Jenis Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa

e. Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia barangjasa dapat dilakukan dengan penunjukan langsung terhadap 1 satu penyedia barangjasa dengan cara melakukan negoisasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

B. Jenis Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa

Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa untuk keperluan pemerintah dilaksanakan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003, khusus untuk pembuatan kontrak diatur dalam Pasal 29 sampai dengan Pasal 38, namun dalam pasal-pasal yang mengatur tentang pembuatan kontrak ini hanya diatur secara garis besarnya saja, sehingga Pejabat Pembuat Komitmen akan kesulitan dalam penerapan pembuatan kontrak apalagi jenis pengadaan barangjasa begitu banyak ragamnya yang membutuhkan keterampilan dan pengetahuan tersendiri dalam pengenalan jenis barangjasa yang akan dilaksanakan pengadaannya. 119 Istilah kontrak berasal dari bahasa Latin “Contractus” yang berarti perjanjian. Sedangkan apabila dilihat dalam Buku III Bab 2 Kitab Undang-undang Hukum Perdata istilah kontrak sama dengan Perjanjian Obligatori, yaitu perjanjian yang menimbulkan kewajiban-kewajiban bagi mereka yang membuatnya. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, istilah kontrak telah diberi arti yang lebih khusus 119 Herry Kamaroesid, Tata Cara Penyusunan Kontrak Barang dan Jasa Pemerintah, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009, hlm. 1. Bona Hotman Situngkir : Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Dikaitkan Dengan Pengadaan Bahan Makanan Narapidana Tahanan Studi Rutan Klas II B Labuhan Deli, 2009 yaitu perjanjian tertulis, dengan demikian istilah kontrak selalu mengandung arti perjanjian dan tulisan. 120 Menurut pasal 1313 KUHPerdata, perjanjian diartikan sebagai suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikat dirinya pada satu orang atau lebih lainnya. Suatu perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu. Menurut Subekti bahwa perjanjian itu sebagai suatu peristiwa penting, dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. 121 Sudikno Mertokusumo memberikan pengertian bahwa perjanjian adalah sebagai suatu hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. 122 Wiryono Prodjodikoro memberi pendapat perjanjian sebagai suatu hubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak, dalam mana suatu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan sesuatu hal atau untuk tidak melakukan sesuatu hal, sedang pihak lain berhak menuntut pelaksanaan janji itu. 123 Semua pengertian perjanjian yang diuraikan sarjana diatas mengandung arti agar masing-masing pihak melaksanakan kewajibannya dan menerima haknya. Perjanjian pemborongan secara umum diatur dalam pasal 1601-1617 KUH Perdata dan peraturan-peraturan khusus yang dibuat oleh pemerintah yaitu Peraturan 120 Djoko Triyanto, Hubungan Kerja di Perusahaan Jasa Konstruksi. Bandung: Penerbit Mandar Maju, 2004, hlm. 42. 121 Subekti, Hukum Perjanjian, Jakrta: PT. Intermasa, 1987, hlm. 1. 122 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Yogyakarta: Liberty, 1988, hlm. 97. 123 Wiryono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Perjanjian, Bandung: PT. Bale Bandung, 1989, hlm. 11. Bona Hotman Situngkir : Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Dikaitkan Dengan Pengadaan Bahan Makanan Narapidana Tahanan Studi Rutan Klas II B Labuhan Deli, 2009 Presiden Nomor 95 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah. Menurut KUH Perdata perjanjian untuk melakukan pekerjaan terbagi dalam tiga macam, yaitu: a. Pekerjaan untuk melakukan jasa tertentu b. Perjanjian perburuhan c. Perjanjian pemborongan pekerjaan Menurut Subekti perjanjian pemborong dapat pula diartikan sebagai suatu perjanjian antara seorang pihak yang memborongkan pekerjaan dengan seorang lain yang memborong, pihak pertama menghendaki suatu pekerjaan yang disanggupi oleh pihak lawan, atas pembayaran harga tertentu sebagai borongan. 124 Rumusan ini tidak jauh berbeda dengan rumusan yang diberikan oleh Wirjono Prodjodikoro, yang mengatakan bahwa persetujuan pemborongan kerja adalah sebagai suatu persetujuan dalam mana pihak satu si pemborong berjanji gunak pihak yang memborongkan akan menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dengan suatu upah tertentu. 125 Adapun peraturan standar untuk perjanjian pemborong yaitu AV 1941 Algemen Voorwarde voor de uitvoering bij aanneming van openbare worken in Indonesia yaitu syarat-syarat umum untuk pelaksaan pemborongan pekerjaan umum 124 Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: PT. Citra Adiyta Bakti, 1992, hlm. 58 125 Wiryono Prodjodikoro, Hukum Perdata Tentang Perjanjian Tertentu, Bandung: Sumur Bandung, 1974, hlm. 88 Bona Hotman Situngkir : Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Dikaitkan Dengan Pengadaan Bahan Makanan Narapidana Tahanan Studi Rutan Klas II B Labuhan Deli, 2009 di Indonesia, yang ditetapkan dengan surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda tanggal 18 Mei 1941 No. 9 AV 1941 ini terdiri dari 3 tiga bagian, yaitu: 1. Bagian kesatu tentang syarat-syarat administratif 2. Bagian kedua tentang syarat-syarat bahan 3. Bagian ketiga tentang syarat-syarat teknis Cara menyertakan peraturan standar AV 1941 dalam perjanjian pemborongan sebagai perjanjian standar adalah sebagai berikut : 1. Dengan penunjukan yaitu dalam perjanjian standar dimuat ketentuan yang menunjuk pada peraturan standar. 2. Dengan menandatangani yaitu peraturan standar dirumuskan dalam perjanjian standar. Perjanjian pemborongan dapat dibuat dalam bentuk tertulis maupun lisan. Lisan cukup dengan kesepakatan para pihak. Dalam praktek, apabila perjanjian pemborong menyangkut biaya yang besar, biasanya perjanjian dibuat secara tertulis. Untuk proyek-proyek pemerintah perjanjian pemborongan dibuat secara tertulis dalam bentuk formulir-formulir tertentu. Perjanjian yang dibuat dalam bentuk formulir ini disebut perjanjian standar. Perjanjian pemborongan ini dibuat dengan perjanjian standar karena hal ini menyangkut keuangan negara yang besar jumlahnya dan untuk melindungi keselamatan umum. Berkaitan dengan penelitian ini, Pelaksanaan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dikaitkan Dengan Pengadaan Bahan Makanan NarapidanaTahanan di Rumah Bona Hotman Situngkir : Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Dikaitkan Dengan Pengadaan Bahan Makanan Narapidana Tahanan Studi Rutan Klas II B Labuhan Deli, 2009 Tahanan Negara Klas II B Labuhan Deli adalah usaha atau kegiatan pengadaan barangjasa dalam hal ini Pengadaan Bahan Makanan NarapidanaTahanan di Rumah Tahanan Negara Klas II B Labuhan Deli yang dibiayai dengan APBN yang dilaksanakan oleh penyedia barangjasa. Untuk lebih mengenal dan mengetahui bagaimana membuat kontrak atau surat perjanjian yang baik, Pejabat Pembuat Komitmen hendaklah terlebih dahulu mengetahui perihal apa saja yang harus dimuat dalam sebuah kontrak, sehingga kontrak tersebut memenuhi syarat baik dari segi hukum maupun dari aturan perundang-undangan yang berlaku. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sebuah kontrak dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Isi Kontrak