Kesimpulan Kedudukan Seimbang para Pihak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya yang dikaitkan dengan permasalahan yang ada, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 Lampiran I Tentang Pelelangan untuk penyedia barangjasa ditentukan bahwa pelaksanaan pemborongan dapat dilakukan melalui Pelalangan Umum dan Pelelangan Terbatas. Pada pengadaan barangjasa di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Labuhan Deli, pelaksanaan pemborongan dilakukan melalui Pelelangan Umum dimana Pelalangan Umum adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa danatau pada papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, sehingga masyarakat luas dunia usaha berminat dapat mengikutinya. Sedangkan kontrak pengadaan barangjasa yang digunakan di Rumah Tahanan Negara Kelas II B Labuhan Deli adalah kontrak lump sum. Kontrak lump sum digunakan untuk jenis pekerjaan yang perhitungan volume jenis pekerjaanya sudah diketahui dengan pasti berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi teknisnya. Kontrak-kontrak yang dilaksanakan Rumah Tahanan Negara Kelas II B Labuhan Deli tersebut sudah memenuhi syarat-syarat sahnya suatu perjanjian. Akan tetapi pihak penyedia barangjasa Bona Hotman Situngkir : Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Dikaitkan Dengan Pengadaan Bahan Makanan Narapidana Tahanan Studi Rutan Klas II B Labuhan Deli, 2009 2. Isi ketentuan-ketentuan pasal dari Surat Perjanjian Borongan Pengadaan Bahan Makanan Keperluan NarapidanaTahanan pada Rumah Tahanan Negara Kelas II B Labuhan Deli tiga tahun belakangan ini adalah sama. Ketentuan-ketentuan yang sama dalam setiap perjanjian pengadaan barangjasa biasanya merupakan hal-hal yang pokok bagi kedua belah pihak, sedangkan untuk hal-hal yang kurang penting tidak dicantumkan, karena dianggap pihak penyedia barangjasa telah memahaminya. Ketentuan-ketentuan tersebut lebih banyak memuat tentang kewajiban dari pihak penyedia barangjasa. Ketentuan-ketentuan pokok tersebut yaitu: Tanggung jawab dan kewajiban pihak penyedia barangjasa, jaminan, cara pembayaran, denda dan sanksi, pemutusan kontrak serta penyelesaian sengketa. 3. Faktor-faktor yang sering menjadi hambatan dalam pelaksanaan Pengadaan Bahan Makanan Keperluan NarapidanaTahanan pada Rumah Tahanan Negara Kelas II B Labuhan Deli adalah: a. Wanprestasi yaitu tidak dilaksanakannya prestasi atau kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap pihak-pihak tertentu seperti yang disebut dalam kontrak yang bersangkutan. b. Force majeure yaitu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak sehingga pekerjaan yang telah ditentukan dalam perjanjian menjadi tidak Bona Hotman Situngkir : Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Dikaitkan Dengan Pengadaan Bahan Makanan Narapidana Tahanan Studi Rutan Klas II B Labuhan Deli, 2009 dapat dipenuhi, misalnya peperangan, kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemohokan, kebakaran, gangguan industri lainnya. c. Faktor-faktor lainnya, yaitu: 1. Dalam hal pengadaan bahan makanan sering terjadi kekosongan pada tiga bulan pertama awal tahun, sehingga untuk menghindari kekosongan tersebut pelaksanaan kontrak pengadaan harus dilakukan melalui mekanisme tahun jamak multi years. 2. Bahwa sumber daya manusianya SDM yang diangkat dan ditetapkan menjadi PanitiaPejabat Pengadaan tidak atau belum memahami sepenuhnya atas ketentuan Keppres Nomor 80 tahun 2003 beserta semua perubahannya. 3. Dikarenakan masih minimnya tenaga SDM yang memiliki sertifikasi kualifikasi pengadaan barangjasa, sehingga perlu dianggarkan biaya pelatihan dan ujian sertifikasi pengadaan barangjasa melalui DIPA Rumah Tahanan Negara Klas II B Labuhan Deli.

B. Saran