio X3 = Likuiditas current ratio b. The Altman Model 1968 Altman 1968 menemukan bahwa perusahaan dengan profitabilitas serta solvabilitas yang rendah sangat berpotensi 32 mengalami kebangkrutan. Altman mengembangkan model kebangktutan dengan menggunakan 22 rasio keuangan yang diklasifikasikan kedalam lima kategori yaitu likuiditas, profitabilitas, leverage, rasio uji pasar dan aktivitas. Model Altman sebagai berikut: Z = 1.2Z1 + 1.4Z2 + 3.3Z3 + 0.6Z4 + 0.999Z5 Z1 = working capitaltotal asset Z2 = retained earningstatal asset Z3 = earnings before interest and taxestotal asset Z4 = market capitalizationbook value of debt Z5 = salestotal aset c. Revised Altman Model 1993 Model yang dikembangkan sebelumnya mengalami revisi yang tujuannya adalah agar model prediksinya tidak hanya digunakan pada perusahaan manufaktur tetapi juga dapat digunakan untuk perusahaaan selain manufaktur. Model rivisi Altman adalah sebagai berikut: Z’ = 0.717Z + 0.874Z2 + 3.107Z3 + 0.420Z4 + 0.998Z5 Z1 = working capitaltotal asset Z2 = retained earningstotal asset Z3 = earnings before interest and taxestotal asset Z4 = book value of equitybook value of debt Z5 = salestotal asset d. The Springate model 1978 Springate menggunakan analisis multidiskriminan untuk memprediksi 40 perusahaan sampelnya. Model prediksinya: 33 S = 1.03A + 3.07B + 0.66C + 0.4D A = working capitaltotal asset B = net profit before interst and taxestotal asset C = net profit before taxescurrent liabilities D = salestotal asset Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan salah satu rasio yaitu, analisis Z-Score. Analisis Z-Score dapat digunakan sebagai alat prediksi kebangkrutan dan penilaian kinerja keuangan perusahaan, analisis ini pertama kali dikemukakan oleh Edward I. Altman pada pertengahan tahun 1968 di New York City. Dalam studinya setelah menyeleksi 22 rasio keuangan dikemukakan 5 rasio yang dapat dikombinasikan untuk melihat perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut. Kemudian Altman melakukan perbaikan dengan membuatnya dalam versi 5 variebel, yaitu: Z = 1.2Z1 + 1.4Z2 + 3.3Z3 + 0.6Z4 + 0.999Z5 Z1 = working capitaltotal asset Z2 = retained earningstatal asset Z3 = earnings before interest and taxestotal asset Z4 = market capitalizationbook value of debt Z5 = salestotal asset Dengan formula Z-Score tersebut daerah ambang batasnya adalah 2,67 dan 1,81 artinya perusahaan yang mempunyai Z-Score diatas 2,67 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang sehat, sedangkan perusahaan yang mempunyai Z-Score dibawah 1,81 diklasifikasikan sebagai 34 perusahaan berpotensi bangkrut. Selanjutnya nilai diantara 1,81 dan 2,67 disebut grey area berpotensi sehatbangkrut Altman 1968:602. Hasil perhitungan Z-Score dapat dibandingkan dengan standar yang ditetapkan atau dapat pula dilihat perkembangannya dari tahun ke tahun. Apabila dari tahun ke tahun Z-Score mengalami penurunan nilai, hal ini dapat mengidentifikasikan terjadinya gejala kesulitan keuangan yang pada akhirnya dapat menyebabkan kebangkrutan. Dari keempat variabel yang digunakan pada model analisis ini oleh perusahaan, semuanya berasal dari kelompok-kelompok rasio keuangan yang dapat dilihat keterkaitannya dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Variabel Z 1 memperlihatkan likuiditas perusahaan, variabel Z 2 memperlihatkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba kumulatif, variabel Z 3 mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setiap tahunnya dengan penggunaan aktifa yang dimiliki dan variabel Z 4 memperlihatkan solvabilitas perusahaan. Kebaikan analisis Z-Score adalah dapat mengkombinasikan berbagai rasio menjadi suatu model prediksi yang berarti dan dapat dipergunakan untuk seluruh perusahaan, baik perusahaan publik, perusahaan pribadi, perusahaan manufaktur, ataupun perusahaan jasa dalam berbagai ukuran. Sedangkan kelemahan dari model ini adalah tidak adanya rentang waktu yang pasti kapan kebangkrutan akan terjadi setelah hasil Z-Score diketahui lebih rendah dari standar yang ditetapkan. Model ini juga tidak dapat mutlak digunakan kaena adakalanya terdapat hasil yang berbeda. Meski demikian kita dapat tetap menggunakannya untuk 35 memberikan peringatan yang berharga sehingga kesulitan keuangan perusahaan dapat diatasi segera Pramudita, 2010:24.

13. Opini Audit Tahun Sebelumnya

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pergantian Manajemen, Biaya Audit, Reputasi Audit, Opini Audit dan Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian Auditor secara sukarela (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2013)

5 93 109

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 119 108

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Conern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 34 96

Pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor

1 12 117

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, DEBT DEFAULT, DAN OPINI AUDIT GOING CONCERN TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN DI INDONESIA

0 25 54

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DEBT DEFAULT DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

0 6 25

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DEBT DEFAULT DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

2 13 73

PENGARUH KUALITAS AUDIT, OPINION SHOPPING, DEBT DEFAULT PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

0 6 74

ANALISIS PENGARUH DEBT DEFAULT, KUALITAS AUDIT DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING Analisis Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Co

0 8 15