Sesuai dengan ciri perekonomian Kota Medan, pada tahun 2006 lapangan pekerjaan yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan,
hotel dan restoran yaitu sebesar 35,74 persen, diikuti sektor transportasi dan komunikasi sebesar 17,59 persen, dan industri pengolahan serta jasa-jasa masing-
masing sebesar 15,05 dan 12,19 persen. Persentase penyerapan tenaga kerja pada ke empat lapangan usaha ini selama tahun 2004 - 2006 rata-rata di atas 80 persen dari
total angkatan kerja yang bekerja.
4.3. Kondisi Industri Kecil di Kota Medan
Pertumbuhan industri telah mendorong perkembangan aktivitas perdagangan, baik perdagangan dalam negeri maupun luar negeri. Industri berupaya menyediakan
barang-barang sesuai kebutuhan konsumen sekaligus melindungi kepentingan konsumen dengan harga yang layak.
Peningkatan ekspor, khususnya komoditi non-migas, dilakukan dengan cara meningkatkan daya saing serta perluasan pasar ke luar negeri. Untuk mendukung
peningkatan daya saing produk, maka pemerintah perlu melakukan penyempurnaan berbagai sarana dan prasarana, dan penyiapan tenaga kerja yang terampil. Dengan
kondisi seperti ini, maka diharapkan hasil industri kecil Kota Medan akan semakin diterima di pasar dan pada akhirnya terjadi perkembangan industri.
Perkembangan industri kecil merupakan faktor penting bagi pembangunan pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. Karakteristik dan kinerja industri kecil sangat
Jefri Sinaga : Perencanaan Pendidikan Kejujuran Pada SMK Seni Dan Kerajinan Berbasis Pengembangan INdustri Kecil Di Kota Medan, 2009.
efisien, produktif dan memiliki responsibilitas yang tinggi terhadap kebijakan- kebijakan pemerintah dalam sektor swasta dan peningkatan pertumbuhan ekonomi
yang berorientasi pasar. Keberadaan industri kecil yang cukup banyak dan hampir di semua sektor
ekonomi serta besarnya kontribusi dalam penciptaan kesempatan kerja, membuat eksistensi industri kecil di Kota Medan menjadi sangat penting. Disamping itu
industri kecil sebagai subsektor dari sektor industri memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Kota Medan.
Tabel 4.2. Distribusi Persentase PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku
No Nama Sektor
Tahun 2005
2006 2007
1 Pertanian
3,05 2,92
2,85 2
Penggalian 0,01
0,01 0,01
3 Industri Pengolahan
16,58 16,30
16,28 4
Listrik, Gas dan Air Minum 2,14
2,26 1,88
5 Bangunan
8,19 9,82
9,77 6
Perdagangan, Hotel dan Restoran 26,34
25,98 25,44
7 Pengangkutan dan Komunikasi
18,65 18,76
19,02 8
Keuangan, Ansuransi,Usaha Persewaan Bangunan,Tanah dan Jasa Perusahaan
14,17 13,41
14,13 9
Jasa-jasa 10,87
10,55 10,63
Jumlah 100,00
100,00 100,00
Sumber : BPS Kota Medan, 2008
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa sumbangan sektor industri terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Medan mencapai 16,28
persen pada tahun 2007. Sektor industri menempati urutan ketiga setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran 25,44 persen dan sektor transportasi dan
Jefri Sinaga : Perencanaan Pendidikan Kejujuran Pada SMK Seni Dan Kerajinan Berbasis Pengembangan INdustri Kecil Di Kota Medan, 2009.
telekomunikasi 19,02 persen dalam memberikan kontribusinya terhadap pembentukan PDRB Kota Medan BPS, 2008.
Peran industri kecil Kota Medan dalam penyerapan tenaga kerja juga tidak dapat diabaikan. Penduduk Kota Medan yang bekerja di industri kecil dan rumah
tangga cukup besar jumlahnya.
Tabel 4.3. Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil dan Rumah Tangga di Kota Medan
Tahun Jumlah Industri Kecil
Rumah Tangga Unit Serapan Tenaga Kerja
orang
1998 3.945
6.197 1999
4.259 6.752
2000 4.470
7.417 2001
4.603 7.949
2002 4.742
8.505 2003
5.001 9.282
2004 5.309
9.429 2005
5.498 10.255
2006 5.758
11.467 2007
5.960 12.119
Sumber : Disperindag Kota Medan, 2008
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa tingkat penyerapan tenaga kerja oleh subsektor industri kecil dan rumah tangga di Kota Medan dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Pada tahun 1998, dengan jumlah industri kecil dan rumah tangga sebesar 3.945 unit, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 6.197 orang yang
tersebar diseluruh Kota Medan. Seiring dengan perkembangan pembangunan Kota Medan, industri kecil juga mengalami peningkatan menjadi sebesar 5.960 unit dengan
serapan tenaga kerja sebanyak 12.119 orang pada tahun 2007. Selama kurun waktu 1998 – 2007, industri kecil dan rumah tangga di Kota Medan mengalami peningkatan
Jefri Sinaga : Perencanaan Pendidikan Kejujuran Pada SMK Seni Dan Kerajinan Berbasis Pengembangan INdustri Kecil Di Kota Medan, 2009.
sebesar 2.015 unit atau meningkat sebesar 51,08 persen dengan laju pertumbuhan rata-rata per tahunnya sebesar 5,10 persen.
Sementara itu, untuk jumlah tenaga kerja yang terserap pada industri kecil dan rumah tangga di Kota Medan selama periode 1998 – 2007, juga mengalami
peningkatan dari 6.197 orang pada tahun 1998 menjadi 12.119 orang pada tahun 2007 atau meningkat sebesar 5.992 orang 96,69 persen dengan laju pertumbuhan rata-rata
per tahunnya sebesar 9,67 persen. Dengan demikian, selama tahun 1998 – 2007, perkembangan industri kecil dan rumah tangga di Kota Medan mengalami laju
pertumbuhan rata-rata per tahun yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan laju pertumbuhan tenaga kerja yang terserap pada subsektor tersebut.
Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, industri kecil telah memiliki peranan baru yang lebih penting, yakni disamping sebagai penyedia lapangan kerja,
juga sebagai salah satu faktor utama pendorong perkembangan dan pertumbuhan ekspor non-migas sekaligus industri pendukung yang membuat komponen-komponen
dan bahan baku untuk usaha skala besar lewat jaringan kemitraan dalam bentuk subcontracting.
Kehadiran industri kecil di Kota Medan menjadi salah satu faktor penting dalam penciptaan pasar baru bagi Indonesia, tidak hanya berorientasi domestik tetapi
juga yang berorientasi ekspor. Produk industri kecil Kota Medan yang menjadi barang ekspor dapat menjadi salah satu sumber penting bagi surplus neraca
perdagangan dan jasa.
Jefri Sinaga : Perencanaan Pendidikan Kejujuran Pada SMK Seni Dan Kerajinan Berbasis Pengembangan INdustri Kecil Di Kota Medan, 2009.
Untuk itu, guna mendukung perkembangan industri kecil dan peran strategisnya dalam medukung pembangunan ekonomi, maka peningkatan daya saing
merupakan syarat mutlak bagi keberlangsungan industri kecil. Potensi pembangunan industri kecil pada suatu daerah dapat diukur melalui ketersediaan faktor-faktor
produksi yang tersedia pada daerah tersebut. Salah satu faktor produksi tersebut adalah kualitas sumber daya tenaga kerja yang meliputi pendidikan, pengalaman,
usia, pelatihan ditambah dengan upah yang mereka terima. Berikut ini akan dikaji dan dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pada industri
kecil sepatu di Kota Medan.
4.4. Perkembangan Industri Kecil Sepatu di Kota Medan