lingkungan Rumah Tahanan Negara Klas II B Labuhan Deli belum pernah terjadi penghentianpemutusan kontrak.
8. Serah Terima Pekerjaan
Adapun serah terima pekerjaan ini adalah
133
: 1. Setelah pekerjaan selesai 100 seratus persen sesuai dengan yang tertuang
dalam kontrak, penyedia barangjasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna barangjasa untuk penyerahan pekerjaan.
2. Pengguna barangjasa melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan, baik secara sebagian atau seluruh pekerjaan, dan menugaskan
penyedia barangjasa untuk memperbaiki danatau melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak.
3. Pengguna barangjasa menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak.
4. Penyedia barangjasa wajib melakukan pemeliharaan atas hasil pekerjaan selama masa yang ditetapkan dalam kontrak, sehingga kondisinya tetap seperti pada saat
penyerahan pekerjaandan dapat memperoleh pembayaran uang retensi dengan menyerahkan jaminan pemeliharaan.
5. Masa pemeliharaan minimal untuk pekerjaan permanen 6 enam bulan untuk pekerjaan semi permanen 3 tiga bulan dan masa pemeliharaan dapat melampaui
tahun anggaran. 6. Setelah masa pemeliharaan berakhir, pengguna barangjasa mengembalikan
jaminan pemeliharaan kepada penyedia barangjasa. Mengenai serah terima pekerjaan ini, dalam kontrak pengadaan Bahan
Makanan Keperluan NarapidanaTahanan di lingkungan Rumah Tahanan Negara Klas II B Labuhan Deli juga tidak diatur dalam salah satu pasal pada surat perjanjian
kontrak. Hal ini terjadi karena serah terima pekerjaan ini biasanya dilakukan untuk pengadaan barang dan jasa yang berhubungan dengan infrastruktur bangunan.
133
Pasal 36 Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120.
Bona Hotman Situngkir : Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Dikaitkan Dengan Pengadaan Bahan Makanan Narapidana Tahanan Studi Rutan Klas II B
Labuhan Deli, 2009
9. Sanksi
Adapun mengenai sanksi ini adalah
134
: 1.
Bila terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat dari kelalaian penyedia barangjasa, maka penyedia barangjasa yang bersangkutan dikenakan denda
keterlambatan sekurang-kurangnya 1ooo satu perseribu per hari dari nilai kontrak.
2. Bila terjadi keterlambatan pekerjaanpembayaran karena semata-mata kesalahan
atau kelalaian pengguna barangjasa, maka pengguna barangjasa membayar kerugian yang ditanggung penyedia barangjasa akibat keterlambatan dimaksud,
yang besarannya ditetapkan dalam kontrak sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
3. Konsultan perencana yang tidak cermat dan mengakibatkan kerugian pengguna
barangjasa dikenakan sanksi berupa keharusan menyusun kembali perencanaan dengan beban biaya dari konsultan yang bersangkutan, danatau tuntutan ganti
rugi.
Mengenai sanksi, dalam Surat Perjanjian Borongan Kontrak Pengadaan Bahan Makanan Keperluan NarapidanaTahanan di lingkungan Rumah Tahanan
Negara Klas II B Labuhan Deli secara terperinci diatur dalam satu pasal yang terbagi lagi dalam tiga ayat. Dalam keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat dari
kelalaian penyedia barangjasa, besarnya denda yang diberikan kepada pihak penyedia barangjasa menurut Surat Perjanjian Borongan ini adalah 1ooo satu
perseribu per hari dari nilai borongan. Hal ini mengacu pada ketentuan yang terdapat dalam Pasal 36 Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003.
134
Pasal 36 Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120.
Bona Hotman Situngkir : Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Dikaitkan Dengan Pengadaan Bahan Makanan Narapidana Tahanan Studi Rutan Klas II B
Labuhan Deli, 2009
10. Penyelesaian Perselisihan