f. Perbekalan logistiknya dari segi peralatan belajar; perlu mewujudkan situasi atau
pengalaman belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja secara realistis dan edukatif diperlukan banyak perlengkapan, sarana dan perbekalan logistik
yang lain. Bengkel dan laboratorium adalah kelengkapan umum yang menyertai
eksistensi suatu sekolah kejuruan.
g. Hubungannya dengan masyarakat dunia usaha yang mencakup daya dukung dan
daya serap lingkungan yang sangat penting perannya bagi hidup dan matinya suatu lembaga pendidikan kejuruan. Perwujudan hubungan timbal balik yang
menunjang ini mencakup adanya dewan penasehat kurikulum kejuruan curriculum advisory commite, kesediaan dunia usaha menampung anak didik
sekolah kejuruan dalam program kerjasama yang memungkinkan kesempatan
pengalaman belajar dilapangan.
2.7. Proses Perencanaan Pendidikan Kejuruan
Perencanaan pendidikan untuk masa mendatang adalah meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor industri dan sektor jasa dengan
mengandalkan kemampuan SDM, teknologi dan manajemen. Proses perencanaan pendidikan tidak lain adalah dimulai dari memahami permasalahan pendidikan,
menganalisis bidang telaahan, mengkonsepsikan dan merancang rencana, menspesifikasikan rencana yang telah disusun, mengimplementasikan rencana, dan
mamantau pelaksanaan rencana Saud dan Makmun, 2006.
Jefri Sinaga : Perencanaan Pendidikan Kejujuran Pada SMK Seni Dan Kerajinan Berbasis Pengembangan INdustri Kecil Di Kota Medan, 2009.
Pelaksanaan Otonomi Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah membawa peluang kepada daerah untuk
membangun wilayahnya sendiri-sendiri. Dalam era otonomi daerah, sistem perencanaan pendidikan KabupatenKota adalah bagian integral dari sistem
perencanaan pembangunan daerah KabupatenKota, yaitu mendasarkan pada perencanaan partisipatif, di mana perencanaan dibuat dengan memperhatikan
dinamika, prakarsa dan kebutuhan masyarakat setempat Wasitohadi, 2008. Salah satu bentuk perencanaan pendidikan dalam hubungannnya dengan
perencanaan pembangunan adalah merencanakan pendidikan kejuruan yang relevan dengan potensi wilayahnya sehingga individu pelaku pembangunan memiliki daya
tanggap dan kepekaan tinggi soft skill terhadap setiap fenomena perekonomian yang ada. Menurut Setyaningsih 2008, bahwa konsep pendekatan ketenagakerjaan adalah
pendekatan yang mengutamakan keterkaitan lulusan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. Apabila dikaji dari semakin membengkaknya angka pengangguran,
maka keperluan untuk mempertemukan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja semakin mendesak.
Berdasarkan permasalahan tersebut dibuat rencana kompetensi berbasis potensi daerah. Program keahlian SMK harus berorientasi kepada jenis keahlian yang
dibutuhkan dunia kerja market driven atau demand driven. Proses pembelajaran harus dikembangkan dan dilaksanakan mengacu pada pencapaian berbasis
kompetensi competency based trainingCBT. Satu metode diklat yang sudah teruji
Jefri Sinaga : Perencanaan Pendidikan Kejujuran Pada SMK Seni Dan Kerajinan Berbasis Pengembangan INdustri Kecil Di Kota Medan, 2009.
efisiensi dan efektivitasnya adalah production based training, di mana siswa dikondisikan sejak awal pada tuntutan nyata pasar industri, dan dilatih sampai bisa
menghasilkan benda kerja yang bisa dijual. Melalui metode ini siswa dilatih untuk mencapai tingkat kualitas yang sesuai tuntutan pasar. Siswa juga dibekali untuk
mampu bekerja dengan tingkat efisiensi tinggi sehingga bisa menekan biaya produksi, yang akhirnya akan mampu meningkatkan daya jual produk itu.
Peningkatan peran dan fungsi SMK sebagai Pusat Pendidikan Kejuruan Terpadu PPKT pada dasarnya adalah suatu proses pembinaan, pengembangan dan
pemberdayaan SMK yang berbasis wilayah dan masyarakat dengan memanfaatkan seluruh peluang dan potensi yang dimiliki Bukit, 2003. SMK dengan berbagai
program keahlian yang dimiliki diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia tersebut diupayakan dengan
memperhatikan pertama, kemampuan sumber daya manusia yang mampu menghasilkan suatu komoditi bermutu, sesuai dengan preferensi konsumen yang
berkembang serta lebih murah dari pesaing. Kedua, kemampuan sumber daya manusia yang mampu memenuhi kualifikasi SDM yang dibutuhkan oleh pasar
kerjadunia usaha yang ekuivalen dan setara dengan standar relevan yang berlaku secara nasional dan internasional.
Untuk menyiapkan SDM yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja atau dunia usaha dan industri, perlu adanya hubungan timbal balik antara
pihak dunia usahaindustri dengan lembaga diklat baik pendidikan formal, informal
Jefri Sinaga : Perencanaan Pendidikan Kejujuran Pada SMK Seni Dan Kerajinan Berbasis Pengembangan INdustri Kecil Di Kota Medan, 2009.
maupun yang dikelola industri itu sendiri Djojonegoro, 1999. Salah satu bentuk hubungan timbal balik tersebut adalah pihak dunia usahaindustri harus dapat
merumuskan standar kebutuhan kualifikasi SDM yang diinginkan, untuk menjamin kesinambungan usaha atau industri tersebut. Sedangkan pihak lembaga sekolah akan
menggunakan standar tersebut sebagai acuan dalam mengembangkan program keahlian
dan kurikulum,
sedangkan pihak
birokrat pemerintah
akan menggunakannya sebagai acuan dalam perumusan kebijakan dalam pengembangan
SDM secara makro. Salah satu pemikiran yang telah dirumuskan adalah dipergunakan model
standar kompetensi untuk acuan pengembangan SDM. Standar kompetensi program keahlian merupakan refleksi atas kompetensi yang diharapkan dimiliki seseorang
yang akan bekerja di bidang tersebut. Karena itu pengembangan standar kompetensi adalah hal yang sangat menjanjikan bagi strategi pengembangan dunia usaha melalui
institusi pendidikan Djojonegoro, 1999.
2.8. Penelitian Sebelumnya