berpengetahuan dan memiliki etos, serta komitmen moral yang tinggi perlu dilakukan terus menerus untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Setyaningsih 2008, menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisa faktor- faktor penyebab ketidakterserapan tenaga kerja tamatan SMK dan kompetensi yang
dibutuhkan oleh pasar kerja di Surabaya, dapat digambarkan bahwa untuk mengantisipasi kebutuhan perlu adanya kesesuaian antara program keahlian yang ada
di SMK dengan sektor-sektor yang memberi peluang dalam memasuki dunia kerja. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam hal ketenagakerjaan ini
adalah jumlah ketersediaan dan keterserapannya, sehingga terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Keberadaan SMK dengan program keahlian yang
sesuai dengan permntaan maka dapat diharapkan mengatasi ketidakterserapan tenaga kerja tamatan SMK serta masalah pengangguran yang semakin meningkat di kota
Surabaya.
2.9. Kerangka Konseptual
Ada tiga pilar pengembangan wilayah, yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam dan teknologi. Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh sebuah
daerah sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia untuk memahami, memilih dan memanfaatkan segala kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki oleh wilayahnya guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jefri Sinaga : Perencanaan Pendidikan Kejujuran Pada SMK Seni Dan Kerajinan Berbasis Pengembangan INdustri Kecil Di Kota Medan, 2009.
Industri kecil sepatu merupakan potensi yang dimiliki oleh Kota Medan di dalam menunjang perekonomiannya disamping menyerap tenaga kerja dalam jumlah
yang cukup besar. Karena hasil industri kecil sepatu merupakan salah satu produk unggulan industi kecil di Kota Medan, maka diperlukan upaya pengembangan
melalui peningkatan daya saing industri. Salah satu daya saing industri adalah produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja yang baik hanya dapat
diperoleh dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia SDM tenaga kerja. Peningkatan SDM berorientasi pasar salah satu diantaranya Industri kecil sepatu
dapat dilaksanakan melalui pendidikan kejuruan SMK. SMK Kelompok Keahlian Seni dan Kerajinan yang dikelola oleh pemerintah
di Kota Medan adalah SMK Negeri 11. Tetapi program keahlian yang dikelola selama ini masih terbatas hanya Program Keahlian Seni Musik Klasik dan Seni
Musik Non-Klasik. Dengan keterbatasan program keahlian ini, perlu dikembangkan program keahlian yang berbasis potensi daerah. Salah satu diantaranya adalan
industri kecil sepatu. Berdasarkan kualifikasi SDM tenaga kerja industri kecil sepatu, dijabarkan menjadi standar kompetensi dan kompetensi dasar, kemudian disusun
dalam struktur kurikulum sebuah program keahlian. Pengembangan program keahlian ini diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang kompeten untuk bekerja di industri
kecil sepatu bahkan membuka usaha entrepreneurship industri kecil sepatu. Hal ini akan menjamin keberlangsungan operasional dan perkembangan industri kecil sepatu
di Kota Medan.
Jefri Sinaga : Perencanaan Pendidikan Kejujuran Pada SMK Seni Dan Kerajinan Berbasis Pengembangan INdustri Kecil Di Kota Medan, 2009.
Kerangka konseptual yang dijadikan dasar dalam penelitian ini adalah :
Gambar 1. Kerangka Konseptual PERENCANAAN PENDIDIKAN
KEJURUAN SMK
PROGRAM KEAHLIAN YANG RELEVAN
PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA MEDAN PENGEMBANGAN
INDUSTRI KECIL SEPATU TENAGA KERJA :
- PENDIDIKAN
- PENGALAMAN
- USIA
- UPAH
- PELATIHAN
INDUSTRI KECIL SEPATU
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
JENIS KETERAMPILAN TENAGA KERJA
LULUSAN
BEKERJA DI INDUSTRI KECIL
SEPATU MEMBUKA INDUSTRI
KECIL SEPATU
POTENSI WILAYAH POTENSI WILAYAH
Jefri Sinaga : Perencanaan Pendidikan Kejujuran Pada SMK Seni Dan Kerajinan Berbasis Pengembangan INdustri Kecil Di Kota Medan, 2009.
2.10. Hipotesis Penelitian